Kenali Gejala Hepatitis B, Penyakit yang Dapat Menular dengan Mudah

Tidak ada orang yang bisa menebak kapan dirinya akan terserang sebuah penyakit. Tanpa disadari, ada beragam jenis penyakit yang tengah mengancam seseorang setiap waktu dan di manapun berada. Metode penularannya pun beragam, mulai dari kontak fisik dengan penderitanya hingga melalui alat medis yang digunakan secara kurang bertanggung jawab.

Berbicara mengenai penyakit yang mudah menular, tahukah Anda tentang penyakit menular, hepatitis B? Penyakit ini tergolong sebagai penyakit yang memiliki proses penularan cukup mudah dan memiliki gejala yang sulit untuk dideteksi. Beberapa media penularan penyakit hepatitis B yakni melalui jarum suntik yang digunakan berulang kali serta hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman. 

Meski tidak mematikan dan berbahaya seperti AIDS atau penyakit lainnya yang memiliki metode penularan yang sama, belum banyak orang yang paham tentang penyakit tersebut. Oleh karenanya, pemahaman tentang hepatitis B penting untuk diberikan kepada masyarakat. Bahkan, sebelum memantapkan hubungan ke jenjang pernikahan, kedua mempelai sebaiknya sudah terlebih dulu melakukan tes hepatitis B agar tidak tertular ke pasangannya.

Mengetahui hal tersebut, mungkin akan terbesit dalam pikiran Anda mengenai penyakit seperti apa sih hepatitis B tersebut? Juga, apa bahayanya bagi penderitanya dan bagaimana cara untuk menyembuhkannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak penjelasannya berikut ini. 

Apa Itu Hepatitis B?

loader

Hepatitis B terjadi akibat adanya peradangan pada organ hati. Penyebab peradangan pada organ vital manusia tersebut adalah infeksi dari virus dengan nama yang sama, yaitu hepatitis B. Seperti yang sudah sedikit disinggung sebelumnya, virus hepatitis B dapat dengan mudah ditularkan oleh penderitanya. 

Pada dasarnya, hepatitis B bukanlah penyakit yang berbahaya bagi manusia. Bahkan, seseorang yang terjangkit penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan medis yang khusus. 

Infeksi dari virus tersebut di dalam tubuh juga sering kali terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Saat masih berada dalam kondisi ringan tersebut hepatitis B masih disebut sebagai infeksi akut saja. 

Meski begitu, penderita tidak seharusnya menganggap remeh penyakit tersebut. Selain masih mungkin menularkannya kepada orang lain, ada kalanya infeksi virus hepatitis B dapat bertahan cukup lama di dalam tubuh dan berisiko menimbulkan masalah kesehatan lain yang lebih serius. Kondisi ini disebut sebagai penyakit hepatitis B kronis.

Pada kondisi infeksi kronis, bahaya dari penyakit ini pun akan turut meningkat tajam. Pasalnya, risiko munculnya komplikasi menjadi lebih tinggi dan dapat berakibat fatal pada penderitanya, seperti kanker hati dan juga sirosis. Oleh sebab itu, pasien hepatitis B kronis harus melakukan kontrol kesehatan secara rutin dengan dokter agar mendapatkan penanganan medis yang tepat serta dapat mendeteksi dini risiko komplikasi yang terjadi.

Baca Juga: Penyakit ini Sering Menyerang Anak-Anak, Kenali Hepatitis A dari Gejala Hingga Penanganannya

Gejala Hepatitis B

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, hepatitis B termasuk sebagai penyakit yang sulit untuk dideteksi karena memang gejalanya sering kali tidak terlihat. Hal inilah yang menyebabkan tak sedikit pasien penyakit tersebut baru menyadari bahwa dirinya sudah lama terinfeksi. 

Meski begitu, ada beberapa gejala hepatitis B yang masih dapat muncul dan dicermati pasca 1 hingga 5 bulan pasien pertama kali terinfeksi virus. Gejala tersebut meliputi:

  • Sakit kepala.
  • Demam.
  • Badan lemas.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Sampai, penyakit kuning. 

Melihat dari gejala yang muncul tersebut, penyakit ini tetap sulit untuk dideteksi karena gejalanya mirip dengan banyak jenis penyakit lain yang sering dirasakan oleh masyarakat. 

Proses Penularan Hepatitis B

Virus hepatitis B hanya dapat ditularkan melalui kontak dengan darah ataupun cairan tubuh dari alat kelamin penderitanya, seperti cairan sperma serta cairan vagina. Mengetahui hal tersebut, tak sedikit kasus penularan hepatitis B terjadi akibat penggunaan jarum suntik yang dilakukan secara bergantian dan melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat pengaman. 

Hal ini juga membuktikan penggunaan alat makan secara bergantian dan kontak fisik biasa, seperti berpelukan dengan penderita tidak berisiko menjadi media penularannya. Namun, perlu dipahami jika wanita hamil yang menderita hepatitis B tetap dapat menularkan penyakit tersebut kepada bayi yang dikandungnya. Jadi, tunda dulu rencana mendapatkan keturunan saat sedang menderita penyakit ini. 

Cara Diagnosis Hepatitis B

Penderita hepatitis B pada umumnya tidak bergejala dan sulit untuk dideteksi dengan segera. Alhasil, penyakit tersebut baru bisa diketahui saat sudah terjadi komplikasi. Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk melakukan diagnosis penyakit hepatitis B? 

Biasanya, hepatitis B dapat terdeteksi saat penderitanya melakukan skrining pada penyakit tersebut. Saat terbukti ada infeksi dari virus tersebut, maka dokter akan menjalankan pemeriksaan lanjutan kepada penderitanya. Pemeriksaan lanjutan tersebut meliputi USG perut, tes darah, serta biopsi hati atau pengambilan sampel pada jaringan hati. 

Tujuan dari melakukan pemeriksaan tersebut adalah mengetahui apakah penyakit masih dalam kondisi akut atau sudah kronis. Melalui pemeriksaan tersebut pula dokter dapat mengetahui apakah peradangan pada organ hati sudah menimbulkan kerusakan dan mengganggu fungsi organ tersebut secara keseluruhan atau tidak. Dengan begitu, langkah medis yang tepat dapat segera didapatkan oleh pasien.

Baca Juga: Dear Orangtua, Ketahui Jenis-Jenis Imunisasi ini Agar Anak Sehat

Pengobatan Hepatitis B

Untuk menyembuhkannya, tidak ada cara pengobatan khusus yang harus dilakukan oleh penderita hepatitis B akut. Pada kondisi tersebut, penyakit dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan medis khusus. Pengobatan hanya dilakukan guna mengatasi gejala yang dirasakan oleh penderitanya saja. 

Namun, saat hepatitis B sudah memasuki kondisi kronis, maka penderitanya harus mendapatkan penanganan medis yang tepat. Salah satunya adalah mengonsumsi obat anti virus dengan tujuan untuk mencegah virus berkembang. Jadi, obat anti virus ini tidak secara langsung menghilangkan virus dan menyembuhkan infeksi secara tuntas pada penderitanya.

Pada proses penyembuhannya, kepatuhan pasien dengan anjuran dokter dan rutin melakukan kontrol serta pemeriksaan medis krusial untuk dilakukan. Dengan melakukan hal tersebut, penderita hepatitis B kronis dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan melakukan evaluasi terhadap metode pengobatan yang dilakukan. 

Pasalnya, infeksi virus hepatitis B dapat menimbulkan kerusakan pada organ hati. Ketika kerusakannya sudah berada pada kondisi yang cukup parah, tidak menutup kemungkinan penderita harus melakukan transplantasi hati. Karena alasan itulah mengapa kedisiplinan penderita dalam mengontrol kesehatan dengan dokter penting untuk dilakukan. 

Komplikasi yang Diakibatkan Hepatitis B

Tidak ada ancaman komplikasi pada penderita hepatitis B akut. Namun, untuk hepatitis B kronis, penderitanya memiliki risiko dari komplikasi yang cukup berbahaya, seperti:

  • Sirosis.
  • Gagal hati.
  • Kanker hati. 

Ada pula risiko komplikasi akibat infeksi dari virus ini adalah fulminant hepatitis B. Fulminant hepatitis B adalah kondisi di mana sistem imun tubuh menyerang organ hati akibat ingin menghilangkan infeksi virus hepatitis B. Gejala dari terjadinya komplikasi tersebut adalah rasa linglung serta bingung pada penderitanya. 

Walaupun jarang terjadi, fulminant hepatitis B  tergolong sebagai komplikasi yang berbahaya dan mampu mengancam nyawa penderitanya. Jadi, saat pertama kali terdeteksi, segera ikuti anjuran yang diberikan oleh dokter agar sakit Anda dapat disembuhkan dengan lebih cepat.

Cara Mencegah Penularan Hepatitis B

Pada jenis penyakit apapun, pencegahan tentu jauh lebih baik dan aman daripada mengobati. Hal tersebut juga berlaku pada hepatitis B sebagai penyakit yang memiliki potensi penularan cukup tinggi. 

  • Vaksin Hepatitis B: Cara pencegahan paling utama penularan hepatitis B bisa dilakukan dengan memberikan vaksin. Pemberian vaksin hepatitis B ini wajib dilakukan saat masih di usia anak-anak. Namun, karena tidak bertahan selamanya, pemberian vaksin ini perlu diulang kembali saat sudah beranjak dewasa. 
  • Menggunakan Pengaman Saat Berhubungan: Menjaga diri saat berhubungan seksual dengan menggunakan pengaman.
  • Tidak dengan Bebas Menyalahgunakan NAPZA

Sering Kali Dapat Sembuh Sendiri, Hepatitis B Tetap Bukan Penyakit yang Bisa Diremehkan

Fakta mengenai penyakit hepatitis B yang sering kali tidak menimbulkan gejala menjadi salah satu bahaya yang menjadikan penyakit tersebut tidak seharusnya untuk diremehkan. Memang, hepatitis B dapat sembuh sendiri tanpa memerlukan penanganan medis yang khusus. 

Namun, karena terlambat mendeteksi, penderita penyakit tersebut sudah berada pada kondisi yang kronis sehingga dapat berakibat fatal dengan segala risiko komplikasinya. Untuk itu, tetap canangkan gaya hidup yang selalu terjaga dan lakukan vaksin hepatitis B agar terhindar dari serangan penyakit ini. 

Baca Juga: Kenali 5 Jenis Virus Penyebab Kanker