Kisah Pendiri Haus! Indonesia yang Kini Menjadi Brand Minuman Kekinian Terkemuka

Dewasa ini, masyarakat tentu sudah tidak lagi merasa asing dengan bisnis bermodel waralaba. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, bisnis waralaba tidak sulit untuk dijumpai dengan suguhan produk maupun jasa yang memiliki kelebihan dan keunikannya masing-masing. 

Waralaba juga banyak dijadikan pilihan oleh para pebisnis, khususnya yang belum banyak memiliki pengalaman. Sebab, dengan menjalankan bisnis ini, pebisnis tidak perlu repot berinovasi dalam menciptakan produk, serta menghabiskan banyak waktu untuk membuat sistem usaha. 

Berbicara soal bisnis waralaba, pernahkah Anda mendengar tentang brand waralaba minuman Haus Indonesia? Sebagai brand bisnis waralaba, Haus Indonesia bisa dibilang berhasil meraup kesuksesan yang menakjubkan di pasar dalam negeri. Hal ini terbukti dengan pesatnya perkembangan bisnis tersebut hingga berhasil membuka puluhan gerai di seluruh Indonesia.

Tentunya, kesuksesan yang berhasil didapatkan oleh Haus Indonesia tersebut berasal dari kerja keras, keuletan, serta kreativitas yang dimiliki oleh para pendirinya. Nah, bagi Anda yang ingin memulai bisnis waralaba sendiri, kisah kesuksesan Haus Indonesia tentu penting untuk disimak. Berikut kisahnya.

Baca Juga: Daftar Minuman Kekinian yang Bisa Ubah Bad Mood Jadi Good Mood, Cobain Yuk!

Sejarah Kesuksesan Haus! Indonesia

loader

Sumber: haus.co.id

Nasib seseorang hanya akan bisa diubah melalui usaha yang dilakukannya. Pernyataan tersebut ternyata dibuktikan oleh salah satu pendiri Haus! Indonesia, Gufron Syarif. Jauh sebelum sukses, Gufron dulunya hanyalah seorang karyawan kantoran yang bermimpi untuk memiliki bisnis di industri kuliner.

Karena hasrat kuat yang dimilikinya itulah Gufron memberanikan diri untuk meninggalkan zona nyamannya sebagai pekerja kantoran. Namun, keputusan besar dalam hidup Gufron tersebut tidak diambil tanpa pertimbangan yang matang. Gufron memutuskan untuk resign dari pekerjaannya pasca melihat peluang dari bisnis makanan dan minuman yang menurutnya akan menguntungkan. 

Namun, di awal perjalanannya menjadi pengusaha sukses, Gufron mengalami cukup banyak masalah dan tantangan yang harus dilalui. Bahkan, Gufron mengungkapkan bahwa membuka usaha sendiri tidaklah semudah yang ia bayangkan sebelumnya dan harus puas menelan kegagalan.

Hal serupa juga dialami oleh rekan Gufron, sekaligus pendiri lainnya dari brand Haus! Indonesia, yakni Ferry. Layaknya dengan Gufron, Ferry juga merupakan pekerja profesional yang memiliki keluhan yang sama, yakni bosan menjadi seorang karyawan kantoran. 

Ferry ternyata lebih dulu memiliki pengalaman menjadi pebisnis dibandingkan dengan rekan-rekan seperjuangannya. Di tahun 2009, Ferry pernah mencoba menekuni bisnis keripik yang sedang ngetren pada masanya. 

Tidak sesuai harapan, usaha keripik milik Ferry tersebut harus berakhir dengan kegagalan. Meski begitu, melalui pengalaman bisnis pertamanya, Ferry mampu memetik banyak pelajaran berharga. Pengalaman tersebut tentu dijadikannya sebagai bekal berharga untuk menjalankan bisnisnya yang selanjutnya. 

Kemudian, harapan untuk sukses menjadi seorang pengusaha kembali kepada Ferry. Setelah lama berusaha dalam dunia bisnis, Ferry diajak oleh tiga orang temannya untuk join dalam usaha minuman. Ferry yang kebetulan merupakan seorang lulusan dari jurusan teknologi pangan, tidak perlu pikir panjang langsung mengiyakan ajakan dari teman-temannya tersebut. 

Langkah yang Membuahkan Hasil

Di masa awal kerjasama tersebut, Ferry dan para rekannya mencoba untuk membuat minuman dan merencanakan konsep produknya. Saat itu, bisnis minuman tengah gandrung dengan produk kopi, seperti Kopi Kulo. Jadi, mereka pun berusaha untuk mempelajari produk minuman seperti apa yang disukai dan tidak asing bagi masyarakat.

Berdasarkan analisis di bisnis minuman tersebut, mereka memutuskan untuk mencoba mendirikan brand minuman dengan daya tarik yang agar berbeda. Bukan hanya jenis minuman kopi, mereka juga menetapkan harga jual dari produk minumannya dengan harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan kebanyakan kompetitor.

Setelah itu, barulah mereka memikirkan nama dari brand minuman yang akan dibangunnya. Disinilah nama HAUS! terbentuk dengan latar belakang penggambaran spesifik mengenai jenis minuman. Selain itu, nama tersebut juga dianggap sederhana dan mudah untuk diingat para pelanggannya. 

Haus! Indonesia pertama kali membuka gerainya di Binus di masa menjelang Lebaran tiba. Kala pertama kali berjualan tersebut, gerai tersebut berhasil menjual hingga 150 gelas per harinya. Setelah itu, penjualannya terus meningkat dan mulai luas dikenal oleh masyarakat.

Pada awalnya, Ferry dan para rekannya tersebut merasa tidak menyangka jika bisnisnya yang memiliki market dari kalangan remaja mahasiswa, malah disukai oleh pembeli dari warga setempat. Mulai dari anak SD hingga orang tua menjadi penikmat dari minuman yang dijajakan. 

Seiring dengan perkembangan bisnisnya, Haus! Indonesia kemudian melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan ojek online. Pastinya, bentuk kerjasama tersebut berhasil membuat penjualannya kian membludak. 

Para pemilik dari Haus! Indonesia pun memutuskan untuk menjalankan bisnis waralaba. Tujuan utamanya tentu untuk melebarkan sayap bisnisnya, sekaligus berbagi kesempatan bagi mereka yang ingin menjajal dan menekuni dunia bisnis minuman kekinian. 

Model bisnis waralaba ini juga menurut Ferry cocok bagi kalangan manapun, termasuk dari generasi millennial. Nah, dari sinilah Haus! Indonesia terus berkembang hingga sukses menjadi brand minuman kekinian yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. 

Baca Juga: Cimory, Berawal dari Keinginan Membantu Peternak Sapi Hingga Jadi Perusahaan Sukses

Bukti Kesuksesan dari Brand Haus! Indonesia

Seperti pepatah mengatakan, hasil tidak akan mengkhianati usaha. Hal inilah yang juga dirasakan oleh para pendiri Haus! Indonesia yang berhasil meraih kesuksesan besar setelah banyak mengalami kegagalan mengembangkan brand tersebut. 

Terbukti setelah pertama kali mengoperasikan gerainya di kampus BInus, Haus! Indonesia berkembang dengan pesat dan terus membuka outlet baru di lokasi yang baru pula. Hingga pertengahan tahun 2019 sendiri, Haus! Indonesia telah memiliki 63 gerai yang laris manis digandrungi penikmat setianya. 

Tidak hanya itu, Haus! Indonesia juga melaporkan bahwa penjualan yang terjadi di seluruh outlet yang dimilikinya mencapai 35 ribu cup setiap harinya. Jumlah tersebut tentu sangat menakjubkan untuk dilakukan oleh sebuah brand minuman kekinian yang masih belum lama berjalan ini. 

Untuk biaya waralabanya sendiri, Haus! Indonesia pada awalnya hanya membebankan biaya investasi sejumlah 120 juta Rupiah. Namun, seiring dengan semakin berkembangnya brand tersebut dan makin banyak gerai yang dibuka, Haus! Indonesia menaikkan biaya investasinya menjadi 200 juta Rupiah. 

Peningkatan dari syarat investasi untuk bermitra di bisnis tersebut dilakukan bukan tanpa alasan. Menurut Ferry, kenaikan biaya tersebut terjadi setelah pihaknya mulai memasukkan hitungan dari nilai intangible merek. Dalam kata lain, perhitungan tersebut tidak bermaksud untuk merugikan pihak kedua atau meraup untuk lebih bagi pemilik brand Haus! Indonesia.

Dari biaya investasi tersebut, Haus! Indonesia menjanjikan balik modal atau return of investment dalam kurun waktu tidak lebih dari 1,5 tahun. Hitungan tersebut masih dilakukan secara moderat karena tak sedikit mitra yang berhasil mendapatkan modalnya kembali dalam waktu yang lebih cepat. 

Jadi, mitra dari Haus! Indonesia tidak perlu ragu investasi yang telah dikeluarkan tidak akan kembali dan memberikan keuntungan yang tidak sesuai ekspektasi. 

Bisnis Tidak Akan Gagal Jika Terus Berusaha dan Melakukan Inovasi Pada Produk

JIka melihat dari kisah perjalanan para pendiri Haus Indonesia, dapat dipahami jika bisnis yang sukses berasal dari usaha serta inovasi yang terus dilakukan. Tanpa memiliki kedua hal tersebut, sebanyak apapun modal yang dimiliki, bisnis akan sulit untuk berkembang dan membuahkan kesuksesan. 

Para pendiri dari Haus! Indonesia sendiri yakin untuk berbisnis karena memang ingin mengubah nasib dari seorang karyawan kantoran menjadi pengusaha yang andal. Ada banyak trial error dan kegagalan bisnis yang telah dirasakan sebelum akhirnya berhasil sukses. 

Untuk itu, bagi Anda yang berencana terjun ke dunia bisnis, siapkan diri agar menjadi tahan banting dan mau untuk selalu berusaha mengembangkan brand yang dirintis.

Baca Juga: Perjalanan Kokumi Menjadi Brand Minuman Kekinian dengan Omzet Miliaran