Mengintip Jejak Kesuksesan Max Verstappen, Pembalap Termuda Juara Dunia yang Prestasinya Berjilid-Jilid

Max Emilian Verstappen dikenal sebagai pembalap mobil profesional asal Belgia-Belanda. Pembalap tampan dengan tinggi badan mencapai 181 cm ini bersaing di bawah bendera Belanda dalam ajang balap Formula Satu dengan Red Bull Racing.

Verstappen sukses meraih gelar dunia keduanya setelah memenangkan Formula Satu (F1) GP Jepang di Sirkuit Suzuka pada tahun 2022. Menyamai Fernando Alonso, Max Verstappen sama-sama mengoleksi 32 kemenangan serta dua gelar dunia (2021 dan 2022).

Hingga Grand Prix Australia 2023, Max telah memperoleh 22 pole position. Ia tercatat sudah mencicipi podiumnya sebanyak 77. Hat-trick pertamanya ia dapatkan dalam Grand Prix Prancis 2021, sementara grand slam pertamanya diraih dalam Grand Prix Austria 2021.

Di tahun 2015, pembalap Gen Z ini tergabung dalam Scuderia Toro Rosso. Adapun sejak tahun 2016, ia bergabung dengan Red Bull Racing dan akan terus bersama tim itu hingga akhir 2028. Diperkirakan, Max Verstappen mempunyai kekayaan bersih sekitar 200 juta Dollar AS (Rp2,9 triliun).

Baca Juga: Ketahui Cara Menonton F1 Live Lewat Platform Streaming Resminya, Jadwal Lengkap F1 2023 dan Fakta Menarik F1

Beli Voucher Streaming dengan Mudah Hanya di Cermati!

Beli Voucher Streaming di Sini!  

Berasal dari Keluarga Pembalap

loader

Max Verstappen Mengendarai RB16B

Lahir di Hasselt, Belgia, pada 30 September 1997, Max kini berusia 25 tahun. Ia adalah putra dari pasangan orang tua Jos Verstappen dan Sophie Kumpen yang sudah tak asing lagi dalam olahraga bermotor. 

Seperti diketahui sang ayah pun dulunya berprofesi sebagai pembalap F1. Sedangkan ibunya pun tak kalah saing. Sophie Kumpen kerap berkompetisi di karting. 

Tak ketinggalan, Max mempunyai seorang paman bernama Anthony Kumpen. Ia adalah pembalap NASCAR Whelen Euro Series yang kerap berlomba di balap ketahanan.

Adapun Max mempunyai saudara kandung bernama Victoria Jane Verstappen dan beberapa saudara tiri dari sang ayah. Sementara sejak tahun 2021, Max diketahui mempunyai partner hidup bernama Kelly Piquet.

Semuanya Bermula dari Karting di Umur Empat Tahun

Mengikuti jejak ibunya, Max mulai karting sejak berusia empat tahun. Dia mengikuti kejuaraan Mini SMP provinsi asalnya di Limburg, Belgia. Memasuki tahun 2006, Max naik ke kelas Rotax Max Minimax dan menang dalam kejuaraan Belgia tersebut.

Beranjak ke tahun 2007, Max memenangkan Minimax, sebuah kejuaraan di Negeri Kincir Angin, Belanda. Ia membalap di mobil kart CRG yang didaftarkan oleh sang ayah. Akhirnya, Max pun berhasil menang dan tak hanya meraih kejuaraan Minimax Belanda dan Belgia. Ia bahkan menang dalam kejuaraan Cadet Belgia.

Beralih ke tahun 2009, Max memilih bergabung dengan Tim Pex Racing, tim customer CRG. Di tahun itu, ia sukses meraih kemenangan dalam kejuaraan Flemish Minimax dan KF5 Belgia. Sejak itu, ia terus menorehkan prestasi dengan kemenangan demi kemenangan yang diraihnya taraf nasional dan internasional.

Memilih Balapan di Bawah Lisensi Balap Belanda

Ibu kandung Max memang berasal dari Belgia. Dan walaupun dirinya terlahir di Hasselt dan tinggal di Bree, namun ia memutuskan untuk membalap di bawah naungan lisensi balap Belanda. Hal ini dikarenakan pria berbobot 72 kg itu “merasa lebih Belanda”. 

Diketahui, Max kerap menghabiskan lebih banyak waktu bersama sang ayah yang orang Belanda, ketimbang dengan ibunya yang berkewarganegaraan Belgia. Selain itu, Max juga hampir selalu dikelilingi oleh orang Belanda sewaktu tumbuh dewasa di Maaesik. Maaseik ialah sebuah kota negara Belgia yang terletak di perbatasan Belanda.

Menekuni Karier Balapan dengan Gemilang

Sebelum menjajal F1, Max terlebih dulu berkompetisi di Kejuaraan Formula Tiga Eropa FIA untuk Van Amersfoort Racing pada tahun 2014. Max menyelesaikan musim pertamanya di posisi ketiga, dengan runner-up Tom Blomqvist dan juara pertama Esteban Ocon.

Max Verstappen kemudian memulai balapan bersama tim Toro Rosso pada tahun 2014-2016. Namun namanya semakin naik daun setelah pindah tim dan menjadi bagian dari Red Bull Racing-Honda RBPT.

Lomba pertama yang diikuti Max ialah Grand Prix Australia 2015. Sementara itu, kemenangan pertamanya diperoleh dalam Grand Prix Spanyol 2016. Lomba terakhir yang diikutinya ialah Grand Prix Australia 2023, sedangkan kemenangan terakhirnya terjadi pada Grand Prix Bahrain 2023.

Sejauh ini, jumlah lomba yang telah dijajal Max mencapai 166 start. Ia telah menang sebanyak 37 kali, mencicipi podium 80 kali dengan total poin 2080.5. Adapun posisi pole yang dicetaknya ialah 22 dengan 22 lap tercepat. 

Kemudian pada tahun 2021 dan 2022, ia sukses mencetak prestasi besar dalam sejarah dan memenangkan Juara Dunia. Pada Klasemen 2022 ia menjadi juara dan mengantongi 454 poin.

Jadi Pembalap Termuda Berprestasi Tinggi di Kejuaraan Dunia

Seumur hidupnya, Max Verstappen mendedikasikan diri dalam dunia olahraga balap. Namun hal itu juga yang membuatnya tercatat sebagai pembalap paling muda berprestasi yang mengikuti Kejuaraan Dunia.

Max menggantikan Jean-Eric Vergne sewaktu sesi latihan pertama Grand Prix Jepang 2014. Ia mengatakan Vergne sebagai bagian dari persiapannya untuk menjadi pembalap full time di Toro Rosso pada musim 2015. 

Sewaktu dirinya berusia 17 tahun lebih tiga hari, Max Verstappen menjadi pembalap termuda sepanjang sejarah yang ikut berpartisipasi dalam akhir pekan balapan Formula Satu. Kemudian di bulan Agustus 2014, Max menguji mobil Formula Renault 3.5

Ia juga mulai bergabung dengan Red Bull Junior Team. Selain itu, ia juga mempertimbangkan Mercedes yang menawarkannya untuk ikut bergabung dalam program pengembangan driver mereka. 

Menjadi Calon Juara Dunia Sejak Menginjak Sweet Seventeen

Akhirnya, Max Verstappen menjadi pembalap paling muda yang memulai balapan Kejuaraan Dunia di Grand Prix Australia. Saat itu, umurnya baru menginjak 17 tahun 166 hari. 

Max Verstappen menggeser Jaime Alguersuari yang sebelum memegang rekor pembalap termuda selama dua tahun lamanya. Dalam lomba balap itu, Max Verstappen berada di posisi poin hingga terpaksa keluar karena gagal mesin. 

Tapi di sesi kualifikasi balapan selanjutnya di Malaysia, ia meraih posisi ke-6, selesai balapan di posisi ke-7, dan mencetak poin Formula Satu di usia 17 tahun 180 hari. Ia pun berjaya memecahkan rekor pembalap termuda yang mencetak poin Kejuaraan Dunia. 

Setelahnya, Max Verstappen tak berhasil menyelesaikan dengan poin di China. Hal itu terjadi lantaran ada kegagalan mesin saat lap terakhir. Sementara di Bahrain, akibat masalah listrik pada mobilnya. Adapun di Spanyol, Max menyelesaikan balapan di posisi ke-11. 

Raih Prestasi dan Penghargaan Berjilid-Jilid

Max Verstappen mencapai finis terbaiknya dengan berada di posisi ke-4 di Hungaria serta Grand Prix Amerika Serikat. Di akhir musim, ia mendapatkan tiga penghargaan pada FIA Prize Giving Ceremony.

Ketiga penghargaan bergengsi itu terdiri dari Personality of the Year, Rookie of the Year dan juga Action of the Year. Piala Action of the Year sukses ia peroleh lantaran sudah menyalip Felipe Nasr di tikungan Blanchimont dalam Grand Prix Belgia.

Selengkapnya, ia menerima FIA Action of the Year di tahun 2014-2016 dan 2019. Ia juga menerima FIA Personality of the Year 2015-2017 dan FIA Rookie of the Year 2015. Kemudian, Max juga memperoleh NOC*NSF Young Talent Award 2014, Trofi Lorenzo Bandini 2016 serta Dutch Sportsman of the Year di tahun 2016 dan 2021.

Selain itu, Max dianugerahi penghargaan Autosport International Racing Driver of the Year 2021 dan Laureus World Sports Award for Sportsman of the Year 2022, serta masih banyak lagi. Sementara itu, Christian Horner, kepala tim Red Bull kerap memuji performa Max.

Terlepas dari Horner yang juga memarahi Max setiap ia membuat kesalahan dan disebut “terlalu tidak sabar”, kepala tim itu memuji bakat Verstappen yang luar biasa. Menurut Christian Horner, penampilan Max saat balapan selalu mengesankan.

Seperti diketahui, gaya mengemudi Max Verstappen memang terkenal agresif dalam mengganyang lawan. Agar dapat sampai di garis finis secepatnya, Max lebih sering menggunakan strategi two stop (dua kali pit) ketimbang taktik three-stop.

Pembalap #1 dalam Daftar Forbes untuk Gaji Paling Tinggi

Di usianya yang terbilang masih muda, Max Verstappen sudah menjadi pembalap profesional kaya raya. Max Verstappen kekayaan kurang lebih 200 juta Dollar AS (Rp2,9 triliun).

Kontrak endorsement dengan berbagai pihak membuatnya mengantongi pundi uang senilai puluhan juta Dollar AS. Belum lagi gaji dengan nilai besar yang sukses diperolehnya. 

Laporan terbaru Forbes menyebutkan, nama Max Verstappen merajai puncak list pembalap F1 yang gajinya paling tinggi. Max Verstappen mengantongi total bayaran sebesar 60 juta Dollar AS (Rp883 miliar). 

Jumlah tersebut mengalahkan Lewis Hamilton, pembalap asal Inggris yang kerap menjadi pesaing utamanya. Hamilton berada di peringkat kedua dengan gaji 55 juta Dollar AS (Rp810 miliar). 

Max lagi-lagi sukses menyalip Lewis dalam soal ranking finansial di daftar bergengsi tersebut. Sebelumnya, nama Lewis Hamilton telah menjadi pembalap berpenghasilan tertinggi dalam peringkat atlet Forbes setiap tahun sejak 2013, turun ke urutan kedua dengan perkiraan 55 juta Dollar AS.

Kalahkan Lewis Hamilton dan Jadi Juara Dunia F1

Pada tahun 2021, Max Verstappen dengan car number 33 dan berganti jadi 1 sejak 2021 ini berhasil mengalahkan Lewis Hamilton. Max mengalahkan saingannya dan sukses meraih juara dunia. 

Di sepanjang musim 2021, Verstappen dengan timnya, Red Bull, terus bersinar dan menjadi sorotan publik. Yang menarik, Max dan Lewis Hamilton kerap berdebat dan bersaing sengit di trek. Sehingga tak ayal, mereka pun jadi sorotan dan menimbulkan kontroversi. 

Max unggul memimpin dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia pembalap lantaran jumlah kemenangannya lebih besar. Dalam gelar Juara Dunia di Grand Prix F1 Abu Dhabi 2021, Max Verstappen menyalip Lewis Hamilton di putaran terakhir perlombaan. Ia pun sukses menjadi pemenang.

Baca Juga: 7 Profil Pengusaha Muda dan Sukses di Indonesia