Penting Dipahami Investor, Ini Pengertian Unlevered Beta, Contoh, dan Rumus Perhitungannya

Di dalam dunia investasi, risiko dan keuntungan merupakan 2 hal yang sama sekali tidak bisa dipisahkan. Jika investor ingin mendulang peluang keuntungan yang tinggi, ia juga harus bisa bersiap menanggung risiko kerugian yang tak kalah besarnya. Oleh karena itu, ketika berinvestasi, investor perlu mengevaluasi terlebih dulu bagaimana tingkat risiko dari sebuah instrumen investasi, khususnya saham, sebelum memilihnya agar mampu mengoptimalkan kinerja investasinya. 

Salah satu contoh hal yang penting untuk dipahami oleh investor terkait hal ini adalah unlevered beta. Secara umum, maksud dari istilah unlevered beta adalah menilai risiko pasar dari sebuah perusahaan tanpa efek atau dampak dari utang yang dimilikinya. Hal ini berguna agar investor mampu memahami dengan lebih jelas kontribusi ekuitas milik perusahaan atas profil risiko yang dimilikinya. 

Dalam memahami unlevered beta, investor juga harus mempelajari tentang levered beta, serta perhitungan antara utang dengan risiko. Nah, untuk penjelasan tentang apa itu unlevered beta dan segala hal penting seputarnya, simak ulasan yang telah Cermati rangkum berikut ini. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Selengkapnya tentang Unlevered Beta

loader

Agar lebih mudah memahami tentang apa itu unlevered beta, kamu harus lebih dulu mengetahui istilah beta. Pada dunia investasi, beta adalah istilah yang mengacu pada ukuran atau skala risiko pasar. Dalam konteks tersebut, unlevered beta menilai tentang risiko pasar sebuah perusahaan tanpa memasukkan dampak utang. 

Dengan melepas atau unlevering beta, efek finansial pada leverage bisa dihilangkan dan mengisolasi risiko gagal bayar terhadap aset perusahaan. Dalam kata lain, hal tersebut mampu menunjukkan tentang kemampuan ekuitas perusahaan untuk berkontribusi atas profil risikonya.  

Di sisi lain, beta juga bisa dipahami sebagai kemiringan koefisien pada saham yang mengalami penurunan atas indeks pasar acuannya, sebagai contoh, indeks S&P 500. Penentu utama dari beta ialah leverage yang menilai tingkat utang dari sebuah perusahaan atas ekuitasnya. 

Pada konteks leveraged beta, istilah ini mengukur tingkat risiko perusahaan terhadap ekuitas dan utang terkait struktur modal pada volatilitas pasar. Nah, jenis lainnya dari beta ini adalah unlevered beta. Pada dasarnya, membandingkan unlevered beta atau beta tak bertingkat dari sebuah perusahaan mampu membantu investor mengetahui kejelasan terkait komposisi risiko yang diasumsikannya ketika membeli saham. 

Sebagai contoh, tingkat utang yang dimiliki sebuah perusahaan mampu mempengaruhi kinerjanya dan membuat lebih rentan terhadap perubahan pada harga sahamnya. Perlu dipahami jika perusahaan yang tengah dianalisis mempunyai utang pada laporan keuangannya. Pada unlevered beta utang tersebut dianggap tidak ada dan menghilangkannya dari perhitungan. 

Karena setiap perusahaan memiliki struktur modal dan tingkat utang yang berbeda, analis akan melakukan perhitungan unlevered beta ini untuk membandingkannya antara satu sama lain, atau dengan kondisi pasar secara lebih efektif. Dengan cara ini, hanya sensitivitas dari aset perusahaan alias ekuitas terhadap pasar saja yang akan dipertimbangkan oleh analis atau investor. 

Untuk menghilangkan beta, informasi levered beta dari sebuah perusahaan harus diketahui sebagai data tambahan terhadap rasio utang dan ekuitas perusahaan atau tingkat bunga korporatnya. 

Beta dan Risiko Sistematis 

Systematic risk atau risiko sistematis adalah risiko yang diakibatkan oleh faktor di luar kontrol perusahaan dan tidak bisa dihilangkan begitu saja. Contoh dari risiko sistematis ini adalah bencana alam, inflasi, risiko perang, dan pemilihan umum politis. Nah, beta umumnya digunakan untuk mengetahui tingkatan dari risiko sistematis ini, termasuk volatilitas dari saham atau portofolio investasi.

Beta merupakan ukuran statistik yang membandingkan antara volatilitas dari harga saham dengan volatilitas dari pasar berskala lebih luas. Apabila volatilitas saham tersebut sesuai yang diukur oleh beta lebih tinggi, artinya saham yang bersangkutan memiliki risiko yang tergolong besar pula. Sebaliknya, jika volatilitas saham lebih rendah, saham tersebut bisa dibilang lebih tidak berisiko. 

Beta dengan nilai 1 sama dengan risiko dari pasar dalam konteks lebih luas. Artinya, perusahaan dengan nilai beta setara 1 mempunyai risiko sistematis sama atau setara dengan konteks pasar yang lebih luas.

Sedangkan jika nilai beta setara 2, artinya volatilitas perusahaan 2 kali lipat lebih besar dari kondisi pasar secara umum. Namun, apabila nilai beta kurang dari 1, hal tersebut berarti volatilitas perusahaan yang bersangkutan dianggap lebih rendah dan menunjukkan risiko yang lebih kecil dibandingkan saham di pasar yang lebih luas. 

Baca Juga: Yuk Kenali Apa Itu Risiko Investasi dan Jenis-Jenisnya

Penerapan Unlevered Beta

Sebagai contoh, perusahaan akan meningkatkan utangnya dan membuat rasio utang atas ekuitas menjadi lebih tinggi. Hal tersebut akan menimbulkan persentase penggunaan pendapatan untuk melunasi utang perusahaan menjadi lebih tinggi. 

Hal tersebut biasanya meningkatkan keraguan investor terkait aliran pemasukan perusahaan yang bersangkutan di waktu mendatang. Dampaknya, saham perusahaan akan dianggap memiliki risiko lebih tinggi, tapi risiko tersebut bukan dikarenakan oleh risiko pasar. 

Karenanya, penerapan unlevered beta ini perlu dilakukan agar investor mampu mengetahui potensi sebuah perusahaan tanpa melihat komponen utang yang tinggi tersebut. Dengan begitu, pertimbangan risiko perusahaan dari aspek pasar bisa dilakukan dengan penilaian yang lebih akurat.

Cara Menghitung Unlevered Beta

loader

Untuk mengetahui nilai unlevered beta, analis harus lebih dulu mengetahui levered beta di luar rasio utang dan ekuitas perusahaan serta tarif pajaknya. Rumus dari unlevered beta sendiri adalah sebagai berikut.

BU = BL / (1+((1-tingkat bunga) x D/E))

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh perhitungan unlevered beta sebuah perusahaan. 

Katakanlah kamu ingin mengetahui nilai unlevered beta atau Bu dari perusahaan A dengan informasi sebagai berikut.

  • Beta atau BL = 0,73
  • Rasio utang dan ekuitas atau D/E = 2.2
  • Tingkat bunga = 35 persen

Sehingga, rumus perhitungannya adalah menjadi sebagai berikut.

BU = 0,73 / (1+((1-35%) x 2,2))

BU = 0.30

Nilai dari unlevered beta nyaris pasti setara atau lebih rendah dibanding levered beta karena utang sering kali bernilai 0 atau positif. Hanya dalam kasus yang langka saja komponen utang sebuah perusahaan bernilai negatif, dan hal tersebut terjadi saat mereka menyimpan uang dalam jumlah besar. Dalam kasus tersebut, unlevered beta berpotensi memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding levered beta.

Jika nilai dari unlevered beta positif, investor cenderung menanamkan modalnya pada saham perusahaan ketika nilainya diyakini akan meningkat. Sementara unlevered beta dengan nilai negatif akan memicu investor untuk membeli saham perusahaan saat nilainya diyakini akan melemah. 

Kenapa Investor Perlu Mengetahui Unlevered Beta?

Perhitungan unlevered beta menghilangkan segala efek menguntungkan atau merugikan yang didapatkan dari menambahkan utang pada struktur modal perusahaan. Membandingkan nilai unlevered beta perusahaan mampu memberi investor kejelasan terkait komposisi atas risiko yang diasumsikan ketika membeli sahamnya. 

Karena setiap perusahaan memiliki struktur modal dan tingkat utang yang berbeda, investor bisa mengalkulasi unlevered beta untuk membandingkannya secara lebih efektif. Dengan begitu, hanya sensitivitas ekuitas dengan pasar saja yang akan diperhatikan dan dipertimbangkan. 

Baca Juga: 4 Risiko dalam Investasi Obligasi dan Tips Mengatasinya

Tentang Apa Itu Beta dan Levered Beta

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beta adalah ukuran dari risiko pasar. Komponen ini merupakan ukuran dari volatilitas dan risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio dibanding dengan kondisi pasar secara keseluruhan. 

Dalam istilah statistik, beta adalah landaian koefisien dari suatu sekuritas atau saham yang melemah dibanding indeks pasar acuan. Setiap poin data tersebut menggambarkan imbal hasil saham individual dengan pasar secara keseluruhan. Jadi, beta secara efektif menjelaskan tentang aktivitas dari imbal hasil sekuritas sesuai dengan responnya terhadap fluktuasi pasar. 

Sementara untuk levered beta adalah pengukuran risiko perusahaan atas utang dan ekuitas pada struktur modalnya dengan tingkat volatilitas pasar. Faktor penentu dari beta adalah leverage, yang mengukur tingkat utang perusahaan dengan ekuitasnya. Jadi, levered beta dari sekuritas yang ditransaksikan secara publik mampu mengetahui sensitivitasnya dan kecenderungan untuk memiliki kinerja yang berkaitan dengan kondisi pasar secara umum. 

Levered beta yang memiliki angka di atas 1 atau kurang dari negatif 1 mengindikasikan volatilitas yang lebih besar dibanding pasar. Sebaliknya, jika nilai levered beta berada di antara negatif 1 dan positif 1, artinya tingkat volatilitas lebih rendah dibanding pasar.

Pentingnya Mengetahui Unlevered Beta agar Investor Tahu Risiko Pasar Suatu Saham

Unlevered beta adalah perhitungan yang menghilangkan efek keuntungan atau kerugian yang didapatkan dari komponen utang pada struktur modal sebuah perusahaan. Dengan mengetahui informasi tersebut, investor bisa memastikan komposisi risiko ketika membeli saham. Karenanya, penting bagi investor untuk mengetahui unlevered beta ini sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya pada sebuah saham.

Baca Juga:  Mengenal Profil Risiko Investasi dan Tipe-Tipe Investor Berdasarkan Kepribadian