Amoxicillin, Obat Jenis Antibiotik untuk Mengatasi Berbagai Penyakit Akibat Infeksi Bakteri

Infeksi bakteri sudah lama diketahui sebagai salah satu pemicu munculnya penyakit di dalam tubuh manusia. Jenis penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri juga cukup beragam dan memiliki tingkat keseriusan berbeda-beda. Yang pasti, saat muncul penyakit akibat infeksi bakteri, penderitanya harus segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan bakteri untuk menginfeksi tubuh. Beberapa yang paling sering adalah dari makanan yang dikonsumsi kurang terjaga kebersihannya, maupun dari luka pada kulit. Alhasil, bakteri bisa masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi tubuh yang berakhir dengan munculnya penyakit. 

Tidak sulit namun harus dilakukan dengan tepat, penyakit yang muncul akibat infeksi bakteri dapat disembuhkan dengan memberikan obat antibiotik. Jenis dari obat antibiotik yang dijual di pasaran juga cukup beragam. Salah satu yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dan dianjurkan oleh dokter adalah obat antibiotik dengan nama amoxicillin.  

Amoxicillin atau amoksisilin adalah obat yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri dalam tubuh penyebab infeksi pada paru-paru, kulit, saluran kemih, dan juga bagian telinga, tenggorokan, serta hidung. Namun, meski dapat menyembuhkan penyakit akibat infeksi bakteri, amoxicillin tidak boleh digunakan secara sembarangan.

Pasalnya, penggunaan amoxicillin pada sembarang orang dengan kondisi kesehatan yang rentan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain yang lebih serius. Untuk itu, sebelum menggunakannya, simak deskripsi obat tersebut berikut ini beserta hal yang harus diperhatikan. 

Baca Juga: Rekomendasi Obat Batuk Pabrikan dan Alami, Ampuh Atasi Batuk Berdahak dan Batuk Kering

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Asuransi Kesehatan Terbaik!  

Deskripsi Obat Amoxicillin

loader

Amoxicillin

Amoxicillin merupakan obat dari golongan antibiotik penisilin, yaitu jenis antibiotik yang mampu mengatasi infeksi virus dalam tubuh. Cara kerja dari obat jenis ini adalah dengan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi dalam tubuh dan menghentikan pertumbuhannya. Amoxicillin mampu mengobati beragam jenis penyakit akibat infeksi bakteri yang menyerang tubuh, seperti pada paru-paru, kulit, organ kelamin, Helicobacter Pylori, saluran kemih, tenggorokan, hidung, dan juga telinga.

Masuk dalam kategori obat resep, penggunaan amoxicillin harus selalu disertai dengan resep yang diberikan oleh dokter. Resep dokter juga perlu diperlihatkan kepada apoteker saat pengguna obat ini hendak membelinya di apotek. Jadi, meski bebas dijual di toko obat, proses pembeliannya memerlukan resep dari dokter.

Kendatipun demikian, amoxicillin dapat dikonsumsi oleh pasien di usia dewasa maupun anak-anak. Namun, kondisi pasien harus diperiksa terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat tersebut. 

Sebagai contoh, pada ibu hamil, amoxicillin sebenarnya aman untuk dikonsumsi. Namun, kandungan obat tersebut dapat terserap oleh ASI dan ikut dikonsumsi oleh bayi. Oleh karena itu, penggunaan amoxicillin pada ibu hamil sebaiknya tidak dilakukan atau meminta anjuran dokter mengenai efek samping mengonsumsi obat tersebut selama masa menyusui. 

Amoxicillin juga tersedia dalam berbagai bentuk obat, seperti bentuk tablet, sirup cair atau kering, kapsul, dan juga suntik. Pastinya, setiap bentuk tersebut memiliki cara penggunaan dan dosis yang berbeda-beda. Jadi, selalu minta resep dokter sebelum mengonsumsi amoxicillin dalam bentuk apapun. 

Hal yang Harus Diperhatikan

Sama halnya dengan obat jenis lainnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi amoxicillin. Peringatan sebelum menggunakan amoxicillin tersebut harus dipahami betul oleh pemakainya agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lain yang bisa jadi lebih membahayakan.

  1. Perlu Perhatian Khusus Bagi Penderita Penyakit Tertentu

    Yang pertama, penggunaan amoxicillin pada penderita asma, penyakit ginjal, hati, mononucleosis, maupun rhinitis alergi harus dilakukan dengan hati-hati. Bila perlu, lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter apakah penggunaan obat tersebut aman untuk penderita penyakit tersebut.

  2. Ceritakan Riwayat Penyakit

    Selanjutnya, saat meminta resep dokter, pastikan untuk memberitahukan riwayat penyakit diare akibat mengonsumsi obat antibiotik. Informasikan pula pada dokter jika pengguna memiliki rencana melakukan vaksinasi di waktu yang akan datang. Pasalnya, obat tersebut bisa menghambat manfaat dari vaksin, khususnya pada vaksin tifoid. 

  3. Jarak Waktu Bagi yang Ingin Melakukan Operasi

    Hal yang juga perlu dilakukan saat pasien akan melakukan operasi. Untuk pasien yang akan melakukan operasi, penggunaan amoxicillin setidaknya harus dihentikan terlebih dahulu paling tidak 2 minggu sebelumnya. Dengan begitu, obat medis yang digunakan pada kegiatan operasi dapat bekerja dengan semesetinya. 

  4. Konsultasikan Jika Muncul Alergi

    Terakhir, saat menggunakan amoxicillin dengan dosis yang berlebihan, atau penggunaannya menimbulkan reaksi alergi obat, maka segera lakukan pemeriksaan dengan dokter. Hal tersebut perlu dilakukan agar dokter bisa segera mengetahui apakah reaksi overdosis atau alergi obat tersebut membahayakan kesehatan pasien atau tidak. Jika ya, maka dokter bisa melakukan penanganan medis lebih lanjut untuk mengatasi efek samping dari amoxicillin. 

Dosis Amoxicillin

Sebagai obat resep, penggunaan amoxicillin harus selalu berdasarkan dosis dan juga aturan pakai yang dianjurkan oleh dokter. Sebab, tergantung dari jenis serta keparahan infeksi bakteri, dosis amoxicillin tentu berbeda untuk setiap pasiennya.

Namun, dalam kondisi normal, amoksisilin dapat dikonsumsi pada dosis 250 sampai 500 mg pada orang dewasa 3 kali dalam sehari. Amoksisilin juga bisa dikonsumsi pada dosis 500 sampai 875 mg untuk 2 kali pemakaian dalam sehari.

Sedangkan pada anak-anak, dosis pemberian amoxicillin disesuaikan dengan berat tubuh serta jenis infeksinya. Jadi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter agar mengetahui dosis pemakaian amoxicillin yang aman untuk penderita penyakit akibat infeksi bakteri. 

Baca Juga: Sedia Obat Setiap Waktu, Ketahui Lokasi Apotek Terdekat

Cara Tepat Pemakaian Amoxicillin

Pemakaian amoxicillin sebaiknya selalu berada di bawah pengawasan dokter. Pengguna obat tersebut harus selalu mengikuti aturan pakai yang tercantum pada kemasannya saat akan mengonsumsi obat tersebut. 

  1. Tablet

    Untuk yang jenis tablet, amoksisilin disarankan untuk dikonsumsi setelah makan agar menghindari sakit maag muncul menggunakan segelas penuh air putih. Usahakan pula untuk tidak menghancurkan, mengunyah, atau membelah amoksisilin bentuk kapsul atau tablet agar tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. 

    Beri jeda waktu cukup lama antara penggunaan satu dosis amoxicillin dengan yang selanjutnya. Bila perlu, selalu konsumsi amoxicillin dalam rentang waktu yang sama setiap hari agar tubuh dapat mencerna obat tersebut dengan lebih maksimal. 

  2. Sirup

    Untuk bentuk sirup, kocok botol obat tersebut terlebih dahulu saat akan menggunakannya. Pastikan untuk selalu mengikuti dosis dan menggunakan sendok takar yang telah disediakan dalam kemasan amoxicillin. 

Terakhir, saat sudah lama mengonsumsi amoxicillin, jangan menghentikan penggunaannya secara mendadak tanpa mendapat anjuran dari dokter. Pasalnya, penghentian pemakaian antibiotik sebelum waktunya dapat menimbulkan infeksi kambuh dan membuat bakteri menjadi lebih kebal terhadap obat jenis tersebut. Jadi, selalu lakukan anjuran dokter saat menggunakan amoxicillin dan tidak membuat keputusan sepihak tanpa adanya alasan yang jelas. 

Interaksi yang Mungkin Terjadi Saat Amoxicillin Dikonsumsi Bersamaan dengan Obat Lain

Amoxicillin dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan saat digunakan bersama obat pengencer darah. Interaksi lainnya adalah membuat penggunanya lebih berisiko terkena alergi saat digunakan bersamaan dengan allopurinol. Selain itu, penggunaan amoxicillin dengan probenecid dalam waktu yang sama juga meningkatkan efek samping yang dimiliki oleh obat tersebut. 

Manfaat dari amoxicillin akan menjadi lebih tidak efektif saat tercampur dengan chloramphenicol, sulfonamide, tetracycline HCI, dan makrolid. Terakhir, pada pengguna pil KB, efektivitasnya akan menurun saat mengonsumsi amoxicillin. Jadi, perhatikan interaksi amoxicillin dengan obat lain tersebut sebelum memutuskan untuk menggunakan obat antibiotik tersebut.

Efek Samping Amoxicillin

Penggunaan amoxicillin dapat menimbulkan efek samping ringan dan juga serius. Untuk efek samping ringan dari penggunaan amoxicillin, meliputi:

  • Rasa mual dan ingin muntah.
  • Sakit kepala atau pusing.
  • Muncul ruam di kulit.
  • Diare. 

Sedangkan untuk efek samping yang lebih serius dan perlu mendapatkan penanganan medis dengan segera adalah rasa nyeri pada sendi dan otot pasca dua hari penggunaan amoxicillin. Saat diare akibat penggunaan amoxicillin tidak kunjung sembuh setelah 4 hari, pengguna juga harus segera memeriksakan diri ke dokter. 

Selain itu, pemeriksaan medis juga perlu dilakukan saat pasien mengalami gejala masalah fungsi hati, misal kram perut, urin menjadi gelap, kulit dan mata berwarna kuning. Efek samping serius yang terakhir dari penggunaan amoxicillin adalah tubuh menjadi mudah memar dan mengalami pendarahan di area hidung, mulut, ataupun vagina. Jadi, saat mengalami efek samping serius tersebut, usahakan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang diperlukan. 

Gunakan Obat Hanya untuk Keadaan Mendesak dan Sesuai Aturan Pakainya

Semua jenis obat pada dasarnya aman untuk dikonsumsi asal sesuai dengan fungsi dan aturan pakainya. Hal tersebut juga berlaku pada penggunaan amoxicillin ini. Jadi, agar pemakaian obat antibiotik ini tidak membahayakan penggunanya, pastikan untuk mengonsumsinya sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter.

Baca Juga:  15 Makanan Penambah Darah yang Baik untuk Tubuh