6 Alasan Mengapa Pengajuan Kartu Kredit Online Ditolak

Mudahnya transaksi disertai limit yang bervariasi membuat kartu kredit semakin diminati oleh kalangan masyarakat, khususnya anak muda. Tak heran kalau permintaan kartu kredit terus bertambah seiring berjalannya waktu. Sayangnya, tidak semua orang bisa mempunyai kartu kredit.

Ada banyak kasus dimana pengajuan kartu kredit ditolak oleh bank penerbit. Dan untuk mengajukan aplikasi yang baru, pengguna harus menunggu selama tiga bulan lamanya agar permintaan bisa kembali diproses.

Di balik penolakan tersebut, tentu ada berbagai alasan yang melatarbelakangi terjadinya hal ini.  Apa saja kira-kira? Yuk, simak dalam poin-poin berikut ini.

1. Tidak sesuainya data saat pengisian form aplikasi kartu kredit

Data yang dicantumkan saat mengisi formulir aplikasi sangat berpengaruh pada approval kartu kredit. Seperti nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, nomor KTP, NPWP, slip gaji, dan riwayat rekening dalam tiga bulan terakhir. Jika salah satu dari data ini tidak sesuai atau salah sedikit saja, maka aplikasi kartu kredit bisa langsung ditolak. 

Apalagi saat ini, kartu kredit sudah menjadi salah satu kebutuhan. Bisa saja pengguna memalsukan data pribadi demi memuluskan proses pengajuan kartu kredit. Hal seperti inilah yang berusaha diminimalisir oleh bank.

Isilah formulir pengajuan kartu kredit dengan benar dan periksa lagi sebelum Anda menyerahkan formulir serta dokumennya kepada pihak bank. Setidaknya dengan cara ini, ada secercah harapan agar pengajuan diterima.

2. Kondisi finansial tidak sesuai dengan kriteria bank

Pengajuan kartu kredit diterima apabila penghasilan Anda lebih besar daripada limit kartu kredit itu sendiri. Untuk limit Rp3 juta, maka penghasilan per bulan harus lebih atau sama dengan Rp3 juta. Jika kurang, pengajuan otomatis ditolak karena ini berpotensi menyebabkan kredit macet.

Di sisi lain, status pekerjaan Anda juga perlu diperhatikan. Untuk pekerja lepas atau freelancer, peluang aplikasi diterima sangatlah kecil karena penghasilan per bulan yang tidak menetap. Sedangkan pekerja tetap, ada kemungkinan diterima apabila gajinya melebihi standar dari bank.

Bank akan senantiasa memeriksa riwayat keuangan sebelum memfasilitasi Anda dengan kartu kredit. Jika Anda merasa kondisi keuangan belum stabil, lebih baik batalkan pengajuan kartu kredit. Daripada susah payah menyiapkan dokumen, tapi ujung-ujungnya ditolak juga yang bikin sakit hati.

Baca Juga:  Freelancer Juga Bisa Punya Kartu Kredit, Begini Caranya!

3. Riwayat kredit pernah bermasalah

Tidak lancarnya riwayat kredit di masa lalu menjadi alasan kenapa pengajuan kartu kredit ditolak. Riwayat ini adalah bukti nyata kalau kondisi finansial Anda tidak sebaik yang dibayangkan. Dan secara tidak langsung akan mengurangi kepercayaan bank untuk memberikan pinjaman baru (dalam bentuk kartu kredit) kepada Anda. 

Ada kemungkinan hal yang sama akan terjadi lagi di kemudian hari. Bank sendiri tidak mau menanggung risiko gagal bayar karena ini menghambat perputaran uang di bank, yang berpotensi menimbulkan kerugian besar.

Bayarlah kredit secara tertib agar status kredit baik atau menjadi lebih baik. Toh, Anda sendirilah yang nantinya diuntunglan karena kedisiplinan ini, bukan orang lain.

4. Anda tidak punya rekening di bank tempat kartu kredit diajukan

Bank tidak membatasi masyarakat untuk memiliki kartu kredit. Artinya, siapa saja bisa mengajukan selagi memenuhi syarat yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. Namun, peluang yang Anda miliki tentu berbeda dengan peluang orang yang menjadi nasabah di bank yang bersangkutan.

Hal ini tidak lepas dari waktu yang dibutuhkan bank itu sendiri untuk mengecek kondisi finansial Anda menjadi lebih lama. Sebab, bank harus mencari data keuangan Anda dari berbagai sumber terlebih dahulu untuk dijadikan bukti.

Lain halnya bila Anda sudah memiliki rekening payroll di bank yang bersangkutan. Proses penilaian akan lebih mudah karena bank sudah memiliki data atau catatan keuangan Anda dari transaksi di masa lalu.

5. Perusahaan tempat Anda bekerja kurang bonafit

Ternyata bukan hanya gaji, bank juga memperhatikan seberapa bonafit perusahaan tempat Anda bekerja. Jika perusahaan dirasa kurang populer dan catatan keuangannya juga kurang baik, peluang Anda untuk mendapat kartu kredit sangatlah kecil atau bahkan tidak ada harapan untuk diterima.

Anda harus tahu kalau pihak perbankan memiliki catatan keuangan dari setiap perusahaan yang ada di Indonesia. Bahkan bank mempunyai track record keuangan perusahaan itu sendiri sebagai draft kalau sewaktu-waktu perusahaan meminjam uang kepada bank.

Jika memang kredibilitas perusahaan tempat Anda bekerja kurang, sebaiknya ajukan permohonan kartu kredit pada bank yang kurang terkenal. Tapi, tetap memberi jaminan finansial kepada nasabah sehingga Anda tidak merasa dirugikan karena menjadi nasabah di bank tersebut.

Baca Juga: Jangan Nekat Gunakan Kartu Kredit untuk 5 Pengeluaran Ini

6. Sudah terlalu banyak kartu kredit

Hingga saat ini, berapa jumlah kartu kredit yang Anda punya? Jika ternyata banyak dan Anda ingin mempunyai kartu kredit yang baru, besar kemungkinan bank akan menolak karena risiko gagal bayar sangatlah besar. Terlebih lagi bila akumulasi limit dari seluruh kartu kredit lebih besar daripada gaji bulanan.

Jika ingin mengaplikasikan kartu kredit di bank yang berbeda, akan lebih baik kalau Anda menutup satu atau dua kartu kredit yang sebelumnya. Jadi, Anda hanya fokus pada kartu kredit yang baru sehingga tidak ada lagi yang namanya kredit macet.

Memang, berkurangnya kartu kredit secara tidak langsung akan mengurangi porsi kebahagiaan Anda. Sebab, kesempatan untuk berhutang menjadi lebih kecil. Tapi percayalah, keputusan ini bukanlah hal yang patut Anda sesali di kemudian hari.

Jangan Asal Pilih Kartu Kredit, ya!

Faktanya, bank yang menawarkan fasilitas kartu kredit sangat banyak, jadi jangan asal. Pilihlah salah satu yang menurut Anda paling banyak menawarkan promo yang sesuai kebutuhan, sehingga Anda bisa loyal pada satu kartu kredit saja.

Baca Juga: Tak Perlu Panik! Ini 6 Tips Atasi Kartu Kredit yang Dibobol