Bukan Korupsi, PNS Bisa Kaya Raya dengan Cara Ini

Investasi kini bukan sesuatu yang mewah lagi, yang hanya bisa dilakukan para pengusaha kaya raya. Semua orang punya kesempatan untuk mengembangkan uangnya lewat jalan investasi. Termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sama seperti karyawan swasta, abdi negara punya gaji tetap setiap bulan. Ditambah pula Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 yang diterima saban tahun.

PNS saat ini getol berinvestasi. Maklum, investasi kini sudah murah meriah. Pun ada yang dijual ketengan atau ritel, seperti obligasi ritel Indonesia (ORI), sukuk ritel (sukri), reksadana, dan lainnya.

PNS juga berhak kaya melalui cara yang benar. Tidak melulu mengandalkan gaji. Kalau sudah pensiun, uang tetap mengalir ke kantor di luar gaji pensiunan dari pemerintah setiap bulan.

Berikut tips investasi bagi PNS agar menjadi kaya raya:

1. Sisihkan 10 persen dari gaji

Untuk investasi PNS yang ingin berinvestasi, perlu menyisihkan sekitar 10 persen dari gaji setiap bulan. Alokasikan untuk anggaran investasi.

Contoh kamu PNS bergaji Rp 7 juta. Berarti kalau 10 persennya sebesar Rp 700.000. Itu anggaran wajib untuk investasi.

Tetapi ingat, alokasikan juga gaji untuk keperluan dana darurat, membayar utang (jika ada), dan memenuhi kebutuhan pokok, seperti pangan, sewa rumah, tagihan listrik dan air, pulsa internet, serta lainnya.

2. Berhemat agar dana investasi lebih besar

Apabila ingin memperbesar anggaran investasi, kamu dapat berhemat. Misalnya saja membawa bekal makan siang dari rumah ke kantor, memprioritaskan belanja kebutuhan yang mendesak, menunda keinginan, sampai mengurangi jajan di luar.

Kalau bisa memangkas pengeluaran dengan tepat, kamu akan menghemat uang lebih banyak. Sangat lumayan untuk menambah modal investasi, sehingga potensi imbal hasil atau keuntungan juga besar.

3. Gunakan THR atau gaji ke-13

Solusi lain menambah modal investasi adalah menggunakan THR atau gaji ke-13. THR PNS atau disebut gaji-14 biasanya cair seminggu jelang Lebaran. Sementara gaji ke-13 diberikan ketika menjelang tahun ajaran baru. Lebih digunakan untuk biaya pendidikan anak para PNS.

Buat kamu yang masih lajang, perolehan gaji ke-13 dapat dimanfaatkan untuk memperbesar anggaran investasi. Tidak perlu seluruhnya dipakai.

Menambah 10-20 persen dari THR atau gaji ke-13 saja sudah cukup. Tetapi kalau ingin semuanya dikembangkan di instrumen investasi pun tak apa, daripada habis begitu saja tanpa jejak.

4. Hindari investasi saham

PNS layaknya karyawan swasta. Punya jam kerja dan tuntutan dari atasan. Jam kerja harus sesuai dengan aturan. Umumnya, absen jam 7 atau 8 pagi, pulang jam 3 atau 4 sore.

Oleh karena itu, hindari investasi saham. Sebab berinvestasi pada instrumen tersebut, perlu dipantau setiap saat. Memantau dan menganalisi kondisi pasar, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hingga membaca laporan keuangan perusahaan.

Dengan jam kerja kamu sebagai PNS, sulit untuk investasi saham walaupun keuntungannya besar. Alih-alih mau untung gede, malah rugi karena pengelolaannya kurang maksimal.

Bayangkan harga saham sangat fluktuatif. Pukul 09.00 saat pembukaan IHSG, harga saham perusahaan A misalnya Rp 2.000 per lembar. Selang 30 menit, sudah bergerak menjadi Rp 1.980 per lembar.

Lebih baik pilih instrumen investasi yang aman dan tak menyita banyak waktu, seperti ORI, Sukri, sukuk tabungan, deposito. Bisa juga melibatkan pihak ketiga, seperti reksadana.

Kamu dapat mempercayakan uangmu pada produk reksadana yang dikelola manajer investasi di perusahaan sekuritas. Tentunya tetap memberikan imbal hasil maksimal. Lebih aman dan praktis.

5. Lakukan diversifikasi investasi

Diversifikasi investasi sangat penting guna meminimalisir kerugian dari suatu instrumen investasi. Contohnya, berinvestasi di reksadana, lalu tanam modal juga dengan membeli ORI. Kalau reksadana rugi atau kinerjanya turun, ORI menguntungkan karena besaran imbal hasil tetap sampai jatuh tempo.

Selain itu, dapat diperdagangkan di pasar sekunder sehingga berpotensi mendapat capital gain. Jika bujet pas-pasan, tidak perlu pakai gajimu untuk investasi di instrumen lain.

Kamu bisa menggunakan keuntungan dari satu instrumen untuk modal diversifikasi investasi. Dengan demikian, hasil keuntungan tetap diputar investasi, sehingga uang semakin ‘berkembang biak.’

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Investasi Bodong Biar Gak Nangis Bombay