Cara Mengatasi Utang, Kenali Rambu-rambunya

Utang merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam kehidupan manusia. Siapapun bisa mengajukan dan memiliki utang.

Utang memang solusi cepat untuk mengatasi kesulitan keuangan. Namun utang akan menjadi beban keuangan yang harus dibayar sampai lunas.

Berutang sejatinya boleh. Tetapi sebaiknya dibarengi dengan manajemen atau pengelolaan yang tepat agar tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari. 

Kamu perlu mengenal rambu-rambu utang. Layaknya rambu lalu lintas yang ada di jalan raya sebagai pengingat agar terhindar dari bahaya yang mengancam keselamatan.

Pun dengan rambu utang. Berfungsi memberi peringatan supaya tetap mengontrol utang pada batas aman, sehingga membuat keuangan stabil.

Berikut rambu-rambu utang yang wajib kamu ketahui dan cara mengatasinya:

Baca Juga: Butuh Pinjaman Uang Rp 10 Juta, Mending ke Bank atau Fintech?

  • Warna Merah

Rambu lalu lintas warna merah biasanya menunjukkan larangan. Misalnya lampu merah artinya dilarang jalan alias tanda harus berhenti.

Jika nekat jalan, dapat mengakibatkan kecelakaan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Pun dengan utang warna merah.

Utang yang timbul karena perilaku konsumtif. Utang untuk belanja keinginan, bukan kebutuhan. Sifatnya sekadar untuk hura-hura.

Contohnya, menggunakan kartu kredit untuk membeli baju bermerek, smartphone terbaru, jam tangan mahal, padahal sifatnya tidak mendesak atau tidak perlu-perlu sekali.

Hanya ingin terlihat keren, modis, atau ikut-ikutan. Barang-barang ini nilainya justru akan menyusut atau harganya turun drastis. Bahkan tidak laku lagi kalau dijual kembali.

Utang yang sia-sia bukan? Utang warna merah juga dapat diartikan utang melebihi ambang batas. Seperti diketahui, batas toleransi utang tidak lebih 30 persen dari gaji atau penghasilan.

Cara mengatasinya: 

Jika utang kamu warna merah, tandanya harus segera menyetopnya. Hentikan berutang lagi, terutama untuk sesuatu yang sifatnya konsumtif.

Segera lunasi utang tersebut, agar tidak terjadi gagal bayar atau kredit macet. Komitmen dan disiplin dalam diri untuk tidak belanja dengan kredit atau utang untuk sementara waktu sampai semua lunas. Hilangkan kebiasaan belanja untuk kesenangan, dan lebih memprioritaskan kebutuhan.

  • Warna Kuning

Utang warna kuning menunjukkan utang untuk modal usaha maupun untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Contohnya mengajukan Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau pinjaman online untuk merintis usaha dari nol. Atau berutang untuk membeli peralatan kerja, seperti laptop, meja, kursi, gadget guna mendongkrak kinerja atau produktivitas.

Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan dan menambah penghasilan. Utang warna kuning juga dianggap harus hati-hati. Artinya, utang sudah hampir mendekati batas aman. Sehingga perlu direm agar tidak jebol menjadi utang warna merah.

Cara mengatasinya:

Seperti warna rambu, kuning yang menunjukkan harus hati-hati, penggunaan utang untuk modal usaha dan peningkatan produktivitas kerja memiliki risiko besar. Terutama jika tujuan awal tidak tercapai.

Misalnya bisnis yang kamu harapkan bertumbuh, justru tidak laku atau terkena dampak pandemi covid-19. Bisnis tidak berjalan lancar, dan mengancam pembayaran cicilan utang.

Risikonya bisa menunggak atau gagal bayar. Oleh karenanya, mengambil utang untuk tujuan ini harus dibarengi dengan perencanaan yang matang dan perhitungan cermat, seperti mengajukan utang bunga rendah, harus punya tujuan dan konsep bisnis yang jelas, serta meminjam sesuai kebutuhan.  

  • Warna Hijau

Utang warna hijau dikenal sebagai utang yang produktif. Utang yang digunakan untuk membeli barang atau aset yang harga atau nilainya dapat bertumbuh. Bahkan bisa meningkatkan penghasilan.

Sebagai contoh, utang untuk membeli rumah atau properti lain. Rumah ini bisa kamu tinggali sekaligus sebagai investasi, ataupun disewakan sebagai passive income.

Jika dikontrakkan, uang sewa dapat dipakai untuk membayar cicilan utang bila rumah dibeli secara kredit melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Utang warna hijau juga menunjukkan utang sehat dalam keuangan.

Cara mengatasinya:

Meski dalam kondisi sehat, tidak boleh terlena. Kamu harus menjaga utang agar tetap dalam batas aman. Pergunakan utang untuk sesuatu yang menghasilkan, dan mengutamakan belanja kebutuhan dibanding keinginan agar terhindar dari pembengkakan utang.

Baca Juga: Cara Mengajukan Pinjaman dengan Jaminan Sertifikat Rumah