Cara Menghemat Biaya Bisnis UMKM di Masa Pandemi

Meski kasus Covid-19 menurun, namun roda perekonomian belum benar-benar pulih. Itu karena salah satu penggeraknya, yakni bisnis UMKM masih ‘sakit.’

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak pandemi Covid-19. Penjualan merosot tajam, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan, keuntungan, maupun arus kas UMKM.

Sementara biaya operasional dan non-operasional usaha tetap berjalan. Mengakibatkan besar pasak daripada tiang dan keuangan perusahaan berantakan.

Dalam situasi sulit ini, pelaku usaha UMKM harus berjuang keluar dari guncangan keuangan tersebut. Jika meningkatkan pendapatan rasanya tidak mungkin, solusi terbaik adalah berhemat. Menekan pengeluaran agar keuangan kembali sehat.

Berikut cara cerdas menghemat biaya perusahaan, terutama bisnis UMKM di masa pandemi:

Baca Juga: Go Internasional, Begini Cara Ekspor Produk Jualan di E-Commerce Biar Bisnis Maju

  • Manfaatkan rumah sendiri sebagai tempat usaha

Impian setiap pengusaha bisa punya tempat usaha atau kantor sendiri. Bisnis jadi lebih fokus karena tidak dicampuraduk dengan urusan rumah.

Tetapi apadaya. Jika keuanganmu terbatas atau sedang berhemat di masa pandemi, manfaatkan rumah sebagai tempat usaha. Daripada harus membayar uang sewa yang sangat mahal, lebih baik digunakan untuk biaya produksi maupun pemasaran guna meningkatkan penjualan.

Berbisnis dari rumah tak akan mengurangi produktivitas. Kamu dapat memanfaatkan ruang tamu atau garasi rumah sebagai kantor. Yang terpenting bisa menjalankan proses produksi dengan lancar, serta terlindung dari panas dan hujan.

Sudah banyak buktinya bisnis yang dimulai dari garasi rumah dan akhirnya berkembang pesat. Bahkan kini menjadi perusahaan raksasa, seperti Amazon, Apple, dan sebagainya.

  • Hemat penggunaan listrik, air, dan telepon

Biaya listrik, air, dan telepon merupakan salah satu pengeluaran terbesar perusahaan. Malah tagihannya bisa membengkak apabila pemakaiannya terlalu boros. Penyabab umumnya, karena kurangnya kesadaran dalam menghemat pemakaian tersebut.

Oleh karena itu, mulai sekarang batasi penggunaannya. Misalnya matikan semua peralatan elektronik saat tidak digunakan, seperti komputer, lampu, AC. Jangan dibiarkan menyala seharian penuh.

Kalau tempat usaha di rumah sendiri, AC bisa diganti dengan kipas angin. Penggunaan air pun demikian. Gunakan sesuai kebutuhan untuk mandi maupun buang air. Matikan keran ketika tidak dipakai.

Sedangkan menghemat biaya telepon, dapat diakali dengan menggunakan password sebagai pengunci maupun memasang pembatas waktu.

  • Maksimalkan tenaga kerja yang sudah ada

Memangkas gaji atau melakukan PHK adalah jalan terakhir untuk menyelamatkan keuangan bisnis. Jika masih ada cara lain, sebaiknya itu tidak dilakukan karena masalah ini sangat sensitif.

Kamu dapat menghemat biaya tenaga kerja dengan langkah lain, yakni memaksimalkan karyawan yang sudah ada. Artinya, tidak merekrut karyawan baru untuk sementara waktu sampai keadaan membaik.

Apabila ada penambahan kerja karena inovasi yang kamu lakukan untuk mendongkrak penjualan, dapat dibebankan kepada karyawan. Tentunya dengan memberikan tambahan upah yang wajar.

Atau bisa juga dengan mendiskusikannya kepada karyawan bahwa akan ada tugas lain di luar pekerjaan sebelumnya, namun tanpa upah tambahan. Diharapkan karyawan juga dapat mengerti kondisi bisnis yang sedang terpuruk.

  • Manfaatkan teknologi

Perkembangan teknologi sudah semakin canggih. Kamu dapat memanfaatkannya untuk menghemat keuangan. Misalnya, mengganti kertas dengan dokumen elektronik, meeting atau rapat virtual dengan rekan bisnis sehingga menekan biaya transportasi dan akomodasi.

Maksimalkan juga peran teknologi untuk jualan online. Melalui internet dan media sosial, seperti instagram, twitter, facebook, youtube, tiktok dalam rangka memasarkan barang atau jasa.

Kalau biaya iklan di baliho, TV sangat mahal. Lebih baik di media sosial, tinggal buat akun, gencar promosi, maka pemasaran dapat langsung menyasar target sasaran.

  • Ajukan asuransi

Mengajukan asuransi bukannya malah menambah beban biaya bisnis? Memang kelihatannya seperti itu, karena kamu harus membayar premi setiap bulan atau saban tahun.

Namun bila dipikir-pikir, asuransi dapat melindungi diri sendiri, keluarga, bisnis, aset, tempat usaha, sampai karyawan dari risiko yang dapat terjadi kapansaja. Misalnya rumah yang menjadi tempat usahamu terbakar, jika sesuai polis, maka kamu dapat mengajukan klaim dan perusahaan akan menanggung kerugiannya.

Baca Juga: Terbukti Ampuh Lonjakan Penjualan, 10 Strategi Pemasaran Online Ini Wajib Dicoba