Cara Mengumpulkan Biaya Nikah dengan Investasi Reksadana

Kamu punya rencana menikah? Pastinya harus dibarengi dengan persiapan biayanya yang cukup besar.

Biaya menikah sebetulnya murah. Yang mahal itu pesta pernikahannya. Maklum lah, pernikahan adalah momen paling bahagia.

Seumur hidup sekali, sehingga ingin dirayakan penuh suka cita dengan mengundang banyak tamu. Mulai dari keluarga besar, teman, hingga tetangga sekitar rumah.

Untuk menggelar resepsi pernikahan butuh dana besar. Bisa puluhan juta sampai ratusan juta rupiah. Tergantung seberapa banyak tamu yang diundang dan kelengkapan hajatan tersebut nantinya.

Kebutuhan biaya pernikahan ini yang kerap kali bikin pusing kepala. Terkadang sudah rajin mengumpulkan uang setiap bulan, tetapi masih kurang dari target.

Walhasil ada yang sampai meminjam atau berutang demi menyelenggarakan pesta pernikahan. Sebetulnya hal ini tidak perlu sampai terjadi.

Selain menabung, kamu dapat mempersiapkan biaya pernikahan dengan cara investasi. Salah satunya investasi reksadana. Instrumen investasi rendah risiko, namun menguntungkan karena imbal hasilnya lebih tinggi dibanding bunga simpanan.

Berikut cara mempersiapkan biaya pernikahan dengan investasi reksadana:

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

loader
Biaya pernikahan harus dipersiapkan dengan investasi

1. Buat rincian biaya yang diperlukan 

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah membuat rincian biaya pernikahan. Setiap orang pasti memiliki rencana yang berbeda-beda.

Ada yang inginnya pesta pernikahan sederhana, ada juga yang mewah. Dalam hal ini, kamu dapat berdiskusi dengan pasangan dan keluarga besar. Sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan keuangan.

Contohnya, untuk sewa gedung, katering, suvenir, hiburan, undangan, make up, baju pengantin, wedding organizer (WO), biaya penghulu, dan sebagainya. Mulai dari Rp 50 juta, Rp 100 juta, hingga miliaran rupiah.

2. Tentukan jangka waktu mengumpulkan uang

Setelah itu, tentukan jangka waktu mengumpulkan uang. Dalam hal ini, disesuaikan dengan target kamu menikah. Misalnya 2 tahun mendatang.

Berarti kamu harus mampu mengumpulkan dana kurang dari jangka waktu tersebut, misal 1,5 tahun. Sebab, jauh-jauh hari kamu harus mulai membayar DP atau uang muka keperluan pernikahan.

Jangan sampai begitu dekat hari pernikahan, belum ada uang untuk membayar semua itu. Dan akhirnya terpaksa mengajukan utang.

loader
Investasi reksadana bisa menjadi jalan untuk mengumpulkan biaya nikah

3. Memilih jenis reksadana yang pas

Contohnya kamu punya target menikah dalam 2 tahun dengan biaya pernikahan Rp 100 juta. Berarti untuk jangka waktu tersebut, investasi reksadana pendapatan tetap bisa menjadi pilihan.

Reksadana pendapatan tetap paling pas untuk jangka waktu investasi 1 sampai 3 tahun. Bisa dijadikan pilihan diversifikasi investasi saat ekonomi gonjang ganjing seperti sekarang ini.

Reksadana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko menengah. Risikonya lebih tinggi dibanding reksadana pasar uang, namun lebih rendah dari reksadana saham.

Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang sebagian besar alokasi investasinya ditempatkan pada efek utang yang memberikan pendapatan tetap.

Contohnya seperti surat utang atau obligasi yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun. Baik yang diterbitkan korporasi maupun pemerintah.

Disebut pendapatan tetap karena surat utang atau obligasi tersebut memberi imbal hasil pasti secara rutin, misal sebulan atau 3 bulan sekali.

4. Menghitung jumlah investasi reksadana per bulan

Menghitung besaran investasi per bulan di situs resmi Bareksa, dengan perencanaan hasil investasi Rp 100 juta dalam 2 tahun (24 bulan) dan return 7% per tahun, maka uang yang harus kamu investasikan pada reksadana sebesar Rp 3.893.924 per bulan.

Bagaimana sanggup? Tentunya jumlah investasi tersebut dapat lebih ringan apabila imbal hasil reksadana lebih besar. Misalnya 10% per tahun atau di atasnya.

Investasi Sekarang Juga!

Jika uangmu hanya disimpan di rekening tabungan dengan jumlah yang sama dengan investasi, mungkin tidak akan bisa mengejar target dana pernikahan. Itu karena bunga tabungan sangat kecil.

Lebih rendah dibanding inflasi, sehingga saldo di tabungan bukannya bertambah, justru akan berkurang karena tergerus inflasi dan biaya administrasi lain. Namun dengan investasi, kamu berpotensi mendapat imbal hasil yang lebih besar, sehingga dapat mengumpulkan biaya pernikahan dalam waktu yang sudah ditetapkan.

Biaya terkumpul, rencana pernikahan dapat terwujud. Kamu bisa menggelar pesta pernikahan dengan biaya sendiri tanpa harus pinjam sana sini. Setelah menikah, tidak ada beban keuangan untuk membayar utang.