Jenis-Jenis Investor yang Wajib Kamu Tahu

Secara umum, investor bisa dipahami sebagai entitas atau individu yang mengalokasikan modalnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan finansial. Investor biasanya akan menanamkan modal yang berasal dari uang dingin pada sejumlah instrumen investasi, seperti saham, obligasi, reksa dana, real estate, bisnis, aset lindung nilai, hingga komoditas.

Jangka waktu investasi yang dilakukan oleh investor pun beragam, mulai dari beberapa bulan sampai puluhan tahun. Sebagai investor, kamu tentu perlu menentukan produk investasi yang tepat agar mampu meraup keuntungan yang optimal. Hal ini hanya bisa dilakukan melalui ketelitian dan kemampuan analisis dalam menilai instrumen investasi dan situasi ekonomi makro relevan. 

Mengenai prinsip kerja investor pada dasarnya cukup sederhana, yaitu menanamkan modal di sebuah aset dan berharap nilainya akan terus bertambah seiring waktu. Ketika sudah mendapatkan keuntungan, investor bisa menjual atau melikuidasi aset yang dimilikinya.

Jenis-Jenis Investor

Terdapat empat jenis investor yang wajib kamu ketahui, yaitu:

1. Investor Individu

Sesuai namanya, investor individu adalah seseorang yang memiliki dana pribadi untuk diinvestasikan di sejumlah instrumen finansial. Beberapa contoh produk investasi yang bisa dipilih oleh investor mencakup obligasi, saham, reksa dana, properti, sampai mata uang crypto. 

Sebagai investor individu, kamu perlu mengambil keputusan investasi menyesuaikan beberapa faktor guna meningkatkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian. Faktor tersebut mencakup tujuan finansial, pengetahuan, preferensi personal, hingga toleransi atau profil risiko. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

2. Investor Institusional

Jenis investor yang kedua adalah investor institusional, yaitu perusahaan atau organisasi yang melakukan transaksi atau investasi dengan atas nama pihak lain. Jenis investor ini melakukan transaksi investasi untuk mengelola modal milik nasabah atau kliennya. Beberapa contoh investor institusional adalah pengelola reksa dana atau manajer investasi, pengelola dana pensiun, perusahaan asuransi, dan juga bank yang menawarkan layanan tabungan pensiun atau reguler. 

Umumnya, investor institusional membeli atau menjual aset dengan jumlah yang masif. Jenis investor ini juga tidak jarang memperjualbelikan sekuritas atau obligasi.

Jika dibandingkan dengan investor jenis lain, misalnya investor retail, jenis investor ini memakai strategi yang lebih profesional dan canggih. Pasalnya, modal yang diinvestasikan oleh investor ini sangat besar dan membutuhkan peran pihak dan cara investasi yang terencana guna memastikan keberhasilan pengelolaannya. Jadi, risiko kerugian bisa diminimalkan dan mengoptimalkan perkembangan modal investasi klien atau nasabahnya sesuai tujuan. 

3. Investor Retail

Selain itu ada investor retail, yaitu jenis investor berupa individu yang berinvestasi via perusahaan pialang. Jenis investor ini menanam modal guna mengelola uang pribadinya. Investor ritel akan bertransaksi via manajer investasi maupun perusahaan sekuritas sesuai kehendaknya sendiri.

Transaksi yang dilakukan oleh investor ini juga bersifat individu serta non profesional. Hal tersebut dilakukan dengan menyesuaikan modal yang dimiliki, termasuk terkait profil risiko serta pemahamannya seputar instrumen investasi. 

Walaupun dikelola oleh manajer investasi ataupun perusahaan sekuritas, tapi aktivitas investasi investor retail merupakan tanggung jawab dari individu tersebut sendiri. Mengetahui hal tersebut, investor retail perlu menentukan produk finansial yang tepat menyesuaikan kebutuhannya. 

4. Investor Terakreditasi

Terakhir ada investor terakreditasi, yaitu sebuah pihak, baik itu individu maupun badan, yang telah berhasil memenuhi syarat tertentu sesuai indikasi lembaga keuangan. Investor jenis ini dianggap mempunyai kredibilitas, pengetahuan, serta pengalaman memadai untuk berinvestasi. 

Ada beberapa kriteria yang membuat individu dan badan bisa digolongkan sebagai investor terakreditasi. Kriteria tersebut meliputi pendapatan, kekayaan bersih, pendidikan dan pengalaman, serta kepentingan bisnis.

Jadi, Kamu yang Mana?

Itulah penjelasan tentang investor beserta jenis-jenisnya. Dengan jenis yang beragam, investor memiliki peran dan cara kerja yang berbeda. Karenanya, penting untuk memahami jenis investor agar mampu lebih lancar terjun dan beraktivitas di dunia investasi.