Kenali Apa Itu Kanker Nasofaring dan Gejala yang Ditimbulkannya

Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang amat ditakuti di dunia. Penyebabnya karena penyakit ini umumnya telat untuk dideteksi dan tahu-tahu sudah berada pada stadium atau fase yang membahayakan nyawa penderitanya. Sehingga, penanganan medis pada penderita seringkali tak dapat diberikan tepat waktu.

Penyakit kanker juga lebih sulit didiagnosa lebih dini karena sel kanker dapat muncul di bagian tubuh manapun. Dalam kata lain, sebelum menunjukkan gejala yang sudah parah dan mengganggu kesehatan penderitanya, sulit rasanya seseorang bisa mendeteksi apakah ada sel kanker yang tumbuh dan berkembang di tubuhnya atau tidak. 

Salah satu jenis kanker yang tergolong sulit untuk terdeteksi adalah kanker nasofaring. Karsinoma ini umumnya terjadi pada populasi di belahan dunia tertentu saja. Namun, Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah dengan risiko kanker nasofaring lebih tinggi ketimbang belahan dunia lainnya. Penyebabnya bisa jadi karena kondisi udara yang terlalu parah terpapar polusi dan tingginya jumlah perokok.

Lantas, bagaimana sih kondisi sebenarnya penderita karsinoma nasofaring ini? Juga, hal apa saja yang harus diwaspadai serta diperhatikan? Nah, untuk lebih jelasnya, simak ulasan lengkap mengenai kanker nasofaring berikut ini. 

Baca Juga: Kenali 5 Jenis Virus Penyebab Kanker

Apa Itu Kanker Nasofaring?

loader

Kanker nasofaring adalah

Karsinoma nasofaring atau kanker nasofaring adalah sejenis kanker yang muncul di tenggorokan, lebih tepatnya pada lapisan eksternal nasofaring. Nasofaring sendiri merupakan bagian tenggorokan yang terletak pada belakang hidung, atau di balik langit rongga mulut. Dengan lokasi yang tersembunyi tersebut, tak mengherankan jika kanker nasofaring adalah jenis penyakit kanker yang cukup sulit untuk dideteksi. 

Selain itu, dengan gejala yang menyerupai masalah kesehatan lain, seperti pilek dan batuk, membuat penderitanya tak menyadari bahwa kanker nasofaring tengah tumbuh dan berkembang di tubuhnya. Namun biasanya, kanker nasofaring ini ditandai dengan munculnya benjolan di tenggorokan, penglihatan yang memburuk, serta lebih sulit membuka mulut. 

Penyebab Kanker Nasofaring

Hingga saat ini, penyebab kanker nasofaring belum terkuak sepenuhnya. Meski begitu, dunia medis menduga jika kondisi ini berkaitan erat dengan EBV atau virus Epstein-Barr. EBV sendiri adalah jenis virus yang ada di air liur serta mampu menular via kontak fisik dengan orang maupun benda yang sudah terkontaminasi. 

Munculnya karsinoma nasofaring diduga terjadi karena kontaminasi dari EBV pada sel nasofaring. Jadi, sel yang terkontaminasi dengan virus tersebut akan mengalami pertumbuhan secara abnormal. 

Tak hanya menyebabkan kanker nasofaring, EBV juga diketahui menjadi penyebab sejumlah penyakit lainnya. Sebagai contoh, mononukleosis. Namun, dalam kebanyakan kasusnya, virus tersebut tak terlalu menimbulkan gangguan infeksi berkepanjangan selayaknya pada kanker nasofaring. Sampai saat ini, keterkaitan kanker nasofaring dengan EBV masih terus dikaji. 

Selain dugaan tersebut, ada sejumlah faktor lain yang dapat memicu risiko karsinoma nasofaring, di antaranya:

  • Lebih rentan menyerang orang di rentang usia 30 sampai 50 tahun.
  • Memiliki anggota keluarga dengan riwayat karsinoma nasofaring. 
  • Perokok aktif dan juga mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Sering memakan makanan yang telah diawetkan menggunakan garam.

Meski bukan faktor penyebab yang pasti, kanker nasofaring juga cenderung terjadi pada pria ketimbang wanita. Namun, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kebenarannya atau hanya karena dipicu oleh faktor penyebab kanker nasofaring lainnya. 

Gejala Kanker Nasofaring

loader

Salah satu gejala kanker nasofaring

  • Munculnya benjolan di tenggorokan.
  • Telinga mengalami infeksi.
  • Tinnitus atau telinga berdengung.
  • Sulit untuk membuka mulut.
  • Rasa nyeri atau bahkan mati rasa pada wajah.
  • Mimisan.
  • Hidung tersumbat.
  • Tenggorokan terasa sakit.
  • Penglihatan yang memburuk atau berbayang.
  • Lebih rentan terserang sakit kepala.  

Jika merasa memiliki gejala kanker nasofaring tersebut, penderita disarankan untuk segera melakukan pengecekan medis dengan dokter agar dapat diketahui penyebab aslinya. 

Baca Juga: Jenis Pemeriksaan Dini untuk Mendeteksi Kanker

Cara Mendiagnosa Kanker Nasofaring

Proses Diagnosa

Penjelasan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan proses diagnosa karsinoma nasofaring yang pertama kali dilakukan. Dokter akan mewawancara pasien seputar keluhan atau gejala yang dialami, serta melakukan pemeriksaan fisik.

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan dokter adalah memeriksa kemungkinan adanya benjolan pada leher. Selain itu, dokter juga akan menilai apakah kelenjar getah bening mengalami pembesaran atau tidak. 

Endoskopi Nasal

Jika setelah melakukan pemeriksaan fisik dokter mencurigai adanya risiko kanker nasofaring, hal selanjutnya yang akan dilakukan adalah endoskopi nasal.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan pipa tipis dan lentur yang terpasang kamera di ujungnya dan dimasukkan melalui hidung maupun celah pada bagian belakang tenggorokan menuju nasofaring. Dengan begitu, dokter dapat mengecek langsung kondisi nasofaring pasien dan melihat ada tidaknya kelainan.

Pemeriksaan dengan Sampel Jaringan

Menggunakan alat endoskopi ataupun alat lainnya, dokter dapat mengambil sedikit sampel jaringan dari area nasofaring. Proses yang juga disebut sebagai biopsi tersebut penting dilakukan guna dievaluasi lebih lanjut.

Pemeriksaan Pencitraan

Prosedur diagnosis terakhir pada pasien kanker nasofaring adalah pemeriksaan pencitraan dan baru dilakukan setelah diagnosis penyakit tersebut terkonfirmasi. Hal ini perlu untuk dilakukan guna mengetahui stadium kanker pada pasien. Pemeriksaan ini mencakup beberapa aktivitas, seperti, foto rontgen, MRI, CT Scan, dan PET. 

  • Stadium 0 = Sel abnormal baru muncul dan berisiko menyebar ke jaringan sel lainnya.
  • Stadium I = Sel abnormal sudah berubah menjadi sel kanker dan telah menyebar ke jaringan terdekatnya.
  • Stadium II = Sel kanker telah menyebar pada beberapa kelenjar getah bening di leher maupun faring.
  • Stadium III = Sel kanker telah menyebar hingga ke tulang dan juga organ sinus.
  • Stadium IV = Sel kanker nasofaring sudah menyebar hingga ke jaringan maupun organ tubuh lainnya yang jaraknya berjauhan, seperti paru-paru atau tulang selangka. 

Metode Pengobatan Kanker Nasofaring

Metode penanganan dan pengobatan pada pasien kanker nasofaring umumnya dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dari riwayat penyakit, letak serta stadium kanker, dan juga kondisi kesehatan pasien secara umum. Namun, ada sejumlah metode pengobatan yang umum dilakukan, seperti:

  1. Radioterapi

    Radioterapi adalah metode pengobatan yang umum dilakukan oleh penderita kanker jenis apapun yang masih tergolong ringan, termasuk kanker nasofaring. Prosedur pengobatan ini dilakukan dengan cara memancarkan sinar dengan tingkat energi tinggi guna menghentikan pertumbuhan dan perkembangan sel kanker. 

  2. Kemoterapi

    Berbeda dengan radioterapi, kemoterapi lebih mengarah pada penggunaan jenis obat-obatan tertentu dengan tujuan untuk melawan dan menghilangkan sel kanker. Agar tingkat efektivitas dari pengobatan ini lebih maksimal, tak jarang pasien menunjangnya dengan radioterapi. 

  3. Pembedahan

    Pembedahan pada dasarnya adalah metode pengobatan kanker nasofaring yang jarang dilakukan karena risikonya yang terlalu tinggi. Lokasi sel kanker yang berdekatan dengan saraf dan pembuluh darah membuat prosedur ini tak dianjurkan untuk dilakukan. Hanya saja, ketika kanker nasofaring telah menyebar sampai kelenjar getah bening, pembedahan perlu dilakukan agar sel kanker dapat diangkat. 

  4. Imunoterapi 

    Imunoterapi dilakukan melalui pemberian obat pada pasien agar sistem kekebalan tubuhnya meningkat dan mampu melawan sel kanker. Beberapa jenis obat imunoterapi pada pasien karsinoma nasofaring adalah cetuximab dan pembrolizumab. Tentu saja, pemakaian obat biologi jenis ini harus mengikuti resep dokter dan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan pasien. 

Hal yang Bisa Dilakukan untuk Menekan Risiko Kanker Nasofaring

Masih belum diketahui secara pasti hal apa saja yang bisa dilakukan agar terhindar dari risiko kanker nasofaring. Meski begitu, kamu dapat melakukan beberapa upaya agar tubuh tak terlalu berisiko terkena kanker nasofaring, antara lain, batasi konsumsi makanan yang telah diawetkan menggunakan garam, tak menghirup asap rokok, serta menghindari minuman yang mengandung alkohol. 

Canangkan Gaya Hidup Sehat dan Pola Makan Teratur agar Tubuh Terhindar dari Penyakit

Tak dapat dipungkiri jika kanker adalah salah satu jenis penyakit yang paling ditakuti di dunia. Saat tubuh sudah terserang kanker, maka metode pengobatan yang harus dilakukan cukup sulit dan memiliki kesempatan untuk sembuh yang terbilang kecil. Oleh karena itu, agar risikonya semakin kecil, selalu canangkan gaya hidup sehat dan atur pola makan dengan mempertimbangkan kandungan nutrisi yang terkandung di dalamnya. 

Baca Juga: Tidak Semua Biaya Kanker Ditanggung BPJS, Ini Cara Pilih Asuransi Kanker