7 Negara yang Menerima Pembayaran Crypto

Kamu mungkin sudah sering mendengar tentang mata uang kripto, mulai dari Bitcoin, Ethereum, sampai berbagai token lainnya yang muncul. Tapi, tahukah kamu kalau di beberapa tempat di dunia, crypto bukan hanya dipakai untuk investasi, tetapi juga sudah digunakan sebagai alat pembayaran resmi di beberapa negara.

Penasaran, kan? simak negara-negara yang menerima pembayaran crypto dan mengapa mereka mulai meresmikannya.

Investasi Kripto di Cermati Sekarang!  

Mengapa Banyak Negara Mulai Terima Pembayaran Crypto?

loader

Sebelum tahu daftar negara-negara, kita lihat dulu kenapa beberapa negara tertarik menerima pembayaran crypto. Berikut beberapa alasannya.

  1. Inklusi keuangan. Banyak orang di dunia yang tidak punya akses ke bank tradisional. Crypto bisa jadi alternatif untuk transaksi tanpa harus lewat bank.

  2. Transaksi lintas batas. Crypto memungkinkan pengiriman uang antar negara (remitansi) jadi lebih cepat dan biaya bisa lebih rendah.

  3. Inovasi dan citra digital. Negara yang ramah crypto sering dilihat lebih modern, inovatif dan menarik investor teknologi. Kebijakan semacam ini juga bisa memperkuat posisi negara tersebut sebagai pusat ekonomi digital.

  4. Diversifikasi sistem pembayaran. Dengan menambahkan opsi pembayaran crypto, bisnis dan pemerintah bisa memberi pilihan lebih banyak ke masyarakat. Akhirnya, masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih cara bertransaksi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka.

Sebagai catatan, menerima pembayaran crypto bukan berartinya negara tersebut mewajibkan crypto sebagai alat pembayaran resmi seperti uang nasional, ya. Ada perbedaan antara “legal tender” (alat pembayaran resmi) dan “boleh digunakan sebagai metode pembayaran” saja. Jadi, lebih seperti opsi pembayaran.

Negara-Negara yang Menerima Pembayaran Crypto

loader

Berikut beberapa contoh negara yang sudah menerima pembayaran dengan crypto, baik sebagian maupun secara resmi.

  1. El Salvador

    Negara ini cukup fenomenal karena menjadi yang pertama, lho. Pada September 2021, El Salvador menjadikan Bitcoin sebagai legal tender. Artinya, merchant di sana diwajibkan menerima Bitcoin sebagai pembayaran, bersama dengan dolar AS.

    Dengan cara ini, warga yang belum punya akses ke layanan keuangan tradisional bisa melakukan transaksi melalui dompet digital (wallet) yang disediakan pemerintah. Akan tetapi, ternyata implementasi di lapangan masih agak sulit karena infrastruktur dan pemahaman masyarakat yang masih terbatas.

  2. Central African Republic (CAR)

    Negara ini menjadi negara kedua setelah El Salvador yang menetapkan Bitcoin sebagai legal tender, pada kuartal kedua tahun 2022. 

    Meski infrastrukturnya tidak sebaik negara maju, keputusan ini menunjukkan kalau crypto dianggap sebagai opsi untuk meningkatkan inklusi keuangan serta memodernisasi sistem pembayaran negara yang sebelumnya sangat terbatas.

  3. Jepang

    Jepang merupakan salah satu negara Asia yang sangat terbuka terhadap crypto. Sejak 2017, Jepang sudah mengakui Bitcoin sebagai metode pembayaran yang sah dalam konteks tertentu.

    Beberapa bisnis di Jepang menerima crypto untuk transaksi sehari-hari, dan regulasi di negara ini cukup jelas, sehingga bagi para pelaku bisnis maupun pengguna menjadi lebih aman dan terstruktur.

  4. Jerman

    Di Jerman, crypto seperti Bitcoin diakui sebagai unit akun (unit of account), artinya bisa dipakai sebagai alat tukar dalam transaksi privat dan bisnis. Memang tidak seperti legal tender, euro, tapi praktiknya merchant menerima pembayaran crypto, kok.

    Ini menunjukkan bahwa input metode pembayaran crypto mulai menjadi bagian dari ekosistem bisnis di negara-negara maju. Bahkan Berlin punya Bitcoin Neighbourhood karena banyak bisnis menerima crypto.

  5. Swiss

    Swiss sering disebut sebagai salah satu negara paling ramah crypto di dunia. Beberapa kota seperti Zug atau Lugano bahkan menerima crypto untuk pembayaran pajak dan layanan publik. Kota Zug juga dikenal sebagai “Crypto Valley”, punya ratusan bisnis dan banyak inovasi blockchain/crypto di sana.

    Selain itu, regulasinya juga jelas. Jadi banyak startup blockchain serta crypto punya kantor di sana. Kultur penerimaan crypto jadi semakin kuat.

  6. Amerika Serikat & Kanada

    Di AS dan Kanada, meskipun crypto belum legal tender secara nasional, banyak bisnis yang menerima crypto sebagai metode pembayaran. Tentunya dengan regulasi yang jelas mengenai pelaporan pajak dan aset digital.

    Contohnya seperti toko online, layanan teknologi, sampai beberapa restoran menerima pembayaran dengan crypto.

  7. Negara-Negara Lainnya

    Selain negara-negara utama di atas, ada juga banyak negara yang mulai menerima atau setidaknya memperbolehkan pelaku bisnis menerima crypto, misalnya Australia, Portugal, Singapura, Hong Kong, dan lain-lain.

    Australia mengizinkan pembayaran crypto dan pengenaan pajaknya sudah diatur. Prosesnya mungkin belum seluas di El Salvador atau Swiss, tapi tren adopsinya semakin meningkat. Sedangkan di Portugal, tepatnya di Lisbon sudah lebih dari 50 bisnis yang menerima Bitcoin dan dengan ketentuan pajak yang cukup ringan.

Baca juga: Caranya Mudah, Untungnya Berlimpah! Begini Cara Sukses Investasi Bitcoin

Hal-Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Menggunakan Crypto sebagai Metode Pembayaran

Nah, kalau tertarik dengan metode pembayaran crypto, pahami juga hal-hal yang perlu diketahui saat menggunakan crypto di suatu negara.

  1. Status Regulasi Berbeda-beda

    Hanya karena suatu negara menerima crypto bukan berarti semua toko atau semua layanan menerima. Misalnya, legal tender artinya harus diterima secara resmi, seperti di El Salvador, tetapi di banyak negara lainnya crypto hanya sebagai opsi tambahan atau hanya bisnis tertentu saja yang menerimanya.

  2. Nilai Tukar dan Volatilitas

    Crypto terkenal dengan fluktuasi harganya. Jika kamu bayar dengan crypto hari ini, nilai tukarnya bisa berubah signifikan besok. Jadi, untuk konsumen atau merchant selalu ada risiko rugi.

  3. Pajak dan Pelaporan

    Di banyak negara, menerima crypto berarti merchant harus melaporkan transaksi sebagai pendapatan. Bagi konsumen juga bisa ada implikasi pajak atau aturan lainnya. Misalnya di Australia, bisnis yang menerima crypto sebagai pembayaran dikenai pajak seperti penghasilan biasa.

  4. Infrastruktur dan Kemudahan Penggunaan

    Kemudahan menerima crypto tergantung pada infrastruktur lokalnya, apakah banyak merchant, apakah ada dompet digital lokal, apakah internet/akses cukup cepat. Biasanya di negara yang baru mulai adopsi hal tersebut masih terbatas.

  5. Risiko Hukum & Keamanan

    Meskipun sebuah negara ramah crypto, selalu ada regulasi yang harus diikuti, misalnya anti pencucian uang, KYC, pajak, dan sebagainya. Jika merchant atau pengguna tidak mematuhi, bisa terkena sanksi.

Crypto Masa Depan Transaksi

Negara-negara yang berani membuka diri terhadap pembayaran crypto menunjukkan bahwa sistem keuangan di masa depan akan lebih fleksibel, digital, dan terbuka untuk semua orang. Perubahan opsi pembayaran ini memang belum banyak terasa, terutama untuk kita yang tinggal di Asia Tenggara, tapi cepat atau lambat, penggunaan crypto akan jadi bagian dari keseharian kita, entah lewat bisnis, wisata, atau bahkan layanan publik. Tantangannya tetap di regulasi dan kesiapan infrastruktur.

Kalau kamu tertarik mengikuti perkembangan teknologi finansial, sekarang saatnya mulai melek soal dunia crypto bukan cuma ikut tren aja, tapi biar paham bagaimana sih arah perubahan sistem keuangan global saat ini.