Saham Syariah, Keuntungan dan Risikonya

Selain saham konvensional, pasar saham syariah saat ini juga menjadi pilihan populer bagi para investor. Pasar modal syariah pun terus mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. 

Bahkan berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, investor saham syariah di Indonesia per Maret 2019 sudah mencapai angka 50.049. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sekitar 12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Saham syariah termasuk saham istimewa lantaran jadi pilihan terbaik bagi investor yang ingin membeli saham sesuai dengan prinsip agama Islam. Nah, untuk kamu yang tertarik dengan saham syariah ini. Yuk, simak pembahasan lebih lanjutnya pada ulasan dibawah ini:

Investasi halal dan nyaman dengan Reksadana Syariah hanya di Cermati!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Baca Juga: 12 Rekomendasi Reksa Dana Syariah yang Perlu Diketahui

Tentang Saham Syariah

loader

Saham Syariah

Saham Syariah adalah saham-saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dalam Islam. Dalam saham syariah, dana yang diinvestasikan tidak diperbolehkan ditempatkan dalam bisnis yang dianggap haram menurut hukum Islam. Contohnya saja bisnis yang terkait dengan alkohol, perjudian, narkotika, pornografi, dan lain sebagainya.

Selain itu, perusahaan yang menerbitkan saham syariah juga harus memastikan bahwa bisnis mereka dijalankan dengan cara yang etis dan adil. Seluruh transaksi harus transparan dan terbuka, perusahaan harus menghindari riba, spekulasi, dan penipuan.

Dalam investasi saham syariah, investor juga harus mematuhi aturan-aturan yang diberlakukan dalam investasi syariah. Contohnya dengan tidak memperoleh keuntungan dari bunga dan menghindari perdagangan saham yang dianggap spekulatif.

Kesimpulannya, saham syariah adalah efek berupa saham yang prinsipnya tidak bertolak belakang dengan prinsip syariah yang ada di pasar modal. Beberapa kriteria tentang saham syariah yang harus dipahami adalah:

  • Aktivitas perusahaan yang dijalankan tidak bertolak belakang dengan prinsip-prinsip syariah.
  • Total hutangnya paling banyak 45% dari keseluruhan total aset.
  • Jika ada pendapatan non halal, persentasenya maksimal 10% dari keseluruhan pendapatan usaha.
  • Sahamnya sudah terdaftar di DES atau Daftar Efek Syariah.

Untuk saham syariah yang diakui di pasar modal Indonesia sendiri ada 2. Pertama, saham yang dicatat sebagai saham syariah oleh perusahaan publik syariah/emiten sesuai peraturan OJK nomor 17/POJK.04/2015. Peraturan tersebut berisi ketentuan-ketentuan Tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah berupa Saham oleh Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah.

Kedua, saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah sesuai Peraturan OJK No.35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Baca Juga: Reksa Dana Indeks dan Reksa Dana Saham, Apa Bedanya? Begini Penjelasannya!

Risiko dan Keuntungan Berinvestasi dalam Saham Syariah

Berikut ini adalah beberapa risiko dan keuntungan saat berinvestasi dalam saham syariah:

Risiko Investasi Saham Syariah

Sama seperti instrumen investasi lainnya, ketika berinvestasi dalam syariah ada beberapa resiko yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah:

1. Adanya Capital Loss

Resiko ini terjadi karena investor tersebut menjual saham lebih rendah dibandingkan harga belinya. Hal tersebut bisa diakibatkan karena adanya penurunan nilai saham akibat beberapa kondisi khusus. 

Sama seperti saham lainnya, saham syariah juga tidak kebal terhadap fluktuasi pasar dan bisa terkena dampak dari perubahan kondisi pasar. Contohnya saja seperti resesi ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, dan perubahan suku bunga.

2. Risiko Likuiditas

Saham syariah dapat mengalami risiko likuiditas, yaitu ketidakmampuan untuk menjual saham secara cepat dan dengan harga yang diinginkan. Risiko ini terjadi karena kurangnya minat pembeli, peraturan pasar yang ketat, atau ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan penjualan saham.

Resiko ini juga bisa terjadi karena perusahaan dinyatakan pailit, bangkrut, atau dibubarkan oleh pengadilan.

3. Resiko Delisting Bursa dan DES

Resiko tersebut adalah resiko akibat penghapusan pencatatan saham tersebut dari bursa oleh Bursa Efek Indonesia. Selain itu, ada juga resiko bahwa saham keluar dari daftar efek syariah dan harus diperjualbelikan melalui efek konvensional.

4. Risiko Spesifik dari Perusahaan

Saham syariah tidak terhindar dari risiko spesifik perusahaan, seperti risiko operasional, risiko keuangan, atau risiko reputasi perusahaan. Risiko ini dapat terjadi karena kesalahan manajemen, perubahan kondisi pasar, atau masalah internal perusahaan.

5. Risiko Hukum

Investasi saham syariah juga memiliki risiko hukum, yaitu ketidakpastian hukum dalam menghadapi perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah, serta risiko kontrak yang mungkin terjadi antara investor dan perusahaan.

6. Risiko Kepatuhan Syariah

Saham syariah harus memenuhi prinsip-prinsip syariah dalam bisnisnya. Jadi, perusahaan yang menerbitkan saham syariah ini harus selalu mematuhi prinsip syariah. Sebab itulah diperlukan dewan pengawas khusus mengingat adanya resiko adanya ketidakpatuhan perusahaan.

Keuntungan Investasi Saham Syariah

  • Dividen dari sistem bagi hasilnya.
  • Capital gain atau selisih antara harga jual dan harga belinya.
  • Adanya jaminan tambahan bagi para investor bahwa dana yang diberikan akan digunakan unutk mengembangkan usaha sesuai prinsip syariah. 
  • Bisnis yang diperbolehkan dalam saham syariah cenderung lebih stabil dan bertahan dalam jangka panjang. Ia tidak bergantung pada industri yang dianggap haram dan tidak stabil.
  • Saham syariah juga cenderung lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan dan operasional perusahaan.

Perhatikan Keuntungan dan Risikonya Sebelum Berinvestasi Saham Syariah

Hadirnya saham syariah bisa jadi angin segar bagi umat muslim yang ingin mulai berinvestasi tapi masih ragu-ragu. Namun, sebelum mulai menginvestasikan aset atau dana yang dimiliki, perhatikan dulu apa saja keuntungan dan risiko yang ada dibaliknya. Agar investasi saham yang dilakukan bisa memberikan return yang benar-benar menguntungkan.

Baca Juga: Investasi Halal di Bulan Ramadan, Simak Prinsip Hingga Keunggulan Reksa Dana Syariah