7 Tips Kumpulkan Dana Darurat untuk Renovasi Rumah dan Cara Hitung Nominalnya

Semua orang pasti ingin memiliki hunian yang begitu nyaman untuk ditinggal dan mampu memenuhi segala kebutuhan terkait keamanan ketika berada di dalamnya. Hanya saja, karena sejumlah masalah, seperti kebocoran, cat dinding terkelupas, kebanjiran, dan sebagainya, tidak jarang pemilik rumah perlu melakukan renovasi. 

Tergantung dari tingkat kerusakan atau banyaknya perbaikan yang perlu dilakukan, biaya merenovasi rumah bisa sangat besar. Saat terjadi, bukan tidak mungkin beban pengeluaran tersebut bisa langsung menguras habis isi tabungan. Jika tidak dipersiapkan dari jauh-jauh hari, risiko kondisi keuangan berantakan tentu akan menjadi sangat tinggi. 

Guna menyiasati masalah tersebut, kamu perlu menyiapkan yang namanya dana darurat untuk renovasi rumah. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara terbaik agar bisa mengumpulkan dana darurat untuk renovasi rumah ini? Di samping itu, berapa nominal dana darurat untuk renovasi rumah yang sebaiknya dikumpulkan?

Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Cara Hitung Dana Darurat untuk Renovasi Rumah yang Seharusnya Terkumpul

loader

Dana darurat adalah salah satu jenis tabungan yang penting dimiliki oleh semua orang. Dengan memiliki tabungan tersebut, kamu bisa mengantisipasi masalah keuangan atau pengeluaran mendesak dan mendadak dengan lebih optimal, termasuk ketika dihadapkan dengan keharusan merenovasi rumah. 

Tergantung dari tingkat kerusakan dan perbaikan yang harus dilakukan, pengeluaran untuk renovasi rumah bisa sangat masif. Tanpa dana darurat, tentu keuangan akan kewalahan untuk bisa menanggung pengeluaran tersebut. Alhasil, risiko finansial berantakan karena harus berutang untuk memenuhi kebutuhan merenovasi rumah menjadi lebih tinggi. 

Dana darurat sendiri perlu dikumpulkan dengan nominal tertentu tergantung dari besarnya pengeluaran bulanan dan jumlah orang yang ditanggung. Untuk yang masih lajang, nominal dana darurat yang harus terkumpul adalah sekitar 3 sampai 6 pengeluaran tiap bulan. Sementara bagi yang sudah menikah, apalagi yang telah memiliki momongan, kamu perlu mengumpulkan dana darurat dengan nominal paling tidak 6 sampai 12 pengeluaran bulanan.

Sebagai contoh, kamu adalah seorang pegawai yang telah berkeluarga dan sudah dikaruniai seorang anak. Setiap bulannya, rata-rata pengeluaran yang perlu ditanggung adalah 4 juta Rupiah dan ingin mengumpulkan dana darurat dengan nilai setara 10 kali pengeluaran bulanan. 

Berdasarkan informasi tersebut, perhitungan dana darurat yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut. 

  • Dana Darurat = 10 Bulan X Pengeluaran Bulanan
  • Dana Darurat = 10 X 4 Juta
  • Dana Darurat = 40 Juta

Melalui perhitungan tersebut, bisa diketahui jika besarnya dana darurat yang perlu dikumpulkan adalah 40 juta. Saat pos keuangan tersebut berhasil terkumpul, peluang kondisi keuangan mampu mengantisipasi berbagai pengeluaran tak terduga, termasuk renovasi rumah, menjadi lebih tinggi. 

Baca Juga: Butuh Uang Cepat untuk Renovasi, Pilih KTA atau Kredit Renovasi Rumah?

Tips Mengumpulkan Dana untuk Renovasi Rumah

loader

1. Prioritaskan Keuangan untuk Kumpulkan Dana Darurat

Setelah mengetahui nominal dana darurat yang perlu disiapkan, kamu tentu harus memahami pula bagaimana cara mengumpulkannya dengan optimal. Salah satu caranya adalah dengan memprioritaskan keuangan untuk mengumpulkan tabungan tersebut.

Misalnya, upayakan bisa menyisihkan sebagian gaji di awal untuk dialokasikan pada pos keuangan ini. Bila memungkinkan, tentukan pula berapa besar dana yang harus disisihkan setiap bulan agar aktivitas menabung dana darurat lebih konsisten dan disiplin dilakukan. 

Idealnya, rasio yang cocok dialokasikan sebagai tabungan dana darurat adalah 10 persen dari penghasilan tiap bulan. Jadi, pos keuangan tersebut pun pasti bisa terkumpul sesuai nominal yang telah ditentukan sebelumnya seiring berjalannya waktu.

2. Simpan Tunjangan dan Bonus Kerja

Setidaknya sekali setiap tahun, setiap pekerja kantoran ataupun PNS pasti mendapatkan THR ataupun bonus dan tunjangan lainnya. Ketimbang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif yang tak begitu mendesak, akan jauh lebih bijak jika tunjangan tersebut dialokasikan sebagai dana darurat.

Langkah ini tentu perlu untuk dipertimbangkan, terutama jika kamu masih dalam proses mengumpulkan dana darurat. Jadi, alih-alih menggunakan THR atau bonus kerja untuk sekadar berbelanja konsumtif atau memenuhi hasrat belaka, ada baiknya jika kamu memanfaatkannya sebagai dana darurat untuk renovasi rumah atau hal lainnya yang lebih penting, bukan?

3. Manfaatkan Layanan Tabungan Berjangka

Tips lainnya, agar dana darurat untuk kebutuhan ini lebih lekas terkumpul, hindari menyimpannya pada rekening tabungan biasa. Alasannya karena saldo di rekening pasti akan terus terpotong oleh biaya admin dan terlibas oleh inflasi.

Sebagai alternatifnya, manfaatkan layanan tabungan berjangka yang ditawarkan oleh perbankan untuk menyimpan dana darurat. Selain tak bakal terpotong biaya administrasi, kamu juga bisa lebih disiplin dalam menabung karena terdapat fitur auto debet. Yang terpenting, sesuaikan durasi atau jangka waktu menabungnya dengan rencana renovasi atau pengumpulan dana, sebagai contoh, 3 sampai 5 tahun mendatang.

4. Alihkan Uang Receh ke Pos Dana Darurat

Kerap disepelekan, tapi menyimpan setiap uang receh yang didapatkan setelah berbelanja mampu membantumu mengumpulkan dana darurat. Sebagai contoh, ketika mendapatkan uang nominal 500 hingga 5000, ketimbang meletakkannya di sembarang tempat maupun menggunakannya untuk jajan, mulai biasakan diri untuk menyimpannya di celengan khusus. 

Jika mampu dilakukan dengan rutin, bukan tidak mungkin nominal yang terkumpul dari uang receh tersebut akan menjadi signifikan pula di akhir bulan. Kemudian, alokasikan uang receh yang telah terkumpul tersebut pada tabungan dana darurat agar tujuan finansial tersebut lekas tercapai.

Baca Juga: Biar Jadi Tempat Tinggal Idaman, Ini 6 Biaya Kepemilikan Rumah yang Perlu Disiapkan

5. Kurangi Pengeluaran Tak Perlu

Kerap tak disadari, tahukah kamu jika ada banyak kebiasaan sepele yang ternyata memiliki porsi pengeluaran cukup besar pada keuangan? Sebagai contoh, jika kamu doyan makan di luar, nongkrong di kafe, atau membeli rokok, pengeluaran yang harus ditanggung bisa mencapai jutaan Rupiah setiap tahunnya. 

Sebagai gambaran, jika kamu menghabiskan uang sekitar 10 ribu saja per hari untuk pengeluaran tersebut, artinya dalam setahun jumlahnya mencapai 3,6 juta. Ditambah pengeluaran rokok, bukan tidak mungkin nominal pengeluaran tak perlu tersebut mencapai angka belasan juta per tahunnya. 

Nah, jika pengeluaran tersebut mampu dibendung, jumlah uang yang bisa disisihkan untuk mengumpulkan dana darurat tentu menjadi lebih besar. Alhasil, jangka waktu pengumpulannya pun menjadi lebih ringkas. 

6. Kumpulkan Dana Darurat dengan Investasi

Tips mengumpulkan dana darurat untuk renovasi rumah lainnya adalah dengan berinvestasi. Melalui investasi, dijamin jangka waktu untuk mengumpulkan pos keuangan tersebut sesuai target akan menjadi lebih cepat. Pasalnya, investasi mampu memberi peluang imbal hasil seiring berjalannya waktu dengan rasio tertentu.

Yang terpenting, pilih instrumen investasi yang paling pas dengan kebutuhan dan kondisi keuangan. Selain itu, utamakan untuk memilih produk yang mempunyai tingkat risiko rendah, mudah diakses, serta memiliki likuiditas tinggi. Kamu bisa mencoba berinvestasi reksadana, bisa denga reksadana campuran atau pendapatan tetap. 

Kenapa hal tersebut penting untuk diperhatikan? Alasannya agar risiko nilai investasi menurun akibat fluktuasi di pasar modal tidak sampai terjadi. Di samping itu, likuiditas yang tinggi dari produk investasi berarti kamu bisa dengan mudah mencairkannya sewaktu-waktu dibutuhkan. Dengan begitu, manfaat berinvestasi untuk mengumpulkan dana darurat lebih optimal didapatkan.

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

7. Siapkan Dana Lebih Besar dari RAB

Tips yang terakhir, siapkan pula dana darurat untuk renovasi rumah melebihi dari RAB atau rancangan anggaran biaya. Dengan menyiapkan dana lebih besar ketimbang RAB, kamu bisa mengantisipasi munculnya biaya dari hal-hal tak terduga. Sebagai contoh, harga material yang ingin dibeli ternyata lebih mahal dibanding yang harga yang telah disusun pada rancangan biaya tersebut. 

Jika tidak dipersiapkan sebelumnya, pembengkakan biaya tersebut tentu dapat menguras isi tabungan dari pos keuangan lain yang tak kalah pentingnya. Jika nominalnya terlampau besar, mau tidak mau rencana renovasi rumah harus tertunda atau bahkan terhenti sepenuhnya hingga kekurangan biaya tersebut bisa diatasi.

Karenanya, guna menyiasati masalah tersebut, usahakan menyiapkan dana darurat untuk renovasi rumah lebih tinggi ketimbang rancangan anggaran biaya yang telah disusun sebelumnya. 

Jangan Biarkan Rencana Renovasi Rumah Terhalang Masalah Biaya 

Itulah penjelasan tentang cara hitung biaya merenovasi rumah dan sederet tips mengumpulkan dana darurat untuk kebutuhan tersebut. Sebagai tempat yang kerap digunakan untuk beristirahat, bersantai, dan berkumpul bersama keluarga, kamu tentu perlu memastikan rumah senantiasa aman dan nyaman untuk dihuni.

Nah, jika memang perlu direnovasi, jangan biarkan rencana tersebut terhalang masalah biaya dengan menyiapkan dulu dana darurat ini sedini mungkin.  

Baca Juga: Cara Cerdas Merenovasi Rumah Tanpa Perlu Berutang