7 Langkah Pengajuan Pinjaman Usaha

KOMPAS.com - Modal berpengaruh saat hendak merintis suatu bisnis. Tanpa modal yang cukup, perjalanan bisnis menjadi terhambat.

Bisnis apapun itu, baik manufaktur, kebutuhan sehari-hari, hingga jasa tentu, akan mengalami masa-masa kekurangan modal. Agar ekspansi berjalan lancar, dibutuhkan tambahan modal yang bisa diperoleh dengan meminjam uang.

Entah itu kepada pihak bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman yang memadai tentunya mampu menjaga kelangsungan bisnis, jadi pelaku bisnis jauh dari bayang-bayang kebangkrutan. Agar pinjaman usaha disetujui, berikut beberapa langkah yang perlu diperhatikan, seperti dilansir dari Cermati.com:

1. Buat alasan yang jelas

Berhubung karena Anda salah satu pelaku bisnis, maka penting untuk memikirkan alasan yang jelas terkait pengajuan pinjaman. Apakah untuk melakukan ekspansi, meningkatkan kualitas dan pelayanan, atau untuk menambah volume produksi?

Alasan yang jelas memudahkan Anda untuk mendapat persetujuan kredit dari bank. Sebab, asumsinya pinjaman tersebut tidak digunakan untuk hal-hal lain di luar keperluan bisnis.

Pikirkan alasan yang benar-benar meyakinkan. Dengan demikian, pinjaman dapat segera dicairkan dan digunakan untuk keperluan bisnis.

2. Hitung besar pinjaman yang diperlukan

loader

Selanjutnya adalah menghitung besarnya pinjaman yang dibutuhkan. Untuk hal apa saja dana tersebut digunakan dan berapa besarnya, semua harus melewati perhitungan detail agar pinjaman yang diajukan sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Jadi, Anda tidak perlu mengajukan pinjaman yang baru lagi di kemudian hari. Anda tidak perlu membuat hitungan fix. Cukup estimasi terkait biaya yang diperlukan saja, jadi jumlah akhirnya lebih cepat diketahui.

Jika ternyata estimasi biayanya berlebih, Anda dapat mengalokasikan ke pos lain yang mungkin tidak tercatat dalam catatan perhitungan.

Baca juga: Sebelum Ajukan Pinjaman, Ketahui Plus Minus Jenis – jenis pinjaman di Indonesia

3. Pastikan kondisi finansial bisnis baik

Sebelum akhirnya mengajukan pinjaman kepada bank, ada baiknya untuk memastikan kesehatan finansial bisnis. Setidaknya dalam 3-6 bulan terakhir karena ini cukup berpengaruh terhadap persetujuan kredit.

Jika kondisi finansial kurang baik, bank otomatis menolak pengajuan pinjaman. Sebab, kemungkinan kredit macetnya sangat besar, jadi bank enggan mengambil risiko.

Baik tidaknya finansial dilihat dari jumlah pemasukan dan pengeluaran, total aset, dan hutang yang bisnis Anda miliki sejauh ini. Jika semuanya dalam keadaan baik, pengajuan pinjaman pasti disetujui.

4. Cari tahu syarat-syarat mengajukan pinjaman

Setiap bank mempunyai kebijakan khusus mengenai pinjaman nasabah. Ada baiknya cek terlebih dahulu semua syaratnya.

Setelah itu, baru ajukan pinjaman agar kemungkinan ditolaknya menjadi lebih kecil. Adapun syarat yang umumnya ditetapkan bank, seperti fotokopi KTP, NPWP, slip gaji, buku tabungan, pas foto, hingga surat izin usaha.

Setelah itu, baru mengisi formulir pengajuan pinjaman yang telah disediakan oleh pihak bank. Untuk mengetahui status pinjaman, diterima atau ditolak, Anda harus menunggu selama beberapa hari kerja. Bank akan menghubungi Anda jika pengajuan tersebut disetujui.

5. Pertimbangkan besarnya suku bunga

loader

Bukan hanya besarnya cicilan pokok pinjaman saja yang perlu dipikirkan, tapi juga suku bunga yang bank tetapkan. Jadi, bank itu memiliki kebijakan suku bunga masing-masing.

Makanya penting untuk mencari tahu besarnya suku bunga dari beberapa bank sebagai perbandingan untuk mendapatkan yang terendah. Karena memang, suku bunga ini akan mempengaruhi besarnya cicilan per bulan.

Cari tahu informasi mengenai suku bunga bank dari situs masing-masing bank. Atau bisa juga dari brosur dan menelepon customer service bank yang bersangkutan.

6. Perhatikan tenor dan mekanisme pembayaran

Ketahuilah kalau tenor pinjaman secara otomatis akan mempengaruhi besarnya cicilan. Penting untuk menghitung besarnya pemasukan yang bisa didapatkan dari kegiatan usaha, jadi pembayaran cicilannya disiplin.

Jika memang tidak memungkinkan untuk mencicil dalam waktu 3 tahun, tidak ada masalah untuk memperpanjangnya hingga 5 tahun. Asalkan Anda siap membayar suku bunga yang lebih besar.

Selain itu, perhatikan bagaimana mekanisme pembayarannya. Akan lebih mudah jika cicilan dapat dibayarkan secara online, jadi Anda tidak perlu datang ke bank yang bersangkutan untuk mencicil.

7. Jangan gegabah!

Berhubung karena uang itu cukup krusial dalam suatu bisnis, ada baiknya jangan gegabah dalam prakteknya. Dalam arti, gunakan uang sebaik mungkin, dan pastikan bank tempat Anda meminjam menyediakan variasi pinjaman sesuai kebutuhan dengan tingkat pelayanan yang memuaskan.

Selama pinjaman belum lunas, Anda akan lebih sering berkomunikasi dengan pihak bank. Baik terkait kendala yang dihadapi saat hendak membayar atau mungkin ada niat untuk mengajukan pinjaman lagi di kemudian hari? Perhatikan kredibilitas dan penilaian nasabah yang pernah meminjam di bank tersebut.

Bukan tanpa alasan, tentunya untuk menciptakan pengalaman meminjam yang berkesan. Mengajukan pinjaman usaha kepada bank cukup sederhana, tapi Anda perlu memperhatikan kecepatan respons suatu bank terhadap permintaan nasabah.

Ini penting jika Anda membutuhkan dana cepat, jadi perjalanan bisnis sama sekali tidak terhambat.