Aktiva Produktif: Pengertian, Komponen, Pengawasan, dan Pajaknya

Istilah aktiva pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Aktiva sendiri adalah harta, aset, atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun usaha yang sedang atau akan dijalankannya.

Selain aktiva nonproduktif, ada lagi jenis aktiva lainnya yaitu aktiva produktif. Sudah tahu apa itu aktiva produktif? Jika belum, berikut ini penjelasan mengenai aktiva produktif dan informasi lainnya yang masih berkaitan.

Baca juga: Aktiva Jaminan: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Pengertian Aktiva Produktif

loader

Aktiva Produktif

Aktiva produktif merupakan salah satu bentuk aset yang tidak hanya menguntungkan, tapi juga menjanjikan di kemudian hari. Aktiva tersebut dapat berupa penanaman dana, seperti kredit, surat berharga, penyertaan dana, dan dana lainnya yang akan mendatangkan sejumlah penghasilan bagi individu atau perusahaan.

Keuntungan yang diperoleh dari penghasilan aktiva produktif sejatinya dapat diputar kembali untuk melipatgandakan keuntungan. Makin banyak keuntungan yang diperoleh, semakin banyak pula akumulasi aktiva produktif yang dimiliki. Tidak heran kenapa sebagian besar orang berlomba-lomba untuk mengumpulkan aktiva produktif karena memang semenguntungkan itu.

Sementara itu, aktiva yang tidak memberikan keuntungan disebut aktiva nonproduktif. Maka, dari itu, usahakan untuk memperbanyak jumlah aktiva produktif daripada yang nonproduktif untuk meminimalisir kerugian finansial yang dapat terjadi hari ini, esok, dan seterusnya.

Pengertian Kualitas Aktiva Produktif

Suatu aktiva produktif memiliki kualitas pula. Pengertian kualitas aktiva produktif adalah sebagai besar atau kecilnya tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang sudah diberikan atau ditanamkan pada komponen aktiva produktif. Kualitas aktiva produktif bank di Indonesia dinilai berdasarkan proses penagihannya. Apakah itu masuk dalam golongan kredit lancar, kurang lancar, atau macet.

Kualitas aktiva produktif bank syariah dapat digunakan sebagai standar untuk mengukur kinerja suatu bank. Agar kinerja bank baik dan pengembangan usahanya berjalan lancar, bank perlu menjaga prinsip kehati-hatian dan kualitas aktiva produktif yang dimilikinya.

Salah satu cara yang digunakan untuk menjaga kualitas aktiva produktif adalah dengan menerapkan beberapa kebijakan sebaik mungkin. Bisa berdasarkan sektor ekonomi, pemasaran, maupun industri. Misalnya, menerapkan persentase pembiayaan untuk sektor produksi 20%, pemasaran 15%, dan lain sebagainya.

Baca juga: Aktiva Berisiko: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Komponen Aktiva Produktif

Aktiva produktif memiliki beberapa komponen di dalamnya. Tanpa adanya komponen tersebut, bukan aktiva produktif yang tercapai melainkan aktiva nonproduktif. So, berikut ini beberapa contoh aktiva produktif yang bisa dipertimbangkan.

  1. Kredit

    Aktiva produktif bisa dicapai jika memiliki kredit. Kredit merupakan pinjaman yang diajukan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk menjalankan sesuatu, seperti bisnis. Kredit bukanlah hal negatif, karena pada dasarnya kredit sering dijadikan sebagai alat untuk memodali sesuatu. Kredit bukanlah produk yang harus dihindari, makanya kamu tidak perlu takut untuk memilikinya.

    Terdapat sebuah kesepakatan di dalam sebuah kredit, yaitu kesepakatan antara peminjam dan pemberi pinjaman. Kesepakatan ini biasanya berisi tentang jangka waktu pelunasan utang dan besarnya bunga utang yang harus dibayarkan oleh peminjam. Jika ingin memiliki komponen aktiva produktif yang satu ini, pastikan kamu dapat melunasinya pada waktu yang ditentukan.

  2. Surat Berharga

    Berbicara tentang aktiva, maka di sini akan berbicara tentang surat berharga pula. Surat berharga dibutuhkan sebagai jaminan atas kredit yang diajukan untuk mendapatkan aktiva produktif bank. Surat berharga ini dapat terdiri dari sertifikat properti, surat utang, wesel, dan surat lainnya yang dapat dijadikan jaminan.

    Surat berharga diberikan ketika peminjam telah memperoleh sejumlah uang seperti yang diajukannya kepada bank. Surat berharga yang dijaminkan akan dikembalikan apabila peminjam telah melunasi kewajibannya sesuai jangka waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi, maka bank memiliki hak untuk mengambil alih surat berharga yang dijaminkan atas kredit.

    Maka, pertimbangkan pengajuan kredit sebaik mungkin sebelum menyerahkan surat berharga kepada bank. Pertimbangkan kemampuan bayar dan kondisi finansial. Jangan sampai pembayaran macet di tengah perjalanan atau malah gagal bayar.

  3. Penyertaan Dana

    Merupakan bentuk penyertaan dana dalam produk keuangan, seperti saham. Hanya saja, saham ini tidak dibeli melalui pasar modal, melainkan melalui bank yang menyediakan penyertaan dana bagi yang membutuhkan. Selain saham, bentuk penyertaan dana yang sering kali ditawarkan oleh pihak bank adalah bentuk modal sementara.

    Modal sementara maksudnya adalah sejumlah uang yang dipinjamkan oleh kreditur kepada debitur. Modal sementara bertujuan untuk mengatasi kegagalan pembayaran kredit, sehingga debitur dapat melunasi kreditnya tepat waktu.

    Penyertaan dana yang pangsa pasarnya adalah bank syariah dengan persentase kurang dari 20% wajib dicatat menggunakan metode biaya dan kualitas penyertaan modal. Kualitas ini dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok, di antaranya.

    • Lancar: Modal dinyatakan lancar jika bank berhasil membukukan laba atas dana yang disertakan, ketika bank tidak mengalami kerugian yang bersifat kumulatif.
    • Kurang Lancar: Modal dinyatakan kurang lancar apabila penyertaan dana bank mengalami kerugian dalam persentase tertentu. Persentase maksimalnya adalah 25% dari modal yang dimiliki.
    • Macet: Dinyatakan macet penyertaan dana yang diberikan bank kepada perusahaan atau individu merugi dengan persentase lebih dari 50% modal.
    • Diragukan: Diragukan apabila laporan keuangan buku terakhir dari bank menunjukkan bahwa penyertaan modal bank mengalami kerugian antara 25% sampai 50% dari modal suatu perusahaan.
  4. Penempatan Dana

    Contoh aktiva produktif lainnya adalah penempatan dana. Bentuknya dapat berupa giro, sertifikat deposito, deposito, kredit bank, call money, dan dana lainnya. Semuanya ini dapat memberikan keuntungan dalam jumlah tertentu sesuai dengan dana yang ditempatkan.

    Penempatan dana memiliki kualitas masing-masing yang ditentukan berdasarkan ketepatan pembayaran angsuran pokok maupun realisasi pendapatan. Kualitas penempatan dana dibagi dalam empat jenis, yaitu lancar, kurang lancar, macet, dan diragukan.

  5. Transaksi Rekening Administratif

    Contoh aktiva produktif dalam bentuk transaksi rekening administratif juga dapat dipertimbangkan. Komponen di dalam jenis ini berupa komitmen dan kontinjensi yang terdiri atas warkat, L/C, wesel impor, penjualan surat berharga, dan lain sebagainya. Transaksi rekening administratif termasuk dalam aktiva produktif karena memiliki risiko kredit.

    Kualitas sebuah transaksi rekening administratif dapat dinilai berdasarkan kualitas pembiayaan maupun piutang dari masing-masing transaksi. Beberapa ketentuan tentang kualitas yang dimaksud adalah:

    • Penilaian atas kualitas pembiayaan, piutang, dan transaksi rekening administratif sampai Rp500 juta untuk individu atau grup berdasarkan kemampuan bayar.
    • Penilaian atas kualitas pembiayaan, piutang, dan transaksi rekening administratif yang nilainya lebih besar dari Rp500 juta, baik untuk individu maupun grup.
    • Penilaian atas kualitas pembiayaan, piutang, dan transaksi rekening administratif yang nilainya mencapai Rp1 miliar untuk individu maupun grup.

Baca juga: Aktiva Tetap: Pengertian, Jenis, Karakteristik, dan Cara Memperolehnya

Pengawasan Aktiva Produktif

Untuk menghindari maraknya kasus penipuan, beberapa aktiva produktif telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pihak berwenang lainnya. Sebut saja properti karena memiliki nilai jual yang tinggi. Pengawasan yang dilakukan pada properti dapat berupa pajak bangunan, biaya pemeliharaan, dan asuransi atas properti yang bersangkutan.

Sementara itu, untuk aktiva produktif berupa deposito dan sertifikat deposito tidak membutuhkan pengawasan yang ketat. Selain karena nilanya yang bervariatif (bisa besar, bisa kecil), pendapatannya juga diperoleh dari pembayaran bunga yang menjadi bagian esesial dari sebuah investasi.

Berbeda aktiva produktifnya, berbeda pula pengawasan untuk setiap asetnya. Jadi, antara satu aktiva dan aktiva lainnya tidak boleh disamakan. Pertimbangkan sebaik mungkin aktiva produktif apa yang paling cocok untuk dijadikan investasi.

Kewajiban Pajak Aktiva Produktif

Mengingat aktiva produktif diawasi secara ketat, maka hal yang wajar apabila dikenakan biaya pajak dalam jumlah tertentu. Besar atau kecilnya pajak ditentukan berdasarkan jumlah penghasilan yang diperoleh dari setiap contoh aktiva produktif yang dimiliki. Setiap aktiva tersebut harus dilaporkan pada saat pelaporan pajak sehingga semua biayanya dapat dipertanggungjawabkan saat pembayaran pajak tahunan.

Baca juga: Ayo Kenali Apa Itu Balance Sheet, Unsur, sampai Manfaatnya

Aktiva Produktif Sebagai Solusi untuk Bisnis

Jika kamu ingin memulai suatu bisnis, aktiva produktif patut dipertimbangkan. Namun, kamu sendiri harus paham betul mengenai pengertian aktiva produktif dan komponen yang ada di dalamnya agar tidak menimbulkan kendala di kemudian hari. Seperti yang diketahui, kendala dalam suatu bisnis dapat menimbulkan sejumlah kerugian yang tentunya akan sangat berpengaruh pada kelancaran arus kas perusahaan. Jadi, coba dipahami baik-baik lagi sebelum aktiva produktif ini dimanfaatkan, ya!