Harga Teoritis Pasca Right Issue, Ini Pengertian, Cara Hitung, dan Tips Mengantisipasinya

Bagi pemain lama di dunia investasi, istilah right issue tentu sudah tidak asing lagi di telinga. Pada dasarnya, right issue bisa dipahami sebagai aksi korporasi yang berguna untuk meningkatkan jumlah dari saham beredar sebuah emiten melalui penerbitan saham baru. Tujuan dari aksi korporasi ini adalah agar emiten mampu memperoleh pendanaan tambahan dari investor. 

Tentunya, aktivitas ini akan memberi dampak pada kepemilikan saham dan juga harganya. Karenanya, dikenal konsep harga teoritis yang sangat penting untuk dipahami agar proses right issue bisa diantisipasi dengan optimal oleh investor ataupun trader. 

Namun, apa yang sebenarnya dimaksud dengan harga teoritis ini? Juga, seperti apa cara hitung dan tips untuk mengantisipasinya agar tak sampai mengganggu aktivitas maupun rencana investasimu? Nah, untuk memahami lebih lanjut, simak panduan lengkap tentang apa itu harga teoritis berikut ini. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Pengertian Harga Teoritis

Secara sederhana, harga teoritis merupakan pembentukan harga dari saham baru pasca perusahaan melangsungkan right issue. Alasan munculnya harga teoritis adalah terjadi penyesuaian posisi pada harga saham setelah terjadi penerbitan saham baru di harga pelaksanaan dan telah ditentukan sebelumnya. 

Dalam kata lain, harga teoritis adalah penggambaran jika terjadinya penurunan harga saham bukan disebabkan aksi jual. Melainkan, hal tersebut terjadi karena ada penyesuaian atas penambahan saham yang baru muncul di harga pelaksanaan yang lebih rendah dari harga pasar. 

Umumnya, harga teoritis bakal jauh lebih rendah dibanding harga pasar apabila emiten melakukan aksi korporasi right issue dengan jumlah besar serta harga pelaksanaannya di bawah dari harga pasarnya. 

Investor yang telah memegang saham ketika proses ini terjadi pada dasarnya tak perlu khawatir dengan adanya harga teoritis yang lebih rendah dari harga pasar. Apabila pemegang saham tersebut mengeksekusi semua haknya, artinya rerata harga saham miliknya juga bakal disesuaikan dengan penambahan saham yang baru diterbitkan pada harga pelaksanaan atau strike price

Penetapan harga teoritis sejatinya baru dilakukan ketika dimulai perdagangan pertama pada pasar reguler pasca ada penerbitan saham yang baru via harga closing cum date. Tapi, sebelum sampai ke tahap tersebut, investor bisa memprediksi terkait perhitungan harga teoritis pasca right issue. 

Cara Hitung dan Rumus Harga Teoritis 

Di poin sebelumnya dijelaskan jika investor bisa menghitung harga teoritis dan membuat prediksi terhadapnya. Sebenarnya, tidak sulit untuk bisa melakukan perhitungan harga teoritis ketika memahami rumusnya berikut ini. 

Harga Teoritis = (Rasio Saham yang lama * Harga Pasar ketika Cum Date) + (Rasio Saham yang Baru * Harga Pelaksanaan) : (Rasio Saham yang Lama + Rasio Saham yang Baru)

Yang dimaksud dengan cum date sendiri adalah tanggal investor masih dapat memperoleh hak menebus saham yang baru. 

Contoh Perhitungan Harga Teoritis

Setelah memahami rumusnya di atas, kamu mungkin masih bingung tentang cara hitung harga teoritis. Untuk lebih jelasnya, simak contoh perhitungan harga teoritis sebagai berikut. 

Anggap saja sebuah perusahaan melakukan aksi right issue di awal tahun. Dari aksi tersebut, per 100 saham yang dimiliki investor lama berhak untuk menebus saham baru sejumlah 86 lembar di harga pelaksanaan 500 rupiah. 

Lalu, harga saham perusahaan tersebut ketika cum date adalah sebesar 10.000. Jadi, berdasarkan contoh tersebut, perhitungan harga teoritis akan menjadi sebagai berikut. 

Harga Teoritis = (10 ribu * 100) + (500 * 86) : (100 + 86)

Harga Teoritis = 5.607

Jadi, dari contoh tersebut, bisa diketahui jika harga teoritis saham perusahaan ketika telah melakukan aksi korporasi right issue adalah 5.607 rupiah. 

Tips Antisipasi Harga Teoritis Pasca Right Issue

Guna mengantisipasi perubahan harga akibat right issue atau harga teoritis, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan. Yang pertama adalah membuat prediksi terkait harga teoritis dan melakukan perkiraan harga penutupan semenjak 3 hari hingga sehari sebelum cum date. 

Apabila perkiraan dari harga teoritis telah diperoleh, lakukan perbandingan dengan harga proyeksi pasar tersebut untuk mencari tahu persentase peluang penurunan dari harga saham karena penyesuaian. Dengan begitu, kamu bisa mempertimbangkan langkah investasi atau keputusan investasi seperti apa yang sebaiknya diambil berdasarkan informasi tersebut. 

Tak Perlu Khawatir, Harga Teoritis Terjadi Sebagai Imbas Langkah Right Issue Perusahaan

Dari penjelasan di atas bisa dipahami jika harga teoritis menunjukkan harga saham yang baru dan terbentuk pasca dilakukannya proses right issue oleh perusahaan penerbitnya. Bukan karena aktivitas penjualan ataupun capital loss, harga teoritis adalah penyesuaian harga yang terjadi karena adanya penambahan saham yang baru dan harga penawarannya di bawah dari harga pasar. Oleh karena itu, jangan panik menanggapi penurunan harga saham karena right issue dan pertimbangkan langkah investasi yang optimal untuk diambil berdasarkan perhitungan harga teoritis.