Index S&P 500: Definisi, Manfaat, hingga Daftar Perusahaannya

Bagi kamu yang sudah sering seliweran di dunia investasi, khususnya saham, obligasi, dan forex, tentunya tidak asing lagi dengan indeks S&P 500. Bahkan investor pemula umumnya disarankan untuk berinvestasi pada perusahaan yang terdaftar di indeks S&P 500.

Pertanyaannya, apakah yang dimaksud dengan indeks S&P 500? Siapa pencetusnya dan bagaimana perusahaan bisa terdaftar dalam indeks tersebut? 

Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, simak pembahasan di artikel berikut ini hingga selesai ya!

Baca Juga: Mengenal MSCI Index dan Daftar Indeks MSCI Indonesia Terbaru

Apa itu Index S&P 500? 

loader

Index S&P 500

Index Standard & Poor’s 500 atau Index S&P 500 adalah indeks kapitalisasi pasar dari 500 perusahaan publik terkemuka di Amerika Serikat. 

Kendati disebut “indeks kapitalisasi pasar dari 500 perusahaan publik terkemuka” nyatanya 500 perusahaan yang terdaftar dalam S&P 500 index bukanlah perusahaan yang menyandang peringkat teratas berdasarkan kapitalisasi pasar. Hal tersebut dikarenakan tingkat kapitalisasi pasar hanyalah salah satu dari sekian banyak kriteria.

Index S&P 500 pertama kali diluncurkan pada tahun 1957 oleh lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor’s dan hingga kini menjadi salah satu pengukur kinerja ekuitas sekaligus kinerja pasar saham yang terbaik dan terkemuka berkat kedalaman dan keragamannya.

Dalam konsep pengertian yang lain, S&P 500 dapat didefinisikan sebagai indeks tertimbang mengambang (float-weighted index). Artinya kapitalisasi pasar perusahaan yang terdaftar dalam index S&P 500 disesuaikan dengan jumlah saham yang tersedia untuk perdagangan publik. 

Investor tidak bisa berinvestasi pada index S&P 500, namun tetap bisa menjadikannya sebagai tolak ukur, menentukan komposisi portofolio, serta mengevaluasi kinerja investasi. 

Metode Perhitungan dan Pembobotan pada Index S&P 500 

Kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimanakah suatu perusahaan bisa terdaftar pada index S&P 500? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kamu harus terlebih dahulu memahami metode perhitungan dan pembobotan pada index S&P 500. 

Index S&P 500 menggunakan metode pembobotan yang didasarkan pada tingkat kapitalisasi pasar. Artinya, perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar akan memperoleh alokasi persentase lebih tinggi. 

Adapun metode pembobotan pada index S&P 500 dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini: 

Company Weight =Company Market CapsTotal of all Market Caps

Dengan kata lain, pembobotan dihitung dengan membagi antara kapitalisasi pasar suatu perusahaan dengan total keseluruhan kapitalisasi pasar dalam indeks untuk menghasilkan nilai persentase yang nantinya akan menentukan peringkat perusahaan dalam indeks. 

Total dari seluruh kapitalisasi pasar dihitung dengan cara menjumlahkan tingkat kapitalisasi pasar setiap perusahaan dalam indeks. Sementara kapitalisasi pasar suatu perusahaan dihitung dengan cara mengalikan harga saham saat ini dengan jumlah saham yang beredar. 

Tenang saja, kamu tidak perlu repot mencari tahu tentang kapitalisasi pasar masing-masing perusahaan dengan cara menghitungnya karena informasi tersebut biasanya sudah dipublikasikan di situs web keuangan. 

Jika kamu mengikuti perkembangan S&P 500 index, informasi tersebut juga tentunya dapat dengan mudah diperoleh seiring dengan pergerakan dan laporan mengenai kinerja indeks. 

Baca Juga: Kriteria Indeks Kompas 100 dan Daftar Saham Terbarunya

Persyaratan bagi Perusahaan yang ingin Mendaftar 

Kerap identik dengan image “perusahaan publik terkemuka”, ternyata agar dapat masuk ke dalam daftar index S&P 500, ada serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi yakni: 

  1. Memiliki Kapitalisasi Pasar 

    Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kapitalisasi pasar merupakan kriteria utama yang membentuk index S&P 500. Bahkan, pembobotan proporsi pada index S&P 500 juga didasarkan pada kapitalisasi pasar. Pertanyaannya, berapakah minimal kapitalisasi pasar yang diperlukan? 

    Dilansir dari berbagai sumber, perusahaan membutuhkan kapitalisasi pasar yang juga mengacu pada jumlah nilai total saham yang beredar minimal USD 8,2 miliar agar dapat masuk ke daftar index S&P 500. 

  2. Berbasis di Amerika Serikat dan Terstruktur

    Persyaratan kedua, perusahaan yang dimaksud harus berbasis di Amerika Serikat dan secara resmi terdaftar pada bursa Amerika Serikat yang masuk dalam kualifikasi, salah satunya REIT (real estate investment trusts). 

    Tak hanya terdaftar, perusahaan juga harus memiliki struktur organisasi yang jelas serta menawarkan saham biasa kepada investor pada harga tertentu.

  3. Pendapatan Positif

    Terakhir namun juga yang paling penting, perusahaan yang ingin terdaftar di index S&P 500 harus memiliki pendapatan positif yang dilaporkan selama kuartal terakhir. 

    Tak hanya itu, perusahaan juga harus memiliki hasil perhitungan total pendapatan yang bernilai positif selama empat kuartal terakhir. 

Manfaat Penggunaan Index S&P 500

Jika kamu seorang investor maupun pelaku perdagangan, maka S&P 500 index akan memberikan manfaat sebagai berikut: 

  1. Menganalisis Pergerakan Harga 

    Pertama, index S&P 500 umumnya dijadikan acuan oleh para investor maupun pelaku perdagangan (traders) untuk memahami serta menganalisis tren dan pergerakan harga aset investasi menggunakan indikator-indikator analisis teknis maupun fundamental. 

    Hasil analisis ini nantinya akan menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi dan pengambilan keputusan investasi demi tercapainya tujuan investor atau pelaku perdagangan. 

  2. Meminimalkan Risiko 

    Meminimalisir risiko dan memaksimalkan profit merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh investor maupun traders dalam menjalankan aktivitas investasi. 

    Pada dasarnya, investasi dalam bentuk saham, forex, obligasi, dan mata uang kripto memiliki prinsip high risk high return yang berarti semakin tinggi potensi keuntungannya maka semakin berisiko pula jenis investasi tersebut. 

    Dalam rangka meminimalkan risiko, investor dapat menggunakan berbagai tools untuk membantu proses analisis terhadap kondisi pasar, salah satunya dengan mengikuti acuan berbagai indeks seperti index S&P 500. 

    Index S&P 500 banyak dipilih sebagai acuan investor dalam memilih saham perusahaan mana yang akan dibeli, khususnya investor pemula. Pasalnya indeks ini cukup mudah dipahami dan setiap saham perusahaan yang masuk dalam daftar dinilai lebih minim risiko. 

  3. Menentukan Saat Membeli dan Menjual 

    Dalam rangka memaksimalkan potensi tingkat keuntungan, terdapat berbagai macam upaya yang dapat dilakukan oleh investor. Salah satunya dilakukan dengan cara menentukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual aset investasi. 

    S&P 500 merupakan indeks pasar Amerika Serikat yang menjadi acuan bagi para investor untuk menilai seberapa baik kinerja pasar pada momen tertentu. Harga index S&P 500 dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang terutama adalah kondisi perekonomian Amerika Serikat yang berpotensi meningkatkan volatilitas pasar.

    Sebagai investor, kamu bisa menggunakan S&P 500 index untuk menentukan kapan saat yang tepat untuk membeli dan menjual aset investasi berdasarkan analisis yang mendalam terhadap kondisi perekonomian Amerika Serikat. 

Daftar Perusahaan S&P 500

  • Apple (AAPL).
  • Microsoft (MSFT).
  • Amazon (AMZN).
  • Facebook (FB).
  • Johnson & Johnson (JNJ).
  • dan lain-lain.

Keterbatasan Penggunaan Index S&P 500

Index S&P 500 bukanlah satu-satunya indeks yang merepresentasikan kinerja pasar dan kondisi perekonomian suatu negara. Jika kamu seorang investor, maka tentu kamu sudah mendengar tentang indeks lainnya yang tak kalah populer dan juga kerap dijadikan sebagai bahan acuan, misalnya NASDAQ, DJIA (Dow Jones Industrial Average), indeks Russell, dan Vanguard 500 Fund. 

Munculnya beberapa pesaing dari S&P 500 ini menjadi pertanda bahwa indeks tersebut memiliki keterbatasan yang membuat beberapa investor lebih memilih untuk tidak menjadikan S&P 500 sebagai acuan. 

Salah satu batasan S&P 500 terletak pada adanya probabilitas saham dalam indeks yang dinilai memiliki bobot terlalu tinggi, jauh melebihi jaminan fundamentalnya. Ketika hal tersebut terjadi maka umumnya disimpulkan terdapat kemungkinan penggelembungan nilai keseluruhan atau harga saham. 

Padahal nyatanya peningkatan kapitalisasi pasar perusahaan tak melulu menjadi indikasi penggelembungan nilai keseluruhan atau harga saham. Pasalnya ada kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan nilai saham relatif terhadap saham yang beredar di pasar atau pergerakan harga saham. 

Untuk meminimalisir keterbatasan tersebut, maka sebagai investor kamu dianjurkan agar tidak hanya menjadikan indeks S&P 500 sebagai satu-satunya acuan. Kamu perlu melakukan analisis yang mendalam dengan menggunakan berbagai indikator dan tools serta memerhatikan kondisi pasar sebelum mengambil keputusan investasi. 

Berinvestasi dengan Cermat

Nah, itulah berbagai penjelasan yang perlu kamu ketahui tentang indeks S&P 500. Siapa nih yang sudah sering menggunakan indeks S&P 500 sebagai acuan? 

Intinya, apapun acuan yang kamu gunakan, tetaplah berinvestasi dengan cermat dan bijak.

Baca Juga: Mengenal LQ45, Indeks Saham Paling Populer dan Perbedaannya dengan Saham Bluechip