Kenali Kesalahan-Kesalahan Persepsi Pinjaman Berikut Sebelum Mengajukan Pinjaman ke Fintech

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat gaya hidup semakin dipermudah. Tak terkecuali aktivitas perbankan yang belakangan mengalami perubahan pola, beralih ke online banking yang lebih mempermudah nasabahnya dalam melakukan transaksi.

Perusahaan Fintech (Financial Technology) yang belakangan berkembang dengan pesat bukan serta merta tanpa sebab. Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi dan tuntutan perekonomian terkadang membuat nasabah tak banyak memiliki waktu untuk sekedar datang ke bank untuk menggunakan jenis produk perbankan, seperti misalnya Pinjaman Online , Kredit Multiguna, maupun Kredit Usaha Mikro. 

Pinjaman lewat aplikasi online memang belum sebesar pinjaman ala bank yang mampu memberikan nilai pinjaman mencapai 200 juta, tapi jika dilihat dari kebutuhan akses waktu yang lebih singkat rasanya memilih fintech bisa jadi jalan keluar permasalahan keuangan. Terlepas dari hal tersebut, nyatanya bank bank raksasa di luar negeri pun justru mengakuisisi Fintech yang tengah berkembang. 

Artikel kali ini akan membahas beberapa poin penting yang wajib diketahui terkait kesalahan-kesalahan pemahaman pengajuan pinjaman yang selama ini justru dianggap sebagai penghalang untuk mendapatkan dana pinjaman. Langsung saja, berikut ini adalah ulasannya.

Baca Juga: Pinjaman KTA Kamu untuk Modal Disetujui atau Ditolak? Ini Cara Mengetahuinya

Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KTA Terbaik! 

  1. Pengajuan Pinjaman akan Ditolak Bilamana Kualitas Kredit Calon Nasabah Buruk

    loader

    Skor Kredit

    Persepsi ini tak sepenuhnya benar. Setiap lembaga pemberi pinjaman memiliki kriteria kelayakan tersendiri untuk menentukan mana calon nasabah yang cocok menerima dana pinjaman tersebut dan mana yang tak layak untuk mendapatkannya. 

    Jika dibandingkan dengan Fintech, mereka tidaklah menggunakan sistem SLIK OJK atau credit scoring untuk menentukan tingkat risiko pemberian dana. Melainkan menggunakan sistem Big Data dan Artificial Intelligence yang dirancang agar mampu membaca tingkat risiko dari data nasabah. Hal ini tentu saja terkait bentuk Fintech yang bukan berbentuk Lembaga Perbankan. 

    Tentu saja proses penilaian calon nasabahnya cukup berbeda. Namun, dengan menggunakan teknologi ini, proses pemilihan nasabah bisa dilakukan dengan lebih cepat dibandingkan menggunakan sistem konvensional.

  2. Kesalahan Persepsi yang Menganggap Bahwa Pinjaman Online Tidak Aman

    Meragukan sebuah jenis pinjaman dengan syarat yang mudah tentu saja wajar. Melalui pinjaman online, nasabah cuma perlu memasukkan informasi pribadi sampai dengan akun bank yang bersangkutan untuk mengajukan pinjaman. Hal ini tentu membuat sebagian besar orang cukup skeptis dan meragukan hal tersebut, lantaran ada beberapa informasi yang bersifat sensitif yang perlu diberikan.

    Namun tidak perlu khawatir, apabila perusahaan fintech tempat meminjam sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka bisa dipastikan data tersebut tidak akan disalahgunakan. Karena apabila iya, perusahaan fintech pemberi pinjaman bisa dikenakan sanksi bahkan tidak boleh beroperasi.

    Jadi bisa dipastikan data-data yang telah dikumpulkan hanya akan digunakan untuk keperluan peminjaman dan promosi saja tanpa menyebarkan informasi pribadi nasabah.

  3. Kesalahan Persepsi bahwa Bunga Pinjaman Online Besar

    Kamu beranggapan bahwa bunga pinjaman online itu besar? Bisa jadi benar, bisa jadi pula anggapan tersebut salah. Jika diakumulasikan, bunga pinjaman pinjaman online memang terbilang cukup besar, apabila kamu mengambil dengan tenor yang lama lantaran jumlah bunga dikalikan tenor cicilan tersebut. 

    Walaupun lebih besar dari bunga pinjaman di bank, perlu diingat ada standar bunga yang ditetapkan oleh OJK. Sehingga pihak pemberi pinjaman tidak boleh mematok bunga yang terlalu mencekik kepada para nasabahnya. Kebanyakan orang berasumsi bunga pinjaman online itu besar lantaran menghitungnya dari jumlah pinjaman yang harus dikembalikan. 

    Besarnya jumlah pinjaman yang harus dikembalikan ini tidak cuma berasal dari bunga saja namun juga bisa dari biaya administrasi, provisi, dll. Yang tentu saja bervariasi dari tiap perusahaan.

    Baca Juga: Tips Atur Gaji Rp 2 Juta Sebulan, Bisa Nabung dan Nongkrong

Jangan Sampai Salah Persepsi, Sebenarnya Pinjaman ke Fintech Memiliki Manfaat

loader

Kesalahan-kesalahan persepsi diatas jelas cukup berbahaya lantaran mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk mengambil pinjaman pinjaman, sementara di lain sisi kamu membutuhkan dana tersebut karena sifatnya urgent

Selalu tanamkan disiplin pembayaran agar pinjaman bisa lebih cepat lunas. Pastikan juga untuk mengetahui segala risiko dan informasi suku bunga yang muncul agar tidak terjebak pinjaman online abal-abal. Selamat mencoba!

Baca Juga: 5 Tanda Pengajuan Kartu Kredit Bakal Approved