Leverage: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Risikonya

Modal merupakan pondasi utama dalam membangun suatu bisnis, baik bisnis makanan, pakaian, hingga jasa. Tanpa adanya modal, mustahil bila bisnis dapat berjalan dengan baik apalagi bertahan. Perusahaan punya modal sekalipun bukan jaminan kalau operasionalnya berjalan lancar, apalagi kalau yang modalnya minim.

Untuk memenuhi kebutuhan modal, sebagian besar pebisnis menggunakan leverage. Kira-kira apa itu leverage menurut pemahaman kamu? Berikut akan dibahas pengertian leverage, termasuk jenis-jenisnya, manfaat, dan risikonya untuk aktivitas bisnis.

Baca Jga: Mengenal Istilah Leverage dalam Dunia Investasi dan Cara Kerjanya bagi Keuntungan Investor

Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KTA Terbaik! 

Pengertian Leverage

loader

Leverage dalam Bisnis

Leverage adalah utang dalam istilah yang lebih enak didengar. Leverage digunakan untuk membeli aset atau peralatan yang nantinya digunakan untuk menunjang aktivitas bisnis. Perusahaan memilih untuk menggunakan leverage daripada ekuitas.

Ekuitas perusahaan bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan lainnya yang ada kaitannya dengan bisnis. Cara ini diharapkan mampu memberikan keuntungan yang maksimal, baik bagi perusahaan maupun pemilik modal. Keuntungan ini membuat umur perusahaan menjadi panjang dan skala perusahaan lebih besar di kemudian hari.

Istilah leverage juga sering digunakan dalam dunia trading forex. Leverage dalam forex adalah penggunaan pinjaman guna meningkatkan jumlah keuntungan dari aktivitas investasi. Leverage dalam forex yang sering ditemukan, seperti 1:25, 1:50, dan 1:100.

Perbedaan Leverage dan Leverage Ratio

Jika leverage artinya utang, maka leverage ratio adalah perbandingan jumlah utang dan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Leverage ratio adalah tolak ukur untuk mengetahui tingkat kesanggupan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Jika rasio utang perusahaan lebih tinggi daripada aset, dapat disimpulkan bahwa perusahaan akan mengalami kesulitan saat melunasi utang yang jatuh tempo.

Leverage ratio adalah gambaran kesehatan finansial suatu perusahaan. Dengan level rasio yang baik, perusahaan akan mudah mendapatkan suntikan modal dari investor. Dengan harapan, modal tersebut dikelola sebaik mungkin sehingga memberikan return maksimal bagi perusahaan dan investor.

Jenis-jenis Leverage

Dalam dunia akuntansi, terdapat tiga jenis leverage yang perlu diketahui. Apa saja?

  1. Leverage keuangan

    Disebut juga financial leverage, yaitu modal yang digunakan oleh Manajer Keuangan untuk memaksimalkan jumlah keuntungan bagi para pemegang saham. Leverage keuangan dapat ditentukan dengan melihat rasio utang terhadap ekuitas perusahaan. Jika rasio utang lebih tinggi, perusahaan berpotensi mengalami kebangkrutan.

    Bayang-bayang kebangkrutan akan semakin terlihat apabila perusahaan gagal memanfaatkan modal yang tersisa dengan baik. Makanya dibutuhkan Manajer Keuangan yang memiliki skill pengelolaan keuangan yang baik. Alhasil, dapat membantu perusahaan untuk meminimalisir pengeluaran yang sebenarnya tidak terlalu penting.

  2. Leverage operasi

    Disebut juga sebagai operating leverage, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan biaya operasi. Komponen biayanya terdiri dari biaya tetap yang bertujuan untuk meningkatkan perubahan laba yang diperoleh dari aktivitas bisnis. Jika ditarik garis lurus, perubahan dalam penjualan dan biaya yang ada dalam pendapatan operasional saling berhubungan.

    Maka dari itu, setiap penjualan dan pendapatan tersaji di dalam leverage operasi ini. Apabila biaya tetap lebih tinggi daripada biaya variabel, maka operating leverage yang dimiliki perusahaan tinggi. Apabila biaya tetap lebih kecil daripada biaya variabel, maka operating leverage perusahaan kecil. 

  3. Leverage Gabungan

    Disebut juga combined leverage, yaitu gabungan dari dua jenis leverage yang sudah disebutkan di atas. Besarnya keuntungan yang diperoleh dari leverage gabungan termasuk tinggi, jadi dipercaya dapat memberikan kesejahteraan. Tidak hanya bagi perusahaan, tapi juga bagi para pemilik modal.

    Perusahaan yang kompetitif pada umumnya memiliki combined leverage yang tinggi. Sedangkan perusahaan yang konservatif cenderung memiliki combined leverage yang rendah. Modal yang ada di dalamnya adalah biaya pasif dan operasional tetap. 

Rumus Menghitung Leverage

Leverage di dalam suatu perusahaan dapat dihitung menggunakan rumus tertentu. Rumus ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu terhadap aset, ekuitas, dan modal. Uraian mengenai rumus menghitung leverage sebagai berikut.

  1. Rasio utang terhadap aset

    Disebut juga Debt to Assets Ratio (DAR), digunakan untuk menghitung kemampuan suatu perusahaan untuk memanfaatkan utang dalam pembiayaan pembelian aset. Besar kecilnya utang perusahaan otomatis mempengaruhi pengelolaan aset. Rumus menghitungnya sebagai berikut:

    DAR = Total Utang : Total Aset

    Jika persentase DAR rendah, maka tingkat keamanan dana di perusahaan baik. Jika persentase DAR tinggi, maka dana di dalam perusahaan kurang baik. Hal ini tidak lepas dari keterlibatan aset saat menutupi utang perusahaan.

  2. Rasio utang terhadap ekuitas

    Disebut juga Debt to Equity Ratio (DER), yaitu hubungan antara utang jangka panjang dan jumlah modal yang perusahaan miliki. Rasio antara utang dan ekuitas diharapkan seimbang karena digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Rumus menghitungnya sebagai berikut:

    DER = (total utang secara keseluruhan : modal sendiri) x 100%

    Semakin rendah persentase DER, semakin baik kondisi keuangan suatu perusahaan. Semakin tinggi persentase DER, kondisi keuangan perusahaan berarti dalam kondisi tidak baik-baik saja atau buruk. Jika kondisi kedua ini bertahan, maka berpotensi membuat perusahaan mengalami kebangkrutan.

  3. Rasio utang terhadap modal

    Disebut juga Debt to Capital Ratio (DCR), yaitu rasio yang fokusnya pada utang sebagai dasar perhitungan modal perusahaan. Selain utang jangka pendek, DCR juga mencakup utang jangka panjang. Rumus menghitungnya sebagai berikut:

    DCR = total utang sekarang : (total utang + total ekuitas)

    Jika rasio utang tinggi, maka potensi terjadinya gagal bayar sangat tinggi. Jika rasio utang rendah, maka potensi gagal bayar rendah. Artinya perusahaan dapat membayar kewajibannya tepat waktu sesuai jangka waktu yang disepakati sebelumnya.

  4. Rasio cakupan bunga

    Disebut juga Time Interest Earned (TIE), yang bertujuan untuk menghitung kemampuan bayar bunga dari utang atau kewajiban. Setelah menghitung cakupan bunga, barulah perusahaan dapat menghitung besar keuntungan bersih yang diperoleh dalam periode tertentu. Rumus menghitungnya sebagai berikut:

    TIE = (Laba operasi + penyusutan) : bunga utang jangka panjang

  5. Rasio solvabilitas

    Disebut juga Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage), yaitu banyaknya aset yang dapat digunakan perusahaan untuk menjamin utang yang dimilikinya. Semakin besar persentase aset, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk melunasi utang. Rumus menghitungnya sebagai berikut:

    TAD Coverage = (jumlah aktiva + tangible asset + utang lancar) : utang jangka panjang

  6. Baca Juga: 3 Keuntungan Ajukan Pinjaman Tanpa Jaminan untuk Bisnis Online

Manfaat Leverage dalam Bisnis

Menghitung jumlah aset perlu dilakukan suatu perusahaan sebelum mengajukan leverage kepada bank atau lembaga keuangan. Cara ini membantu perusahaan mengetahui tingkat kemampuan bayar utang, sehingga terhindar dari kredit macet. Selengkapnya tentang manfaat leverage dalam bisnis, di antaranya:

  • Mengetahui tingkatan atau kedudukan perusahaan di mata kreditor
  • Mengetahui besar kecilnya pengaruh utang terhadap jumlah aset
  • Mengetahui besarnya utang yang dibiayai dengan aset perusahaan
  • Mengetahui keseimbangan aktiva tetap dan modal usaha
  • Mengetahui porsi modal yang dapat dijadikan sebagai utang jangka panjang
  • Mengetahui total pinjaman yang jatuh tempo dalam waktu dekat

Risiko Leverage dalam Bisnis

Meskipun leverage memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan, perlu diketahui bahwa leverage juga memiliki sejumlah risiko yang harus dipertimbangkan. Adapun risikonya sebagai berikut.

  • Mempengaruhi keuntungan perusahaan karena semakin besar utang, semakin sulit perusahaan memperoleh untung
  • Mempengaruhi beban psikologis karena ada utang yang harus dibayarkan
  • Hilangnya kepercayaan investor atau kreditor terhadap perusahaan bila terjadi kredit macet atau gagal bayar
  • Dapat menimbulkan sikap konsumtif jika dananya tidak dikelola dengan baik

Pengelolaan yang Baik Memberikan Untung Maksimal

Leverage atau utang tidak selamanya pertanda buruk bagi suatu perusahaan. Justru perusahaan perlu berutang selama menjalankan bisnis. Sebab, utang inilah yang dapat digunakan untuk mengembangkan lini bisnis.

Meskipun berpotensi memberikan untung, leverage perlu dikelola sebaik mungkin agar tidak menimbulkan malapetaka bagi finansial perusahaan. Lakukan perhitungan dengan matang sebelum mengajukan leverage dalam jumlah berapapun. Pertimbangkan kemampuan untuk membayar leverage tersebut tepat pada waktunya.

Satu yang tak kalah penting adalah ajukan leverage pada saat yang tepat agar perusahaan terhindar dari belanja konsumtif. Jika belum terlalu perlu, sebaiknya manfaatkan modal yang ada untuk mengembangkan bisnis. Cara ini membantu perusahaan untuk memperkecil porsi utang, sehingga perusahaan dapat menikmati keuntungan secara maksimal.

Baca Juga: Prinsip 5C Bank dan Cara Kredit Kamu Diterima