Makin Bersinar, Ini 6 Pencapaian Kinerja Pasar Modal Sepanjang 2021

Pasar modal menjadi salah satu instrumen investasi yang diincar masyarakat.  Bagaimana tidak? Selain bisa mengamankan finansialnya dengan menanamkan modal, investor bisa mendapatkan keuntungan lumayan besar dan cepat.

Alhasil, pasar modal meroket di sepanjang tahun 2021. Lantas, catatan penting apa saja yang menjadikan pasar modal mengalami perkembangan yang pesat di tahun ini?

Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

6 Pencapaian Kinerja Pasar Modal di 2021

Dikutip dari siaran pers Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasar modal di tahun ini menunjukkan kinerja yang stabil dan membaik. Pertumbuhan ini bisa dilihat dari enam catatan pasar modal, antara lain:

  • stabilitas pasar
  • aktivitas perdagangan
  • jumlah emiten dan penawaran umum
  • jumlah investor
  • nilai pengelolaan investasi
  • peningkatan penghimpun dana

Pencapaian pasar modal diungkapkan langsung oleh Menko Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto pada acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (30/12/21) di Jakarta.

Pada acara tersebut juga didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, Anggota Dewan Komisioner OJK ex officio Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Kabareskrim Agus Andrianto dan Dirut BEI Inarno Djajadi.

Selain itu, hadir juga Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawasan IKNB OJK Riswinandi, Ketua Dewan Audit OJK Ahmad Hidayat serta Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara.

Berikut uraian dari empat catatan pasar modal yang menunjukkan tumbuh positif di 2021:

1. Stabilitas Pasar

loader
Stabilitas pasar modal

Biasanya suatu kondisi akan goyah jika tertimpa masalah, tapi tidak bagi pasar modal. Meski pandemi Covid-19 masih mewabah di Indonesia semenjak awal tahun 2020, tapi tak membuat pasar modal terguncang. Justru selama wabah pandemi ini, pasar modal tumbuh positif.

Pada siaran pers OJK, Wiboh mengungkapkan OJK bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dan seluruh pemangku kepentingan di Pasar Modal Indonesia melalui kebijakan pengaturan dan pengawasan terus menjaga daya tahan dan stabilitas pasar menghadapi volatilitas Pasar akibat dampak pandemi Covid-19.

Untuk menjaga stabilitas pasar, OJK fokus pada tiga kebijakan utama, yaitu:

  • Relaksasi bagi pelaku industri Pasar Modal;
  • Pengendalian volatilitas dan menjaga kestabilan Pasar Modal dan Sistem Keuangan; dan
  • Kemudahan perizinan dan penyampaian dokumen serta pelaporan yang berlaku untuk pelaku industri di pengelolaan investasi, transaksi dan lembaga Efek, Emiten dan Perusahaan Publik, serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal.

Baca Juga: Pasar Saham Indonesia: Pengertian, Jenis, dan Jam Perdagangan

2. Aktivitas Perdagangan

Hingga akhir tahun 2021, aktivitas perdagangan saham terus bertumbuh secara positif. Dilihat dari dari kinerja IHSG yang terus bergerak stabil dan cenderung meningkat dibandingkan pada triwulan III.

  • 29 Desember 2021: IHSG berada di level 6.600,68 atau meningkat 10,40 persen secara year to date (Ytd).
  • 22 November 2021, IHSG sempat menembus rekor baru di level 6.723,39, bahkan melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi.

Sementara itu, kapitalisasi pasar saham per 29 Desember 2021 mencapai Rp8.275 triliun atau meningkat 18,72 persen secara Ytd. Aktivitas perdagangan juga mencatatkan rekor-rekor baru, diantaranya:

  • Frekuensi transaksi harian tertinggi terjadi pada tanggal 9 Agustus 2021 yang mencapai 2,14 juta kali transaksi
  • Volume transaksi harian tertinggi yang mencapai 50,98 miliar saham pada 9 November 2021
  • Kapitalisasi pasar tertinggi yang mencapai Rp8.354 triliun pada 13 Desember 2021.

3. Jumlah Emiten dan Penawaran Umum

OJK mencatat terdapat peningkatan dari jumlah emiten baru maupun aktivitas Penawaran Umum dibandingkan akhir tahun 2020.

Per 29 Desember 2021, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dengan total nilai penghimpunan dana sebesar Rp358,43 triliun untuk 192 emisi yang terdiri dari:

  • 52 Penawaran Umum Perdana Saham
  • 6 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk
  • 44 Penawaran Umum Terbatas
  • 37 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk Tahap I,
  • 53 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk Tahap II,

Dari keseluruhan aktivitas Penawaran Umum selama tahun 2021 tersebut, tercatat 54 merupakan Emiten baru, antara lain:

Nama Perusahaan

Kode

Tanggal IPO

Archi Indonesia Tbk

ARCI

28 Jun 2021

Avia Avian Tbk

AVIA

8 Des 2021

Bank Aladin Syariah Tbk

BANK

1 Februari 2021

Berkah Beton Sadaya Tbk

BEBS

10 Maret 2021

Perma Plasindo Tbk

BINO

25 November 2021

Bundamedik Tbk

BMHS

6 Juli 2021

Formosa Ingredient Factory Tbk

BOBA

1 November 2021

Bintang Samudera Mandiri Lines

BSML

16 Desember 2021

Bukalapak.com Tbk

BUKA

6 Agustus 2021

Cemindo Gemilang Tbk

CMNT

8 September 2021

Cisarua Mountain Dairy Tbk

CMRY

6 Desember 2021

DCI Indonesia Tbk

DCII

6 Januari 2021

Caturkarda Depo Bangunan Tbk

DEPO

25 November 2021

Diagnos Laboratorium Utama Tbk

DGNS

15 Januari 2021

Dharma Polimetal Tbk

DRMA

20 Desember 2021

Indointernet Tbk

EDGE

8 Februari 2021

FAP Agri Tbk

FAPA

4 Januari 2021

Fimperkasa Utama Tbk

FIMP

9 April 2021

Falmaco Nonwoven Industri Tbk

FMLC

8 Juli 2021

Geoprima Solusi Tbk

GPSO

6 September 2021

GTS Internasional Tbk

GTSI

8 September 2021

Hasnur Internasional Shipping

HAIS

1 September 2021

Harapan Duta Pertiwi Tbk

HOPE

24 Mei 2021

Idea Indonesia Akademi Tbk

IDEA

9 September 2021

Era Graharealty Tbk

IPAC

30 Juni 2021

Indo Pureco Pratama Tbk

IPPE

9 Desember 2021

Ace Oldfields Tbk

KUAS

25 Oktober 2021

Ladangbaja Murni Tbk

LABA

10 Juni 2021

Imago Mulia Persada Tbk

LFLO

7 April 2021

Lima Dua Lima Tiga Tbk

LUCY

5 Mei 2021

Bank Multiarta Sentosa Tbk

MASB

30 Juni 2021

Panca Anugrah Wisesa Tbk

MGLV

8 Juni 2021

Dayamitra Telekomunikasi Tbk

MTEL

22 November 2021

Wahana Inti Makmur Tbk

NASI

13 Desember 2021

Nusa Palapa Gemilang Tbk

NPGF

14 April 2021

OBM Drilchem Tbk

OBMD

8 Desember 2021

Indo Oil Perkasa Tbk

OILS

6 September 2021

RMK Energy Tbk

RMKE

7 Desember 2021

Kedoya Adyaraya Tbk

RSGK

8 September 2021

Global Sukses Solusi Tbk

RUNS

8 September 2021

Surya Biru Murni Acetylene Tbk

SBMA

8 September 2021

Triniti Dinamik Tbk

TRUE

10 Juni 2021

Damai Sejahtera Abadi Tbk

UFOE

1 Februari 2021

Ulima Nitra Tbk

UNIQ

8 Maret 2021

Widodo Makmur Perkasa Tbk

WMPP

6 Desember 2021

Widodo Makmur Unggas Tbk

WMUU

2 Februari 2021

Zyrexindo Mandiri Buana Tbk

ZYRX

30 Maret 2021

Prima Andalan Mandiri Tbk

MCOL

7 September 2021

Sunter Lakeside Hotel Tbk

SNLK

29 Maret 2021

Triputra Agro Persada Tbk

TAPG

12 April 2021

Swarasa Agung Tbk

TAYS

6 Desember 2021

Trimegah Karya Pratama Tbk

UVCR

27 Juli 2021

Wira Global Solusi Tbk

WGSH

6 Desember 2021

PAM Mineral Tbk

NICL

9 Juli 2021

4. Jumlah Investor

Kian kemari semakin banyak orang yang mencoba investasi. OJK mencatat, pada 2021 ini terjadi peningkatan jumlah investor pasar modal. Per 29 Desember 2021, jumlah investor sebanyak 7,48 juta atau meningkat sebesar 92,70 persen dibandingkan akhir tahun 2020.

Dari jumlah keseluruhan, jumlah investor yang meningkat ini didominasi oleh investor lokal yang usianya terbilang muda, yaitu di bawah 30 tahun yang mencapai 59,98 persen.

Baca Juga: Nilai Pasar: Pahami Pengertian, Kelebihan dan Metode Hitungnya

5. Nilai Pengelolaan Investasi

loader
Nilai Pengelolaan investasi Pasar Modal

Meningkatnya pasar modal juga berdasarkan dari nilai pengelolaan investasi dari setiap aset. Berikut datanya:

Per 28 Desember 2021:

  • NAB Reksa Dana sebesar 0,67 persen dari sebelumnya pada akhir tahun 2020 tercatat Rp573,54 triliun naik menjadi Rp577,41 triliun.
  • Asset Under Management (AUM) Reksa Dana, Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Dana Investasi Real Estate (DIRE), KIK Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), KIK Efek Beragun Aset (EBA), dan KIK Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP) juga mengalami peningkatan sebesar 2,51 persen dari sebelumnya sebesar Rp827,43 triliun per 30 Desember 2020 menjadi Rp848,20 triliun.
  • produk RDPT, KIK DIRE, KIK DINFRA, KIK EBA, KIK EBA-SP, ETF dan KPD sebanyak 723 dengan jumlah total nilai dana kelolaan Rp270,79 triliun

Per 29 Desember 2021:

  • Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,80 persen dibandingkan posisi 30 Desember 2020 yang sebelumnya mencapai 177,48 poin menjadi 189,55 poin.
  • Jumlah Saham Syariah yang terdaftar dalam Daftar Efek Syariah juga tercatat mengalami peningkatan dari sebelumnya sebanyak 441 Efek Syariah per 30 Desember 2020 menjadi sebanyak 494 Efek Syariah pada 29 Desember 2021.
  • kapitalisasi pasar saham syariah juga mengalami pertumbuhan sebesar 19,36 persen dari sebelumnya sebesar Rp3.344,93 triliun menjadi Rp3.992,66 triliun

6. Penghimpun Dana

Pertumbuhan Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan instrumen baru untuk mendukung pelaku UMKM dalam memperoleh pendanaan melalui Pasar Modal juga tercatat mengalami peningkatan, yaitu sebesar 75 persen dari tahun lalu. Jadi, pada 2021 terdapat tujuh penyelenggara yang berizin OJK

Selain itu, pelaku UMKM yang menghimpun dana juga meningkat jadi 192 perusahaan per 30 Desember 2021. Sementara pada pemodal, meningkat jadi 93.719 pemodal. Dari keseluruhan penyelenggara dan pemodal, total dana yang terhimpun menjadi Rp410,9 miliar di akhir tahun 2021 ini.

Tips Investasi Aman dari OJK

Dengan meningkatnya pertumbuhan investasi di Indonesia, tentunya kamu tak perlu khawatir lagi untuk gagal berinvestasi. Agar investasi berjalan maksimal dan kamu mendapatkan untung, berikut tips investasi dari OJK, antara lain:

  1. Kenali profil investasi diri
  2. Pilih jenis dan produk sesuai kebutuhan.
  3. Perhatikan aspek legalitasnya, pastikan sesuai dengan bidang usahanya.
  4. Pahami siapa regulatornya
  5. Baca dengan seksama ketentuan yang berkaitan dengan produk.

Investasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Investasi yang kamu lakukan bisa memberikan rasa aman pada finansialmu di masa sekarang hingga depan dari terjadi inflasi dan kondisi usaha yang tak menentu. Dari investasi yang kamu lakukan juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. Dari modal yang ditanamkan, kamu bisa mendapat imbal hasil yang lumayan.

Baca Juga: Pasar Negosiasi: Pengertian, Mekanisme dan Cara Transaksi Saham