Tips Memilih Manajer Investasi agar Cuan dan Terhindar Investasi Bodong

Mau beli reksadana, tapi khawatir terjebak investasi bodong? Kamu dapat mempercayakan pada ahlinya, yakni manajer investasi (MI).

Manajer investasi akan mengelola dana yang kamu tanamkan pada produk reksadana sehingga dapat memberikan imbal hasil maksimal. Selain perbankan dan fintech, manajer investasi adalah salah satu agen penjual reksadana.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, manajer investasi wajib memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pun dengan orang yang bertanggung jawab mengelola portofolio reksadana, harus mengantongi izin sebagai Wakil Manajer Investasi (WMI).

Untuk mendapatkan izin WMI, orang tersebut harus dinyatakan lulus ujian yang digelar Panitia Standar Profesi. Tanda kelulusan tersebut menjadi dasar penilaian atas permohonan izin yang diajukan ke OJK.

Mengutip laman resmi OJK, kegiatan usaha manajer investasi, antara lain:

  • Mengelola portofolio efek (surat berharga) nasabah berdasarkan perjanjian pengelolaan dana, baik bersifat bilateral dan individual yang disusun sesuai peraturan pengawas pasar modal
  • Pengelolaan portofolio investasi kolektif untuk kepentingan sekelompok nasabah melalui wadah produk-produk yang diatur dalam peraturan pengawas pasar modal. Termasuk reksadana
  • Kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan pengawas pasar modal.

Baca Juga: Panduan Lengkap Investasi Reksadana Bukalapak vs Tokopedia, Modal Receh Rp 10 Ribu

Tips Memilih Manajer Investasi

Seperti yang sudah disampaikan di atas, bahwa memilih manajer investasi tidak boleh sembarangan. Sebab dana kamu taruhannya.

Selain itu, agar kamu tidak tertipu investasi ilegal dari perusahaan kaleng-kaleng dengan segala bujuk rayu. Berikut tips memilih manajer investasi yang tepat:

1. Cek legalitas perizinan

Investasi ilegal masih menghantui masyarakat. Kalau tidak hati-hati, kamu bisa jadi korbannya. Sebelum mempercayakan uangmu pada manajer investasi, cek dulu legalitas perusahaan manajer investasi.

Apakah resmi terdaftar dan diawasi OJK atau tidak. Waspada juga dengan penipuan yang mencantumkan logo OJK. Seolah-olah punya izin resmi.

Untuk itu, pastikan kamu mengecek daftar nama manajer investasi legal melalui website OJK sebelum berinvestasi. Jika tidak ada, berarti perusahaan tersebut ilegal.

2. Lihat kredibilitas dan kinerjanya

Manajer investasi seharusnya dapat mengelola dana investasi, sehingga memberikan kamu keuntungan maksimal. Bukan malah sebaliknya, merugikan nasabah.

Namun faktanya masih ada manajer investasi yang demikian. Dikelola secara serampangan, penggelapan dana, dan kasus lain yang bikin nasabah bangkrut.

Perhatikan rekam jejak yang seperti ini, baik itu di masa kini maupun di masa lalu. Jangan pilih manajer investasi dengan rekam jejak buruk. Sudah ketahuan jeleknya, masih dipilih karena tergiur keuntungan besar.

Sebelum menaruh dana, cek kinerja manajer investasi lewat portofolio hasil investasi yang pernah dan sedang dikelola. Bisa juga dengan cara meminta langsung kepada perusahaan.

Pilih manajer investasi yang memiliki rekam jejak bagus, kinerja gemilang, reputasi baik, serta punya nama besar. Dengan begitu, kamu dapat berinvestasi dengan tenang dan aman.

3. Cek biaya investasi

Kalau mau investasi dengan mempercayakan pada ahlinya, jangan hanya tahu berapa keuntunganmu saja. Tetapi juga ada biaya-biaya yang dikenakan ke investor reksadana.

Biasanya biaya tersebut, meliputi biaya pembelian unit penyertaan, penjualan kembali, pengalihan unit, dan biaya transaksi maupun transfer bank. Cari tahu berapa biaya ini sebelum investasi.

Perusahaan harus terbuka mengenai detail biaya investasi. Tidak ada yang ditutup-tutupi, sehingga investor memahaminya. Jika memilih manajer investasi yang punya nama besar, reputasi bagus, dan portofolio kinerja oke, konsekuensinya biaya lebih mahal.

4. Sesuaikan dengan profil risiko kamu

Kategori investor menurut profil risikonya ada tiga jenis, yakni konservatif (sangat aman), moderat (menengah), dan agresif (berani mengambil risiko tinggi). Nah, kamu termasuk yang mana?

Jika kamu termasuk investor konservatif, senangnya cari aman, maka pilih manajer investasi yang pengelolaan dananya tidak memiliki risiko besar. Akan tetapi, biasanya risiko berbanding lurus dengan keuntungan.

Bila risikonya kecil, keuntungannya pun juga minim. Meski demikian, tidak perlu khawatir, tergantung kelihaian manajer investasi dari pengalaman atau jam terbangnya. Terpenting, pastikan kamu memilih manajer investasi yang sesuai dengan profil risikomu agar tidak menyesal nantinya.

Baca Juga: 6 Manajer Investasi Reksadana Terbaik Beserta Produknya