Mau Beli Saham GoTo? Ketahui Fakta Gokil Perusahaan Merger Gojek dan Tokopedia Ini

Jreeng.. ada yang baru dari Gojek dan Tokopedia. Dua raksasa digital Indonesia ini ‘kawin’ dan melahirkan perusahaan Grup GoTo.

Bisnis layanan transportasi online dan e-commerce bakal makin seru dengan kehadiran GoTo. Perusahaan hasil merger ini punya paket komplit. Menggabungkan layanan transportasi, logistik, e-commerce, dan keuangan.

Kabar bagusnya sehabis merger, GoTo siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Artinya GoTo akan menjadi perusahaan publik dan sahamnya bisa kamu beli.

Pasti sudah gak sabar kan? Sebelum serok saham GoTo, yuk simak fakta-fakta menarik tentang GoTo berikut ini biar kamu makin mantap melangkah, seperti dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber.

Baca Juga: Harga Reksa Dana Anda Turun? Ini Cara Atasinya!

Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KTA Terbaik! 

1. Bukan Tokek, tetapi GoTo

Asal kamu tahu, sebelum nama GoTo diumumkan, beredar usulan beberapa nama untuk perusahaan baru Gojek dan Tokopedia. Sebut saja Tokek, Tokojek, GoPed, GoGoPedia.

Namun akhirnya dipilih GoTo sebagai merek kolaborasi kedua startup terbesar itu. Dikutip dari akun Instagram Founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, GoTo berasal dari singkatan Gojek dan Tokopedia.

Selain itu, GoTo juga berasal dari kata Gotong Royong yang merupakan semangat di balik bersatunya dua perusahaan anak bangsa dengan moto Go Far, Go Together.

2. Nilai valuasi capai Rp 243 Triliun

Sebelum melebur, Gojek dan Tokopedia sudah memiliki valuasi aduhai. Gojek di bawah payung PT Aplikasi Karya Anak Bangsa menyandang predikat decacorn dengan nilai valuasi mencapai USD 10 miliar.

Sedangkan nilai valuasi Tokopedia sebagai unicorn sebesar USD 7 miliar. Jika digabung, nilai valuasinya mencapai USD 17 miliar atau sekira Rp 243,1 triliun (asumsi kurs tengah BI Rp 14.300 per USD).

Kalau disandingkan dengan emiten yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, nilai valuasi GoTo hampir mendekati PT Astra International Tbk yang sebesar Rp 244 triliun pada akhir tahun lalu.

Kekuatan ini mengantarkan GoTo menjadi raksasa teknologi dengan valuasi terbesar di Asia Tenggara. Dan startup valuasi terbesar ke-12 di dunia.

Baca Juga: Mau Nyicil KPR Tapi Masuk Blacklist BI? Jangan Sedih, Begini Solusinya

3. Disokong 20 investor kakap

loader
Merger Gojek dan Tokopedia didukung 20 investor besar (Foto: Instagram William Tanuwijaya)

Di balik merger Gojek dan Tokopedia, ada dukungan 20 investor kakap lokal maupun asing. Investor tersebut antara lain, Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, dan Northstar.

Ada pula investor Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, Softbank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa, serta Warburg Pincus.

4. Duet Andre Soelistyo dan Patrick Cao pimpin GoTo

GoTo merupakan induk usaha atau holding yang membawahi tiga perusahaan, yakni Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial (Gopay).

Berikut pemimpin GoTo:

  • Andre Soelistyo – CEO Grup GoTo
  • Patrick Cao – Presiden GoTo.

Sementara William Tanuwijaya tetap menjadi CEO Tokopedia dan CEO Gojek dipimpin Kevin Aluwi. Andre Soelistyo pun akan merangkap sebagai CEO GoTo Financial.

5. Siap jual saham perdana di 2021

loader
GoTo siap IPO sebelum akhir 2021

GoTo bakal menawarkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum akhir 2021. Rencananya, GoTo akan melepas 1% sahamnya, seperti dikutip dari kontan.co.id.

Gak hanya di dalam negeri, GoTo juga berambisi mencatatkan saham di luar negeri. Mimpinya dual listing seperti Telkom, di Singapura atau Amerika Serikat.

6. Gak ada aplikasi khusus GoTo

Meski ada entitas baru yang menaungi Gojek dan Tokopedia, bukan berarti akan dihadirkan aplikasi khusus seperti dua platform tersebut.

GoTo menawarkan model bisnis yang mengombinasikan layanan e-commerce, pengiriman barang, pengiriman makanan, transportasi, dan keuangan.

Jadi kalau mau pesan makan online, ojek atau taksi online tetap di aplikasi Gojek. Sedangkan belanja online, bisa dilakukan di Tokopedia.

Tetapi, driver Gojek dapat mengantar atau mengirim pesanan dari mitra pedagang Tokopedia. Dengan begitu, mereka bisa memperoleh pendapatan yang lebih besar.

Baca Juga: 4 Tips Investasi Saham saat Lebaran agar THR Gak Mubazir

7. Punya 100 juta pengguna aktif

GoTo memiliki jumlah mitra driver lebih dari 2 juta dan 11 juta mitra pedagang. Sementara tercatat 100 juta pengguna aktif bulanan yang merupakan gabungan Gojek dan Tokopedia serta menyumbang 2% dari PDB Indonesia.

Siapkan Anggaran Investasi

Setelah membaca penjelasan di atas, tetap yakin ingin jadi pemilik perusahaan GoTo? Jika ya, segera siapkan anggaran untuk beli saham GoTo.

Idealnya sisihkan 10% dari gaji buat investasi. Masih ada waktu untuk mengumpulkannya. Begitu GoTo IPO, langsung deh beli sesuai kemampuan finansialmu. Semoga saja harga saham GoTo gak terlalu mahal, supaya bisa serok lebih banyak.

Baca Juga: Ingin Jadi Ahli Syariah Pasar Modal? Ketahui Tugas dan Penuhi Syarat Terbaru dari OJK