Mengenal Portofolio Investasi, Jenis dan Cara Membuatnya

Untuk kamu yang sedang berinvestasi, atau yang sedang belajar investasi pasti sudah tidak asing dong dengan apa itu portfolio investasi. Portofolio investasi sendiri memiliki arti untuk menanadakan seorang investor yang telah memiliki beberapa kumpulan saham.

Portofolio investasi adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap investor agar bisa mengatur strategi yang baik dengan aset saham yang dimiliki agar bisa memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir risiko.

Jadi untuk kamu para calon investor wajib untuk mengetahui lebih dalam apa itu portofolio investasi, jenis-jenisnya, cara membuatnya terutama jika sudah memiliki rencana melakukan investasi investasi di beberapa instrumen investasi sekaligus.

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Apa Itu Portfolio Investasi

loader
Portofolio Investasi

Portofolio investasi adalah kumpulan aset investasi milik individu, lembaga keuangan, perusahaan maupun manajer investasi. Isi dari portofolio ini diantaranya susunan saham, obligasi, reksa dana, uang tunai, atau komoditas milik investor.

Tujuan portofolio investasi agar investor memiliki kesempatan untuk melakukan diversifikasi sehingga resiko mengalami kerugian semakin kecil. Pasalnya, kamu bisa membuat portofolio di dalam portofolio investasi yang kamu miliki.

Di dalamnya juga terdapat berbagai obligasi, reksadana, saham, dan instrumen keuangan lainnya. Bukan hanya itu, portofolio akan menjadi pertimbangan dalam menilai instrumen investasi yang kamu punya.

Adapun aset yang tersimpan di dalamnya dapat berupa real estate, karya seni, perhiasan maupun bentuk penanaman modal lain yang bisa mendatangkan keuntungan di masa mendatang.

Baca Juga: Cryptocurrency: Pengertian, Jenis dan Cara Investasi Kripto

Jenis-Jenis Portfolio Investasi

No

Jenis Portofolio

Pengertian

1.

Income portofolio

Income portofolio adalah portofolio yang digunakan para investor yang berfokus pada pendapatan yang didapatkan secara regular. Portofolio ini juga berfungsi untuk mengamankan pendapatan yang didapatkan pada periode waktu yang telah ditentukan.

Pendapatan reguler yang diperoleh oleh income portofolio bisa berupa dividen yang memang dibagikan secara khusus oleh sebuah perusahaan dengan waktu yang sudah dijadwalkan.

Seorang investor yang menginginkan sebuah penghasilan yang cukup rutin setiap harinya bisa menerapkan income portofolio agar penghasilan tetap berjalan setiap tahunnya tanpa khawatir tidak mendapatkan keuntungan.

2.

Growth portofolio

Growth portofolio adalah portofolio yang berfokus pada pertumbuhan sebuat aset investasi yang memiliki risiko yang cukup tinggi. Jadi, growth portofolio sering digunakan oleh para investor saham yang berinvestasi dengan konsep high return.

Tipe portofolio seperti growth juga cocok diaplikasikan untuk investor yang memilih untuk berinvestas pada industri-industri yang sedang berkembang dengan potensi pendapatannya yang bisa ikut bertumbuh di masa depan.

3.

Value portofolio

Portofolio ini cocok untuk para investor saham yang menerapkan strategi membeli sebuah saham dengan harga yang relative murah atau jauh lebih murah dari harga semestinya. Hal ini juga disebut dengan undervalued stock.

Seorang investor yang menggunakan portofolio saham jenis ini memang cenderung akan menahan saham tersebut dalam kurun waktu yang cukup lama.

Proses menahan saham yang lebih lama diharapkan untuk mendapatkan value yang lebih tinggi atau bisa disebut dengan membeli saham untuk investasi jangka panjang.

Maka, sudah bukan hal baru jika value portfolio ini memang memiliki risiko yang lebih tinggi karena harga sahamnya yang lebih fluktuatif jika dibandingkan dengan jenis-jenis portofolio lainnya.

Baca Juga: Risk Adjusted Return: Pengertian, Jenis Pengukuran dan Cara Menghitungnya

Cara Membuat Portfolio Investasi yang Tepat

loader

Berikut cara membuat portfolio investasi yang tepat dan bisa memaksimalkan profit dari investasi untuk para investor pemula:

1. Tetapkan dulu tujuan investasi dan jangka waktunya

Investasi akan lebih ideal jika memiliki tujuan yang pasti. Tujuannya tentu berbeda-beda sesuai dengan keinginan dan kepentingan.

Bisa saja uang hasil investasimu digunakan untuk menikah, membangun rumah, membangun bisnis di masa depan, mempersiapkan dana pensiun atau travelling keliling dunia. Semua hal itu ada di tanganmu.

Dengan tujuan yang pasti kamu bisa lebih tahu jangka waktu investasi apa yang cocok sesuai dengan kebutuhannya. Apakah itu jangka waktu pendek atau panjang. Karena beda jangka waktu investasi beda juga strategi yang harus diterapkan.

2. Menentukan profil investor dan risikonya

Sebelum berinvestasi ketahui dulu investor seperti apa kamu nantinya. Karena ada investor yang kalem, dan lebih memilih mencari aman. Biasanya investor tipe ini akan menghindari risiko yang tinggi. Dan ini sangatlah wajar karena memang sesuai dengan karakter orangnya.

Tapi ada juga investor yang sangat bersemangat dan tidak ragu menggelontorkan modal yang besar untuk meraih keuntungan setinggi-tingginya. Namun, investor seperti ini harus siap rugi karena profil risiko yang diambilnya memang tinggi.

Nah perbedaan karakter setiap investor haruslah disesuaikan pada jenis investasi yang dipilih. Contohnya:

  • Untuk tipe investor moderat dan investor konservatif cenderung menghindari risiko tinggi dan mungkin kamu akan lebih memilih instrumen investasi saham-saham yang harganya terlihat stabil.
  • Lalu untuk tipe investor yang agresif akan memilih membeli saham-saham yang harga di awal mungkin rendah, tapi mereka percaya suatu saat harganya bisa naik dan mendatangkan profit atau imbal hasil berlipat pada mereka.

3. Komposisi Portofolio Investasi

Setelah mengetahu profil risiko yang kamu miliki, maka kamu bisa menentukan komposisi portofolio yang tepat. Jika kamu memiliki profil risiko konservatif, maka kamu bisa melakukan pembagian 50:50 untuk income portfolio dan growth portfolio.

Untuk investor moderat, maka harus menggunakan komposisi 50:50 untuk value portfolio dan growth portfolio. Sedangkan untuk investor agresif, akan lebih baik untuk menyusun komposisi 80:20 untuk value portfolio dan growth portfolio.

4. Persiapan modal sesuai kemampuan finansial

Berinvestasilah sewajarnya dengan kemampuan modal yang dimiliki. Jangan memaksakan mengeluarkan modal besar karena iming-iming keuntungan yang besar.

Karena baik investasi dengan modal besar atau kecil semua bisa meraih keuntungan yang maksimal dengan strategi yang baik.

Besar modal tidak lagi jadi tolak ukur keuntungan yang akan didapat. Sekarang siapa saja bisa melakukan investasi dari modal yang paling minim sekalipun. Dari modal yang minim kamu tetap bisa menghasilkan keuntungan. Jadi yang bijak yang dalam mengeluarkan modal untuk investasi pertamamu.

5. Seimbangkan antara risiko dan return

Penyeimbangan antara risiko dan return ini perlu dilakukan, terutama untuk kamu yang punya atau akan melakukan investasi saham lebih dari satu jenis.

Itu sebabnya sangat penting untuk mengetahui cara kerja investasi saham sebelum mencoba berinvestasi.

Caranya adalah dengan kamu memilih saham yang nilai harganya stabil digabungkan dengan saham yang bisa kamu lihat potensi harganya akan naik di masa depan. Contohnya seperti value stock dan juga growth stock.

Penyeimbangan ini harus sering-sering dipantau agar kamu tidak terlena dengan yang didapatkan. Karena bisa cukup berbahaya jika kamu mengalami kerugian terus yang lebih besar dibandingkan keuntungan yang didapatkan.

6. Diversifikasi Investasi

Agar portofolio saham terlihat lebih baik lagi, kamu bisa melakukan diversifikasi investasi. Diversifikasi berarti menempatkan dana investasi pada beberapa instrumen investasi yang berbeda karakteristiknya.

Karakteristik yang dimaksud di sini adalah likuiditas, potensi return, dan risikonya.

Misalnya kamu melakukan investasi properti yang bisa kamu jalankan untuk mendatangkan penghasilan pasif padamu atau investasi emas yang bisa membantumu ketika ekonomi negara sedang tidak stabil atau bisa juga melakukan investasi obligasi yang bunganya jauh lebih tinggi dibandingkan deposito.

Bermacam-macam investasi tersebut bisa kamu andalkan sembari menjalankan investasi saham. Tujuan dilakukannya diversifikasi adalah untuk mengurangi risiko investasi yang ada di hadapanmu. Ini strategi yang bisa kamu lakukan, selain pilihan-pilihan di atas.

Portofolio Investasi yang Tepat untuk Cuan yang Maksimal

Investasi saham itu tidak cuman beli atau jual saham saja. Sama seperti berbisnis pada umumnya. Berinvestasi saham juga memerlukan strategi yang tepat agar keuntungan yang didambakan tidak jadi kerugian.

Itu mengapa penting untuk menyusun portofolio saham dengan apik, karena fondasi awal dari strategi investasi yang sukses adalah manajemen portofolio saham yang baik.

Untuk para investor saham, yuk belajar menyusun portofolio saham dulu agar cuan bisa sampai ke bulan.

Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Sederhana Biar Gaji Tetap Awet (Infografis)