Payback Period: Pengertian, Rumus, hingga Contohnya

Istilah ini mengacu pada kurun waktu pengembalian investasi seseorang. Semakin singkat, biasanya semakin bagus karena modalnya dapat diputar untuk memaksimalkan keuntungan.

Namun, pengembalian hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Bukan hari ini diinvestasikan, besoknya dana langsung kembali.

Dalam dunia bisnis, payback period memiliki andil penting. Apa saja manfaat payback period? Apa saja kelebihan dan kekurangannya? Berikut jawabannya.

Baca Juga: Aktiva Produktif Bermasalah: Pengertian, Jenis, hingga Penyebabnya

Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KTA Terbaik! 

Apa Itu Payback Period?

loader

Payback Period adalah...

Payback period adalah cara untuk menentukan lama waktu pengembalian modal. Perhitungan payback period membantu perusahaan membuat keputusan investasi. 

Semakin pendek jangka waktu pengembalian, semakin diminati pula produk investasi. Alasannya karena peluang untuk memutar modal lebih tinggi. Alhasil, keuntungan yang diperoleh investor menjadi maksimal daripada berinvestasi dalam kurun waktu yang panjang. 

Fungsi Payback Period dalam Bisnis

Penggunaan payback period dalam menjalankan suatu bisnis tak lepas dari fungsinya. Beberapa fungsi payback period adalah sebagai berikut.

  1. Bahan Pertimbangan Investor

    Perhitungan payback period digunakan sebagai bahan pertimbangan investor sebelum berinvestasi. Apakah suatu proyek bisa mengembalikan modal dengan cepat atau tidak? Pengembalian yang cepat menjadi suatu hal yang menjanjikan, karena investor dapat menikmati keuntungannya dengan cepat.

  2. Mengantisipasi Kerugian

    Perhitungan dimaksudkan untuk mengantisipasi kerugian akibat pendanaan yang dilakukan investor pada sebuah proyek. Antisipasi secara khusus dibutuhkan untuk proyek jangka panjang. Semakin panjang waktu pengembalian, biasanya semakin tinggi risiko yang harus ditanggung investor, dan sebaliknya.

Pertimbangan dalam Payback Period

Di mata investor, payback period atau pengembalian modal membutuhkan sejumlah pertimbangan. Adapun pertimbangan tersebut, antara lain.

  1. Kurun Waktu Pembiayaan Proyek

    Lama tidaknya kurun waktu pembiayaan suatu proyek menjadi bahan pertimbangan bagi investor. Dalam hal ini, investor akan mempertimbangkan besarnya keuntungan yang diperoleh pada suatu pembiayaan. Sedangkan dari sisi perusahaan, biasanya akan menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis yang dijalankan agar pengembalian modal dapat dilakukan tepat waktu.

  2. Manfaat yang Didapatkan

    Pertimbangan berikutnya adalah terkait manfaat yang didapatkan investor saat mendanai suatu proyek. Jika ternyata pengembalian modal dari proyek B lebih cepat daripada proyek A, hal yang wajar apabila investor memilih proyek B. Mana yang lebih cepat, biasanya itulah yang dipilih karena potensi terciptanya risiko lebih kecil.

Baca Juga: Kuak Kondisi Keuangan, Pahami Apa Itu Laporan Arus Kas dan Cara Membuatnya

Kelebihan Payback Period dalam Bisnis

Beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh payback period menjadikannya populer dalam mengelola keuangan. Berikut ini beberapa kelebihan payback period yang perlu diketahui.

  1. Mudah Dimengerti

    Rumus perhitungan payback period sangat sederhana, jadi mudah dimengerti oleh berbagai kalangan. Input atau data yang perlu dimasukkan pun lebih sedikit daripada metode penganggaran lain. Dua data yang menjadi komponen perhitungan payback period adalah biaya awal untuk menjalankan proyek dan arus kas tahunan.

  2. Merupakan Solusi yang Cepat

    Mengingat perhitungannya mudah, payback period menjadi solusi yang cepat bagi manajer untuk memperkirakan periode pengembalian modal. Manajer dapat membuat keputusan yang cepat, sehingga kinerja perusahaan tidak terganggu. Manfaatnya akan lebih terasa bagi perusahaan berskala kecil dan menengah.

  3. Preferensi Likuiditas

    Jangka waktu payback period yang lebih singkat memiliki risiko yang lebih rendah pula. Tak heran bila investor cenderung memilih proyek dengan waktu pendanaan yang singkat. Semakin cepat waktu pengembalian, maka semakin cepat pula keuangan pulih.

  4. Berguna untuk Menilai Ketidakpastian

    Adanya ketidakpastian menimbulkan kesulitan tersendiri bagi perusahaan untuk memproyeksikan arus kas pada tahun depan. Penggunaan payback period akan membantu perusahaan untuk mengurangi ketidakpastian ini. Dengan demikian, proyeksi arus kas bisa disusun tanpa hambatan.

Kelemahan Payback Period dalam Bisnis

Di samping kelebihan yang dimiliki, terdapat pula sejumlah kelemahan dari payback period. Adapun kelemahannya sebagai berikut.

  1. Nilai Waktu Uang Menjadi Terabaikan

    Semakin cepat dikembalikan, maka semakin bernilai uang tersebut dibandingkan saat pengembaliannya lebih lama. Jika pengembaliannya cepat, uang dapat diinvestasikan kembali untuk memperoleh sejumlah keuntungan. Payback period tidak mempertimbangkan hal ini, sehingga nilai dari arus kas menjadi terdistorsi.

  2. Tidak Mencakup Semua Arus Kas

    Metode payback period hanya memperhitungkan arus kas sampai pada saat investasi dipulihkan, selebihnya tidak dihitung. Bisa dikatakan, komponen yang dicatat di dalamnya hanya sebagian saja, tidak semuanya. Hal ini memaksa investor untuk mengabaikan proyek-proyek yang pada dasarnya mampu memberikan keuntungan lebih maksimal pada tahun berikutnya.

  3. Tidak Realistis

    Konsep payback period yang sederhana menjadi tidak realistis karena mengabaikan skenario bisnis pada umumnya. Padahal, investasi modal atau pendanaan tidak hanya satu kali saja, melainkan berulang kali. Akibatnya, arus kas menjadi kurang tertata atau kurang teratur.

  4. Menghiraukan Profitabilitas

    Pengembalian dana dengan waktu pengembalian yang lebih singkat sebenarnya tidak menjamin keuntungan yang maksimal. Profitabilitas bisa saja terabaikan karena dua hal. Bisa jadi karena adanya potensi pemberhentian arus kas selama periode pengembalian modal atau pengurangan arus kas setelah modal dikembalikan.

Parameter Perhitungan Payback Period

Sebagai bahan pertimbangan, setiap investor membutuhkan parameter atau indikator tertentu dalam menghitung payback period. Adapun parameter yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

  • Jika waktu pengembalian lebih cepat dari waktu yang ditentukan, maka perusahaan dianggap layak untuk menerima modal investasi. Permintaan modal investasi pada proyek-proyek berikutnya pun lebih mudah disetujui.
  • Jika waktu pengembalian lebih lama dari waktu yang ditentukan, maka investor akan benar-benar mempertimbangkan kelayakan pendanaan bagi perusahaan. Ada kemungkinan pendanaan atas proyek ditolak.
  • Jika proyek yang ingin didanai lebih dari satu, maka investor dapat memilih salah satu proyek saja dengan pertimbangan mana yang pengembalian dananya lebih cepat.

Rumus Menghitung Payback Period

Rumus untuk menghitung payback period secara manual dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

PP = Total Dana Investasi : Kas Neto

Rumus di atas dapat digunakan dengan asumsi bahwa nilai kas masuk sama per tahun atau sama setiap periode. Apabila nilai kas masuk berbeda, maka rumus yang digunakan adalah rumus berikut:

PP = n + (a:b) x 1 tahun

Keterangan:

PP = Payback Period.

n = syarat pengembalian modal.

a = besaran investasi kumulatif tahun terakhir (n).

b = besarnya nilai investasi setelah tahun kumulatif (n+1).

Contoh Soal Payback Period

Setelah mengetahui payback period rumus, sekarang masuk ke contoh penerapannya dalam dunia bisnis. 

Contoh:

Suatu perusahaan properti ingin membangun properti tambahan, maka ia bekerja sama dengan investor A untuk memperoleh dana investasi. Berdasarkan pendapatan bersih yang diperoleh tahun 2021, perusahaan properti berhasil menghasilkan Rp200.000.000. Sedangkan uang yang dibutuhkan untuk membangun properti tambahan adalah Rp350.000.000. 

Maka, berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan properti untuk memperoleh keuntungan dari investasi investor A?

Gunakan rumus:

PP = Total Dana Investasi : Kas Neto

= Rp350.000.000 : Rp200.000.000

= 1,75 tahun 

Dari contoh soal di atas, dapat disimpulkan bahwa payback period dari perusahaan properti adalah selama 1,75 tahun atau 21 bulan. Jika investor merasa waktu ini cukup lama, maka investor dapat membatalkan rencana pendanaan dan mencari proyek lain. Begitu pula dengan perusahaan properti, yang dapat mencari investor lain untuk membiayai proyek yang ingin dikerjakannya. 

Pastikan Perhitungan Payback Period Tepat

Lama tidaknya waktu pengembalian dana bisa diketahui lewat perhitungan payback period. Penting agar perusahaan memerhatikan perhitungan payback period, sehingga perusahaan dapat memperoleh suntikan dana dari para investor. Di sisi lain, perusahaan juga harus mampu memilih investasi yang sesuai untuk mendanai proyek guna mendapatkan keuntungan dan pengembalian modal secara maksimal. 

Mengingat payback period akan memengaruhi kelancaran pendanaan di kemudian hari, perusahaan diharapkan lebih fokus untuk mengelola proyek yang sedang dikerjakan. Hindari kesalahan dalam pembukuan atau pencatatan keuangan, karena hal ini berpengaruh signifikan pada arus kas perusahaan. Jika memang dibutuhkan, gunakanlah software tertentu untuk mencatat keuangan agar penyajian laporan keuangan menjadi rapi, terstruktur, dan terorganisir.

Baca Juga: Arus Kas Operasi: Pengertian hingga Cara Menyajikannya