Aktiva Produktif Bermasalah: Pengertian, Jenis, hingga Penyebabnya

Aktiva bukanlah istilah yang asing lagi di telinga, terutama dalam dunia bisnis maupun investasi. Secara umum, aktiva disebut juga sebagai aset atau harta yang dimiliki oleh seseorang maupun perusahaan. Aktiva sendiri dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu aktiva produktif dan aktiva nonproduktif.

Dari kedua jenis ini, aktiva produktif merupakan aktiva yang menguntungkan karena memberikan penghasilan tertentu dalam bisnis. Sayangnya, aktiva produktif sering kali bermasalah. Kenapa demikian? Simak penjelasannya berikut ini, ya!

Baca Juga: Aktiva Produktif: Pengertian, Komponen, Pengawasan, dan Pajaknya

Pengertian Aktiva Produktif Bermasalah

loader

Pengertian Aktiva Produktif Bermasalah

Aktiva produktif bermasalah merupakan aktiva yang dalam proses penagihannya kurang lancar atau bahkan tidak lancar. Proses pembayaran utang sering kali mengalami kemacetan yang disebabkan karena kondisi finansial debitur yang kurang sehat. Akibatnya, aktiva produktif tidak dapat dilunasi seperti jangka waktu yang sudah ditentukan. 

Kemacetan tersebut dapat terjadi pada semua produk aktiva produktif. Sebut saja kredit, penanaman dana, penyertaan dana, surat berharga, dan rekening transaksi administratif. Untuk meminimalisir terjadinya aktiva produktif bermasalah, pihak bank perlu melakukan penilaian atas kinerja keuangan calon debitur terlebih dahulu. Apabila kondisi keuangan debitur dipertanyakan, maka hal yang wajar apabila kreditur menolak pengajuan aktiva produktif. 

Jenis Aktiva Produktif Bermasalah

Aktiva produktif dikategorikan dalam beberapa bagian, sama seperti aktiva produktif bermasalah. Kategori ini dibagi berdasarkan tingkat keseriusan dari masalahnya masing-masing. Mulai dari kurang lancar, diragukan, kerugian, dan yang mendapat perhatian khusus. 

  1. Kurang Lancar

    Pertama, yaitu saat pembayaran debitur kurang lancar. Dikatakan kurang lancar apabila pembayaran menunggak alias tidak dilakukan sesuai tanggal yang sudah ditentukan. Kondisi ini sering kali membuat kreditur mengalami kerugian yang besar. Maka dari itu, kreditur sendiri perlu melakukan tindakan korektif jika mengetahui bahwa pembayaran mulai kurang lancar. Dengan demikian, kreditur dapat mengambil tindakan korektif untuk meminimalisir kejadian ini.

  2. Diragukan

    Aktiva produktif bermasalah masuk dalam kategori diragukan apabila kreditur mulai mempertanyakan kelancaran pembayaran debitur. Mudahnya, jika selama ini debitur selalu melakukan pembayaran secara lancar dan tiba-tiba kurang lancar, maka kreditur mulai mempertanyakan tentang pembayaran berikutnya. Apakah akan menjadi lancar atau kurang lancar. 

  3. Mengalami Kerugian

    Merupakan suatu kondisi di mana pembayaran debitur sudah tidak dapat ditagih lagi. Singkatnya, debitur mengalami gagal bayar. Kondisi ini memaksa debitur untuk memberikan aset, harta, atau kekayaannya agar bisa dijadikan sebagai jaminan atas aktiva produktif yang bermasalah. Jika tidak ada aset yang dapat diajukan kepada kreditur, maka kreditur mengalami kerugian yang sangat besar, terutama jika nilai aktiva produktif debitur besar.

  4. Mendapat Perhatian Khusus

    Pinjaman dikatakan mendapat perhatian khusus apabila debitur menunjukkan tanda-tanda bahwa pinjaman tersebut akan mengalami suatu masalah. Misalnya, debitur menghilangkan dokumentasi penting, barang yang dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman tidak memadai, dan perlunya dilakukan pemeriksaan ulang atas dokumen maupun aset yang hendak dijaminkan kepada kreditur. 

Bagaimana Menghitung Nilai Aktiva Produktif Bermasalah?

Aktiva produktif yang bermasalah harus segera ditindaklanjuti dengan baik agar tidak menimbulkan kehancuran pada kondisi finansial. Setiap aset yang dimiliki oleh debitur sebaiknya diklasifikasikan terlebih dahulu sesuai dengan bagiannya masing-masing. Misalnya, mengklasifikasi antara bagian yang merugikan dan tidak merugikan. Ketika bank datang untuk melakukan penilaian atas penurunan aset tersebut, debitur tidak merugi karena sudah mengetahui estimasi nilainya. 

Kreditur nantinya akan memberitahukan kepada debitur tentang aset yang kemungkinan besarnya bernilai negatif. Selain itu, akan dihitung pula total rasio dari setiap aset yang dijaminkan.

Baca Juga: Aktiva Berisiko: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bermasalah

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi terjadinya aktiva produktif bermasalah adalah dengan melakukan penyisihan penghapusan. Tindakan ini dapat diartikan sebagai pembuatan cadangan untuk dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Tujuannya untuk mengimbangi kerugian yang mungkin timbul dari aktiva produktif debitur selama tahun berjalan, baik kerugian sebagian maupun seluruhnya.

Penyesuaian nilai akan dihitung sebagai modal tambahan dalam persentase tertentu untuk kemungkinan terjadinya kerugian. Aktivitas penyisihan penghapusan aktiva produktif diatur dalam Peraturan Bank pasal 44 No. 11/2/PBI/2009. Isinya adalah setiap bank umum yang ada di Indonesia wajib melakukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).

Bukan tanpa alasan, PPAP memiliki banyak tujuan. Adapun tujuan ini adalah sebagai berikut.

  • Mengatasi kerugian yang dapat terjadi kapan dan di mana saja sebagai akibat tidak diterimanya aktiva produktif.
  • Mengatasi kerugian aktiva produktif, baik sebagian maupun secara menyeluruh.

Sebelum aktiva produktif bermasalah menimpa debitur, penting agar debitur melakukan penyisihan atas penghapusan aktiva produktif bermasalah. Jika terjadi permasalahan, maka penghapusannya dapat dilakukan secara sebagian atau keseluruhan.

Kriteria Atas Penyisihan Penghapusan Aktiva Bermasalah

Semua masalah yang terjadi pada aktiva produktif dapat diatasi dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Meski demikian, terdapat beberapa kriteria agar PPAP dapat dilakukan. Kriteria tersebut di antaranya.

  • Pembayaran pokok, bunga, dan pengakuan debitur atas syarat dan ketentuan pinjaman harus dilakukan secara tepat waktu.
  • Baik probabilitas maupun probabilitas pengembalian dana untuk sekuritas yang telah diinvestasikan.
  • PPAP dapat menggunakan metode langsung maupun cadangan. Jadi, penting untuk mengetahui mana yang akan digunakan untuk memudahkan praktik penggunaannya nanti.

Penyebab Aktiva Produktif Bermasalah

Aktiva produktif bermasalah tentunya disebabkan oleh beberapa hal. Bisa jadi karena pengajuan jumlah pinjaman yang tidak sesuai dengan kondisi finansial, masalah finansial yang tidak disangka akan terjadi, gaya hidup debitur yang terlalu tinggi, dan lain sebagainya. Namun, ada tiga hal yang biasanya menjadi penyebab utama, yaitu:

  1. Perencanaan Keuangan yang Kurang Matang

    Kreditur, baik bank dan lembaga keuangan lainnya biasanya akan melakukan kelayakan atas kredit yang diajukan oleh debitur. Analisis debt service ratio menjadi salah satu yang akan dilakukan untuk membandingkan antara jumlah penghasilan debitur dengan total pinjaman yang akan diajukan. Namun, yang menjadi permasalahan adalah ketika perencanaan keuangan debitur menjadi kurang matang.

    Akibatnya, aktiva produktif menjadi bermasalah. Mulai dari pembayarannya kurang lancar, diragukan, atau mirisnya menjadi gagal bayar. Penting agar debitur melakukan penilaian atas kelayakan finansialnya sendiri sebelum mengajukan aktiva produktif kepada kreditur. Di sisi lain, perhitungkan juga biaya lain-lain yang mungkin muncul agar dapat diantisipasi dan tidak mengganggu pembayaran pokok maupun bunga dari aktiva produktif.

  2. Gaya Hidup Terlalu Tinggi

    Gaya hidup yang terlalu tinggi maupun tindakan konsumtif debitur juga menjadi alasan kenapa terjadi aktiva produktif bermasalah. Bahkan tanpa terlilit aktiva produktif sekalipun, gaya hidup untuk menaikkan gengsi semata dapat merusak kesehatan finansial secara menyeluruh. Maka dari itu, penting agar debitur mampu mengontrol gaya hidupnya agar tidak terlilit utang dalam jumlah besar.

    Misalnya, tidak membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan hanya untuk memuaskan nafsu belanja. Daripada dibelanjakan, uangnya lebih baik digunakan untuk modal tambahan atas aktiva produktif yang digunakan untuk membuka bisnis. Dengan tambahan modal tersebut, skala usaha menjadi lebih besar sehingga potensi meraup keuntungan pun menjadi lebih besar juga.

  3. Kreditur Memberikan Pinjaman Terlalu Besar

    Tidak hanya kesalahan dari sisi debitur saja yang membuat aktiva produktif menjadi bermasalah, tapi juga dari sisi kreditur. Ketika kreditur memberikan pinjaman yang terlalu besar, maka hal yang wajar apabila pembayaran debitur macet atau malah gagal bayar. Hal ini dapat disebabkan karena kelalaian kreditur saat melakukan penilaian atas kelayakan finansial dari calon debitur.

    Kelayakan finansial dapat dilihat berdasarkan total penghasilan yang diperoleh debitur selama sebulan, pekerjaan, dan cicilan yang dimiliki debitur. Jika dirasa kurang layak, maka kreditur dapat menolak pengajuan aktiva produktif dari debitur. Atau boleh menyetujuinya juga, tapi dengan catatan bahwa kreditur akan mengecilkan total aktiva produktif yang diberikan kepada debitur.

Atasi Aktiva Produktif Bermasalah dengan Cepat

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan suatu aktiva produktif menjadi bermasalah. Jika suatu hari kamu mengalaminya, maka segera atasi agar masalah aktiva produktif ini tidak menjadi masalah berkelanjutan yang dapat mengganggu kelancaran cash flow atau arus keuangan kamu. Di sisi lain, hal ini juga akan memudahkan kamu untuk urusan pembayaran pajak nantinya. Semoga penjelasan ini bermanfaat, ya!

Baca Juga: Aktiva Nonproduktif: Pengertian, Perbedaan, dan Tips Menghindarinya