Price Earning Ratio (PER): Pengertian, Cara Menghitungnya
Dalam keuangan terdapat beberapa rasio keuangan yang biasa dijadikan analisis fundamental oleh perusahaan dalam mengatur keuangan perusahaan. Salah satu dari rasio keuagan tersebut adalah PER atau Price Earnings Ratio.
PER biasa digunakan untuk mengukur risiko dan menilai mahal murahnya saham berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih. Laba bersih dalam hal ini adalah laba bersih per saham.
Dengan kata lain, dengan memahami PER pada sebuah perusahaan bisa membuat kamu membuat keputusan investasi yang tepat untuk mengukur apakah berinvestasi saham diperusahaan tersebut bisa memberikan keuntungan jangka panjang atau tidak.
Yuk kenal dalam lagi apa itu PER!
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Apa itu PER (Price Earning Ratio)
Secara umum Price Earning Ratio (PER) merupakan suatu besaran angka yang biasa digunakan sebagai analisis fundamental keuangan perusahaan. Angka ini biasanya digunakan untuk memprediksi valuasi harga suatu saham.
Apabila dirumuskan secara matematis, PER dapat diformulasikan sebagai Harga Saham dibagi Earning Per Share (EPS). Sehingga untuk tiap lembar saham, PER mengindikasikan bahwa harga saham saat ini setara dengan berapa kali pendapatan bersih selama satu tahun.
PER juga bisa diartikan sebagai variable yang menggambarkan psikologis pasar, yaitu berupa ekspektasi serta persepsi pasar terhadap suatu saham. Hal ini dapat kita lihat saat suatu saham harganya justru turun saat laba perusahaan cenderung naik, atau sebaliknya.
Price earning ratio yang tinggi mengindikasikan investor mengharapkan pertumbuhan laba bersih yang tinggi dari perusahaan. Price earning ratio yang tinggi pada saham dapat diinterpretasikan sebagai saham yang mahal jika pada periode waktu mendatang perusahaan tidak mampu meraih laba bersih yang lebih tinggi.
Tingginya rendahnya price earning ratio ditentukan dengan membandingkannya dengan price earning ratio saham lain atau price earning sektor/pasar yang sesuai untuk dijadikan perbandingan. Perusahaan yang merugi tidak memiliki price earning ratio.
Baca Juga: Pasar Negosiasi: Pengertian, Mekanisme dan Cara Transaksi Saham
PER yang Ideal untuk Perusahaan
Salah satu manfaat terbesar memahami rasio harga-pendapatan adalah perusahaan dapat memprediksi nilai masa depan sebuah perusahaan, apakah menguntungkan atau tidak. Akibatnya, perusahaan lebih memperhatikan saham yang ingin dibeli dan membuat keputusan berdasarkan informasi.
Saat ini, nilai PER ideal mulai dari 20 sampai 25 kali lipat penghasilan. Namun, nilai tersebut harus disesuaikan dengan sektor usaha yang dioperasikan.
Sebagai contoh, rata-rata nilai Price Earning Ratio perusahaan alat rumah tangga adalah 24. Kemudian, perusahaan kedua di bidang yang sama memiliki nilai PER 17. Nah, perusahaan kedua ini dapat dikategorikan mempunyai PER rendah.
Meski begitu, nilai PER rendah dapat berubah menjadi tinggi jika perusahaan mengupayakan peningkatan dividen payout rate. Perhitungan dividen payout rate diperoleh dari laba setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham.
Cara Menghitung PER (Price Earning Ratio)
Terdapat 2 komponen yang harus diterapkan ketika menghitung nilai PER. Yaitu closing price atau harga saham per lembar dan earning per share (EPS). Berikut rumus dari kedua komponen tersebut:
PER = Closing Price : EPS
Untuk contoh perhitungannya, katakanlah ada perusahaan PT SAMUDRA dan PT MAJU JAYA yang beroperasi dalam sektor yang sama dan mempunyai harga saham per lembar dan EPS yang berbeda-beda. PT SAMUDRA mempunyai closing price seharga Rp 60.000. Sementara itu, closing price PT MAJU JAYA adalah Rp 2.200.
Lalu, rasio EPS pada PT SAMUDRA selama satu tahun lamanya adalah Rp 4.000, sedangkan rasio EPS dari PT MAJU JAYA adalah Rp 100 saja.
Berdasarkan contoh di atas, maka perhitungan PER pada PT SAMUDRA dan PT MAJU JAYA adalah sebagai berikut ini:
PER PT SAMUDRA= Rp 60.000 : Rp 4.000 = 15
PER PT MAJU JAYA = Rp 2.200 : Rp 100 = 22
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, bisa kita ketahui bahwa PER dari PT SAMUDRA ternyata lebih rendah dari PT MAJU JAYA.
Contoh lainnya katakanlah ada PT Suci Berkah Utama mengeluarkan harga per lembar saham senilai Rp 10.000 dengan nilai rasio EPS nya adalah Rp 20. Berdasarkan data tersebut, maka Price Earning Ratio-nya adalah sebagai berikut ini:
PER PT Suci Berkah Utama = Rp10.000 : Rp 20 = Rp 400
Nilai Price Earning Ratio yang sebesar Rp 400 di atas menunjukkan bahwa setiap investor bisa membayar Rp 400 untuk setiap Rp 1 dari omset atau pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Baca Juga: Mengenal Bid and Ask, Istilah Populer di Investasi dan Trading Saham
Ketahui Tujuannya, Maksimalkan Keputusan Investasinya
Dengan mengetahui apa itu PER dan rasio keuangan lainnya, kamu bisa lebih baik lagi dalam menentukan keputusan investasi yang tepat.
Dengan memahami PER kamu jadi lebih jeli lagi dalam mempertimbangkan emiten mana saja yang memiliki potensi dalam memberikan kamu keuntungan jangka panjang ketika memutuskan berinvestasi saham diperusahaan tersebut.
Baca Juga: Trading Saham Harian: Cara Kerja Hingga Tips Tradingnya Biar Cuan