Jadi Salah Satu Strategi Investasi, Ini Pengertian Repo Saham, Cara Kerja, Hingga Tips Menjalaninya

cukup signifikan. Hal ini dikarenakan masyarakat mulai memahami tentang pentingnya menanam modal demi meraih kondisi keuangan yang lebih sejahtera di masa depan. Selain itu, melalui investasi pula seseorang mampu lebih optimal dalam meraih tujuan keuangan tertentu. 

Berbicara soal investasi, pernahkah kamu mendengar istilah repo saham? Pada dasarnya, repo saham adalah jenis atau metode investasi yang dapat dijadikan sebagai opsi oleh para investor dalam menjalani aktivitas menanam modal di instrumen tersebut. Tentunya, cara investasi ini mampu memberi manfaat dan keuntungan tertentu bagi investor sehingga penting untuk dipahami. 

Yang menjadi pertanyaan, apa pengertian repo saham ini sebenarnya? Selain itu, seperti apa cara kerja repo saham, termasuk contoh praktik hingga tips menjalaninya? Jika kamu ingin tahu lebih lanjut tentang apa itu repo saham dan segala hal penting seputarnya, simak penjelasan berikut ini. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Apa Itu Repo Saham? 

loader

Sebelum membahas repo saham, kamu harus memahami dulu jika kata repo adalah singkatan dari istilah repurchase agreement. Secara umum, yang dimaksud dengan repurchase agreement adalah perjanjian atau kontrak pinjaman dana, di mana transaksi dilakukan oleh debitur yang meminjamkan suatu sekuritas sementara pada kreditur atas uang tunai terhadap perjanjian dalam membelinya kembali di waktu mendatang dengan harga sesuai ketentuan. 

Sedangkan jika mengacu dari Peraturan OJK No.9/POJK.5/2015, transaksi repo didefinisikan sebagai kontrak pembelian atau penjualan efek dengan perjanjian pembelian atau penjualan kembali di waktu serta harga yang sudah ditentukan sebelumnya. Sehingga, dari penjelasan tersebut, bisa disimpulkan jika pengertian repo saham adalah kontrak pinjaman dana di mana jaminannya berupa saham.

Jika pihak debitur gagal melunasi pinjaman hingga melewati jangka waktu yang telah ditentukan, maka pihak kreditur memiliki hak untuk menyita saham yang sudah dijadikan jaminan. 

Bagaimana Cara Repo Saham Bekerja?

Jika melihatnya sekilas, skema transaksi dari repo saham memiliki kemiripan dengan pegadaian. Yang membedakan adalah jenis barang atau aset yang dijadikan sebagai jaminannya. 

Sebagai contoh, kamu adalah pemilik saham dan tengah membutuhkan dana tunai. Guna menyiasati hal tersebut, kamu dapat menghubungi pihak perbankan, asset management, ataupun sekuritas guna meminjam dana. Kemudian, sahammu akan dijadikan sebagai jaminan serta diberikan pada kreditur. 

Pada masa peminjaman, jaminan saham tersebut masih akan tertulis sebagai milik debitur. Sehingga, mereka tetap bisa melakukan aktivitas investasi atas saham tersebut meski sudah direpokan. 

Akan tetapi, jika peminjam tak bisa memenuhi tanggungan utang dan tak mampu melunasinya hingga jatuh tempo, pihak kreditur memiliki hak untuk menyita saham yang sudah dijadikan jaminan tersebut. Pihak peminjam yang tak mampu melunasi utangnya bakal membuat nilai sahamnya menurun drastis.

Pada repo saham, angka pinjamannya mencapai 50 persen dari keseluruhan nilai yang menjadi jaminan. Besaran nilai saham dipengaruhi salah satunya oleh reputasi perusahaan. Jika nama baik dari perusahaan rusak, tingkat labanya akan menurun serta nilai saham juga mendapat dampaknya. 

Baca Juga:  Breakout Saham: Pengertian, Jenis dan Cara Trading Saham saat Breakout

Contoh Praktik Repo Saham

Agar lebih memahami tentang apa itu repo saham, kamu bisa mencermati contoh kasusnya berikut ini.

Sebuah perusahaan membutuhkan dana yang akan digunakan untuk mendorong aktivitas bisnisnya. Untuk bisa mendapatkan dana tersebut, perusahaan memutuskan untuk meminjam dana di bank sebesar 150 juta dan menjadikan saham miliknya sebagai jaminan. Perusahaan ini sendiri mempunyai saham senilai 300 juta, sehingga bisa dijadikan sebagai jaminan dari aktivitas pinjaman di bank tersebut.

Sebagai kompensasi, perusahaan ini menawarkan bunga sejumlah 10 persen per tahun pada pihak bank, dan jangka waktu pinjaman selama 2 tahun. Hal tersebut berarti perusahaan yang bersangkutan harus melunasi dana yang dipinjamnya sebelum tenggat waktu berakhir. 

Apabila perusahaan tersebut mampu melunasi kembali pinjamannya sebelum waktu jatuh tempo, sahamnya yang telah dijadikan jaminan akan dikembalikan. Sebaliknya, jika perusahaan tersebut gagal melunasi pinjaman, pihak bank berhak untuk menyita saham yang telah dijadikan pinjaman. Dengan hak tersebut, pihak bank juga bisa memutuskan untuk menjual saham pada publik. 

Cara Mengetahui Saham Berstatus Repo

loader

Umumnya, perusahaan tak akan mengumumkan langkah repo saham yang dilakukannya pada publik. Meski begitu, ada beberapa cara agar mampu mengetahui apakah sebuah saham perusahaan sedang direpokan atau tidak, antara lain:

1. Menanyakan pada Broker Saham

Cara pertama adalah dengan menanyakan langsung status repo saham pada pihak broker. Tidak sedikit broker mungkin mempunyai informasi terkait status repo saham yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan.

2. Memeriksa Laporan Finansial Sekuritas

Cara lainnya adalah dengan mengecek laporan finansial sekuritas perusahaan. Jika memiliki sekuritas yang transparan, perusahaan biasanya akan membuat laporan terkait aktivitas saham repo apa saja yang sedang dipegangnya.

3. Melihat Berita

Selain itu, kamu juga bisa melihat status repo saham sebuah perusahaan melalui berita. Seperti yang telah dijelaskan, karena perusahaan jarang menginformasikan keputusan repo sahamnya pada publik, mungkin sangat jarang ada berita terkait perusahaan yang merepokan saham miliknya. Pun jika ada, informasi pada berita terkait repo saham ini umumnya tentang perusahaan yang mengalami kredit macet atau gagal bayar dalam memenuhi tanggungan pinjamannya. 

4. Mengecek Volume Saham

Cara yang terakhir adalah dengan mengecek volume saham dari sebuah perusahaan. Biasanya, repo saham mempunyai volume yang rapi sebab perusahaan selalu melakukan maintenance. Perubahan harga harian dari saham yang direpokan juga umumnya mempunyai kisaran yang tipis dan kecil.

Apakah Repo Saham Aman?

Sejatinya, praktik repo saham tergolong legal dan memiliki sistem yang jelas sekaligus mempunyai kemiripan dengan layanan pinjaman dana lain. Walaupun begitu, repo saham mempunyai tingkat risiko cukup tinggi, khususnya terkait fluktuasi pada pasar modal. 

Pinjaman yang menjadikan aset lain sebagai jaminan mempunyai risiko kerugian yang rendah sebab harganya cenderung stabil. Alhasil, kreditur pun tak perlu khawatir terkait penurunan harga atas jaminan yang diberikan oleh pihak peminjam.

Sebaliknya, saham adalah aset yang nilainya bisa berubah dan memiliki tingkat fluktuasi tinggi. Karenanya, saham yang menjadi jaminan rentan mengalami penurunan nilai. Itulah mengapa pada aktivitas repo saham, nilai pinjaman yang diberikan hanya 50 persen dari jumlah saham yang menjadi jaminan. 

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penurunan nilai saham dan membuat pihak kreditur mempunyai cadangan sejumlah 50 persen sisanya. Akan tetapi, ada kasus yang mana nilai dari saham mengalami pelemahan hingga 50 persen lebih. Imbasnya, kreditur pun dapat mengalami kerugian jika peminjam tidak mampu melunasi tanggung jawab pinjamannya sesuai waktu atau saat jatuh tempo. 

Sementara jika melihat dari sudut pandang investor, aktivitas repo saham adalah jenis transaksi yang mempunyai risiko tinggi jika peminjam gagal membayar tanggungannya. Hal tersebut disebabkan nilai saham bakal menurun drastis ketika peminjam tak dapat melunasi pinjamannya.

Baca Juga: Pengertian Screening Saham dan Daftar Aplikasi Screening Saham Terbaik 

Tips Aman Investasi Repo Saham

loader

Investasi di repo saham memang selalu bisa dijadikan pilihan. Meski begitu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, repo saham adalah jenis investasi yang memiliki risiko tinggi sehingga perlu dilakukan dengan perencanaan dan pertimbangan matang. 

Agar lebih aman, berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan ketika berinvestasi di repo saham. 

1. Pilih Perusahaan Terpercaya

Tips yang pertama, selalu investasi repo saham di perusahaan terpercaya dan kredibel. Selain itu, pastikan bisnisnya bekerja dengan solid serta memiliki likuiditas tinggi. Perhatikan pula valuasi, fundamental, dan track record perusahaannya. 

2. Kelola Portofolio Sebaik Mungkin

Karena selalu memiliki risiko, investasi perlu dilakukan dengan pengelolaan portofolio sebaik mungkin, termasuk saat memilih untuk menanam modal di repo saham. Hal tersebut berguna untuk meminimalkan risiko mengalami kerugian ketika berinvestasi, termasuk di perusahaan yang dianggap kredibel dan terpercaya sekalipun. 

3. Pilih Saham Berlikuiditas Tinggi

Tips yang terakhir, hanya pilih saham dengan tingkat likuiditas tinggi saja. Likuiditas ini mengacu pada saham dengan nilai transaksi harian yang besar. Apabila masih awam dengan dunia saham, ada baiknya untuk memilih saham dari indeks LQ45 karena saham pada indeks tersebut mempunyai likuiditas paling tinggi. Saat memilih likuiditas tinggi, investor bisa lebih mudah menjual kembali sahamnya sewaktu-waktu dibutuhkan. 

Asal Paham Risikonya, Repo Saham Selalu Bisa Jadi Opsi Investasi

Pada dasarnya, repo saham adalah kontrak pinjaman dana dengan menjadikan saham sebagai jaminannya. Aktivitas repo saham ini memiliki risiko yang terbilang tinggi dan perlu diantisipasi dengan tepat. Meski begitu, jika memahami risikonya, repo saham selalu bisa menjadi opsi investasi yang layak untuk dipilih dan dipertimbangkan. 

Baca Juga:  Koreksi Saham: Kenali Tandanya dan Tips Investasi saat Saham Terkoreksi