Miliki Nilai Stabil, Ini Pengertian Stablecoin, Jenis, dan Manfaatnya bagi Investor Crypto

Tidak bisa dipungkiri jika mata uang crypto dan blockchain telah berkembang dengan cukup pesat semenjak pertama kali diluncurkan lebih dari 1 dekade lalu. Walaupun masih seusia jagung, tapi beragam inovasi terbaru pada teknologi aset digital tersebut terus lahir guna memberikan manfaat terhadap industri finansial digital serta aset crypto. Salah satu contohnya adalah stablecoin. 

Secara umum, kehadiran dari stablecoin ini memungkinkan trader dan pengguna crypto agar bisa meminimalkan risiko dari fluktuasi serta volatilitas nilai yang begitu tajam dan ekstrem pada pasar crypto. Hal ini dikarenakan stablecoin mempunyai nilai yang jauh lebih stabil dan biasanya dipatok dengan jenis mata uang lain ataupun logam mulia tertentu. 

Dengan kegunaan yang begitu penting tersebut, para pemain crypto wajib memahami tentang apa itu stablecoin dan segala hal seputarnya. Mulai dari pengertian, jenis, manfaat, hingga pengembangannya di waktu mendatang, berikut penjelasan lengkap tentang stablecoin.

Baca Juga: Agar Paham saat Trading, Ini Kumpulan Istilah Crypto yang Penting untuk Dimengerti

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Pengertian Stablecoin

loader

Pengertian Stablecoin

Sesuai namanya, stablecoin adalah salah satu jenis aset crypto yang dirancang agar hanya memiliki sedikit tingkat fluktuasi terhadap nilainya. Dalam kata lain, jenis aset crypto ini mempunyai nilai yang tetap stabil dan jauh lebih aman dibanding jenis token crypto lainnya. 

Jenis token ini dibuat dengan dasar teknologi blockchain selayaknya mata uang crypto lain pada umumnya. Akan tetapi, nilai dari stablecoin biasanya terikat atau dibuat untuk mengacu pada suatu aset tertentu, baik itu mata uang fiat yang stabil seperti USD, maupun logam mulia seperti emas. Berkat karakteristiknya tersebut, token crypto jenis ini memiliki nilai yang lebih stabil. 

Jika dibandingkan dengan mata uang crypto lain, seperti BTC atau ETH, stablecoin tentu memiliki perbedaan. Pasalnya, jenis koin ini tak bervariasi selayaknya aset crypto yang sifatnya volatil. 

Misalnya, token Bitcoin atau BTC dikenal memiliki tingkat fluktuasi nilai yang sangat tinggi dan sering kali bergantung terhadap sentimen pasar serta tingkat permintaan dan penawarannya. Sedangkan pada jenis stablecoin, nilainya cenderung stabil sebab ditautkan terhadap aset lain yang lebih stabil, contohnya USD dan emas. 

Jenis-jenis Stablecoin

Meski secara umum bisa diartikan sebagai mata uang crypto yang dirancang agar memiliki nilai stabil dan dipatok pada jenis aset lain, stablecoin mempunyai 3 jenis yang berbeda. Berikut adalah penjelasan terkait ketiga jenis stablecoin tersebut.

Jenis

Penjelasan

Fiat-Collateralized Stablecoin

Jenis yang pertama adalah stablecoin yang didukung oleh deposito bank atau uang tunai. Contoh paling mudah dari koin stabil jenis ini adalah Tether atau USDT dan USDC atau USD Coin, di mana masing-masing di antaranya dipatok pada dolar Amerika Serikat. Selain itu, stablecoin jenis ini juga bisa didukung mata uang fiat lain, misalnya yen atau poundsterling.

Crypto-Collateralized Stablecoin

Pada jenis ini, stablecoin didukung oleh nilai dari aset crypto lain, misalnya DAI oleh Ethereum. Mengenai hal tersebut, smart contract dipakai untuk menjamin jika nilai aset crypto yang digunakan menjadi jaminan dengan nilai yang selalu lebih tinggi dibanding stablecoin yang diciptakan.

Commodity-Collateralized Stablecoin

Untuk jenis ini, stablecoin didukung nilai komoditas, seperti minyak mentah atau emas. Beragam contoh koin jenis ini yang didukung komoditas emas adalah Paxos Gold atau PAXG, serta Tether Gold atau XAUT.

Baca Juga: Termasuk Stablecoin, Cari Tahu Apa Itu Tether atau USDT Beserta Kegunaannya

Alasan Stablecoin Dibutuhkan Pasar Crypto

Pada pasar crypto, kehadiran stablecoin tentu mampu memberi banyak dampak positif terhadap kondisi industrinya, antara lain:

  1. Mengatasi Masalah Fluktuasi Nilai Aset Crypto untuk Transaksi

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stablecoin pada pasar crypto dibutuhkan karena menawarkan sifat stabilitas harga yang tak dimiliki oleh aset crypto pada umumnya. Beragam jenis aset crypto, seperti Ethereum dan Bitcoin dikenal memiliki nilai yang tidak stabil dan cenderung volatil. 

    Masalah yang disebabkan oleh aset crypto dengan volatilitas tinggi tersebut adalah sulit menggunakannya untuk transaksi sehari-hari, semisal membeli barang atau jasa. Sebagai contoh, seseorang ingin membeli barang dengan Bitcoin di pagi hari. Tak lama berselang, misalnya di siang harinya, terjadi fluktuasi terhadap nilai Bitcoin dan membuat harga pembelian barang tersebut menjadi sangat murah ataupun mahal secara tiba-tiba. 

    Nah, kehadiran stablecoin ini bisa menjadi solusi untuk permasalahan tersebut. Karena nilainya cenderung stabil, jenis koin tersebut lebih mudah digunakan untuk bertransaksi sehari-hari. 

  2. Alternatif Menyimpan Aset Digital dengan Nilai Stabil

    Alasan lain mengapa stablecoin dibutuhkan di dunia crypto adalah bisa dijadikan sebagai alternatif untuk menyimpan aset digital dengan aman. Hal ini dikarenakan nilai dari koin tersebut lebih stabil dan bisa diandalkan menjadi alat pembayaran maupun investasi. 

  3. Memungkinkan Penggunanya untuk Menghindari Risiko Fluktuasi yang Ekstrem

    Jenis koin ini penting di industri crypto karena memungkinkan penggunanya untuk menghindari risiko fluktuasi akan harga crypto yang bisa begitu tajam dan tidak stabil. Misalnya, pada Bitcoin, nilainya bisa berubah sebesar ratusan mencapai ribuan dolar dalam sekejap saja dan kerap memicu rasa khawatir pada pemiliknya. Risiko fluktuasi yang ekstrem tersebut bisa diantisipasi dengan mengubah jenis token Bitcoin tersebut menjadi stablecoin.

Manfaat Stablecoin bagi Investor Crypto

Selain untuk kondisi pasar crypto, stablecoin juga mempunyai sederet manfaat penting bagi para investornya. Berikut 3 manfaat utama stablecoin untuk para investor crypto. 

  1. Menjadi Alat Pembayaran dengan Nilai Stabil

    Manfaat pertama dari jenis koin ini bagi komunitas crypto adalah kemampuannya untuk bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Karena dirancang untuk mampu mempertahankan stabilitas nilainya, harga dari token jenis ini bisa diprediksi dan dapat diandalkan. Karenanya, token ini bisa dijadikan pilihan untuk menjadi alat pembayaran yang memiliki nilai stabil pada transaksi crypto. 

  2. Menekan Risiko Fluktuasi Nilai saat Transaksi dan Investasi

    Manfaat utama lain dari jenis token ini adalah mampu mengurangi risiko fluktuasi nilai pada aktivitas trading dan investasi crypto. Risiko ini bisa berdampak buruk pada nilai aset saat kondisi pasar yang tengah tidak stabil dan cenderung mengalami bearish atau penurunan nilai. Meski begitu, menyimpan aset pada jenis koin ini tergolong merugikan saat nilai crypto secara umum mengalami kenaikan yang signifikan. 

  3. Memfasilitasi Transaksi Antar Pengguna Crypto dengan Merchant

    Manfaat yang terakhir dari penggunaan stablecoin adalah mampu menjadi sarana untuk melakukan transaksi antar pengguna crypto dengan merchant yang menerima alat pembayaran tersebut. Beberapa karakteristik yang menjadikan jenis koin ini cocok menjadi alat pembayaran untuk menyelesaikan transaksi adalah kecocokan dengan nilai mata uang fiat, efisiensi dan kecepatan, biaya transaksinya rendah, serta bisa diakses oleh merchant global.

Contoh Stablecoin Ternama

Sebagai koin dengan manfaat dan pengaruh yang penting dalam dunia crypto, tentu sudah ada banyak proyek yang menjadikan stablecoin sebagai jenis token yang pada jaringannya. Beberapa contohnya adalah Tether atau USDT, USD Coin atau USDC, dan Binance USD atau BUSD. Berikut adalah penjelasan terkait keunggulan dan kekurangan contoh stablecoin ternama tersebut. 

  1. USDT

    Tether merupakan jenis koin yang cukup banyak digunakan serta diterima pada mayoritas bursa crypto. Alasannya karena nilainya cenderung stabil dan selalu dijaga untuk mendekati nominal 1 USD tiap koinnya. USDT juga bisa digunakan untuk menyelesaikan transaksi dengan biaya rendah. 

    Namun, kekurangannya, Tether sudah mengalami sejumlah kontroversi terkait transparansi dan kegunaannya. Hal tersebut membuat tingkat kepercayaan pemilik crypto terhadap koin ini menjadi terganggu. Selain itu, token ini juga tak sepenuhnya didukung deposito perbankan sehingga memiliki risiko default pada pihak Tether.

  2. USDC

    Keunggulan dari USDC adalah didukung Coinbase yang merupakan salah satu bursa crypto paling besar dan terpercaya saat ini. Nilai dari USDC juga dijaga selalu mendekati 1 USD serta didukung deposito perbankan serta dolar AS. Reputasinya juga terbilang baik pada bursa crypto serta diakui sejumlah platform dan merchant. 

    Tapi, kekurangannya, USDC masih kurang populer jika dibanding Tether atau  Binance USD. Selain itu, koin ini juga memiliki risiko default pada pihak Coinbase walaupun mempunyai reputasi baik pada pasar crypto. 

  3. BUSD

    Stablecoin ini didukung Binance yang termasuk sebagai bursa crypto paling besar di dunia, dan nilainya dijaga untuk setara 1 USD. Didukung deposito bank serta dolar AS, BUSD mempunyai biaya transaksi rendah serta tersedia pada banyak bursa crypto. Kekurangannya, BUSD memiliki risiko default dari Binance dan popularitasnya masih belum setinggi Tether. 

Stablecoin Masih Miliki Potensi Perkembangan dan Inovasi di Masa Depan

Karena perannya yang begitu penting di dunia crypto, tentu stablecoin masih memiliki masa depan yang panjang dan bisa dikembangkan lagi. Bahkan, dengan sifatnya yang lebih stabil, jenis crypto ini bisa menjadi metode pembayaran sah di belahan dunia mana pun. 

Baca Juga: Apa Itu Paper Wallet Crypto? Ini Pengertian, Cara Kerja, dan Plus Minusnya saat Digunakan