Telaah Pengertian Akuisisi Perusahaan yang Umum Terjadi dalam Bisnis

Sekali, dua kali, Anda pasti pernah membaca berita tentang akuisisi sebuah perusahaan oleh perusahaan lain yang lebih besar. Proses pengambil-alihan perusahaan baru oleh perusahaan yang lebih berkembang memang kerap terjadi dalam dunia bisnis.

Ada banyak hal yang melatarbelakangi terjadinya proses pengakuan ini. Salah satu yang paling umum adalah perusahaan kecil tersebut memiliki prospect bisnis yang sangat baik dan memerlukan dorongan dana yang cukup besar. Dengan begitu, perusahaan besar yang mengakuisisinya dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan bisa mengembangkannya dengan maksimal. 

Meski tak jarang terjadi dalam dunia bisnis, tak sedikit orang yang masih belum memahami dengan pasti tentang pengertian istilah akuisisi tersebut. Bahkan, masih banyak masyarakat menyamakan merger dan akuisisi yang sebenarnya cukup kontras berbeda. 

Daripada terus-terusan salah mengartikan, ketahui dahulu apa itu akuisisi perusahaan dan beragam informasi seputar istilah tersebut.

Pengertian Akuisisi

loader

Secara garis besar, yang dimaksud dengan akuisisi adalah situasi yang mana sebuah perusahaan membeli mayoritas atau bahkan seluruh saham sebuah perusahaan lain. Karena sebagian besar saham telah dimiliki oleh perusahaan pembeli, maka segala kendali atas perusahaan lain tersebut akan diambil alih.

Menelaah dari penjelasan Merriam Webster Dictionary, akuisisi diartikan sebagai tindakan untuk mendapatkan sesuatu, atau pembelian seluruh maupun sebagian aset perusahaan target.

Sedangkan, menurut Business Dictionary, akuisisi adalah kegiatan pengambilan hak asuh catatan. Maksudnya, saat melakukan akuisisi, sebuah perusahaan mengambil sedikitnya 51% saham perusahaan target. Sehingga, perusahaan pembeli dapat memiliki kendali penuh atas perusahaan yang sahamnya telah dibeli lebih dari setengahnya tersebut.

Adapun definisi akuisisi menurut ahli, Summer N. Levine, adalah transaksi antara dua belah pihak. Dalam transaksi akuisisi tersebut, terdapat pihak pembeli yang mendapatkan aset yang dimiliki oleh pihak penjual dan menjadi pemiliknya. Pihak pembeli dapat menjadi pemilik sah dengan membeli seluruh atau sebagian besar kekayaan yang dimiliki oleh pihak penjual, dalam hal ini perusahaan target.

Sedangkan berdasarkan pemaparan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK, akuisisi merupakan pengambilalihan aset perusahaan oleh pihak acquirer atau pengakuisisi. Dengan begitu, kendali atas perusahaan yang diambil alih (acquire) tersebut berpindah tangan sepenuhnya ke acquirer.

Menilik penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akuisisi adalah pengakuan atas sebuah perusahaan yang dilakukan perusahaan acquirer atau pengakuisisi. Perusahaan yang diambil alih tersebut bisa berupa organisasi publik ataupun organisasi privat.

Baca Juga:  Jangan Terkecoh, Merek Waralaba Beken Made in RI Ini Sering Dikira Punya Asing

Contoh Situasi Penggunaan Istilah Akuisisi 

Istilah akuisisi memang tidak sulit untuk dimengerti, bahkan oleh orang awam sekalipun. Namun, tanpa adanya contoh situasi penggunaan istilah tersebut, beberapa orang mungkin masih sulit memahaminya. Oleh karena itu, ada beberapa contoh situasi yang termasuk sebagai pengertian akuisisi.

Salah satu situasi tersebut adalah saat perusahaan atau pegiat bisnis membeli perusahaan atau bisnis lain. Sama halnya dengan penjelasan mengenai pengertian akuisisi, pihak pembeli dapat dikatakan sebagai pemegang kendali penuh atas perusahaan dengan membeli lebih dari setengah aset perusahaan acquire.

Contoh lain dari akuisisi adalah saat Anda membeli ataupun memperoleh sesuatu. Seringkali, kegiatan membeli yang dilakukan tersebut adalah untuk menambah aset atau hal-hal yang sebenarnya telah Anda miliki sebelumnya.

Perbedaan Merger dan Akuisisi 

loader

Dalam dunia bisnis, kegiatan bersatunya sebuah perusahaan dengan perusahaan lainnya memiliki beberapa jenis. Yang paling sering disalahartikan dan dianggap sama adalah akuisisi dengan merger. Kedua istilah tersebut memang sekilas terlihat mirip, tetapi jika dipahami dengan baik maknanya, keduanya memiliki arti yang berbeda.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, proses akuisisi adalah saat perusahaan mengambil alih sebuah perusahaan lain dengan membeli sebagian besar asetnya. Saat perusahaan telah mengakuisisi perusahaan lain, segala hal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut akan diambil alih oleh perusahaan yang membelinya.

Sedangkan untuk istilah merger adalah proses bergabungnya dua atau lebih perusahaan menjadi sebuah perusahaan baru. Berbeda dengan akuisisi, proses merger perusahaan dilakukan dengan menggabungkan aset aktiva dan juga pasiva.

Kegiatan merger dan akuisisi perusahaan memang lumrah terjadi dalam bisnis, terlebih saat perusahaan tidak cukup kuat menahan persaingan bisnis yang terjadi. Jadi, meski mirip, jangan sampai Anda menyamakan istilah akuisisi dengan merger karena keduanya memiliki konsep yang cukup kontras. 

Untuk lebih gampangnya, Anda dapat menyebut perusahaan melakukan akuisisi saat terjadi proses pembelian aset dan pengambilalihan kendali. Namun, untuk merger, perusahaan-perusahaan yang berkaitan melakukan penggabungan aset dan tidak ada pengambilalihan kendali yang dilakukan oleh salah satu pihak. 

Alasan Perusahaan Melakukan Akuisisi 

Saat akan melakukan akuisisi, perusahaan pembeli akan mempertimbangkan berbagai hal krusial dengan matang. Melalui proses pertimbangan tersebutlah perusahaan akan memutuskan untuk melakukan akuisisi atau tidak.

Adapun alasan perusahaan melakukan akuisisi adalah:

1. Pangsa yang Lebih Besar

Ambisi untuk memiliki pangsa pasar yang lebih besar. Sebagai contoh adalah saat sebuah perusahaan ingin beroperasi di luar negeri. Maka, perusahaan tersebut dapat mengakuisisi perusahaan lokal yang sudah dulu beroperasi di negara tersebut dan memahami tentang kondisi bisnisnya.

2. Skala Ekonomi yang Lebih Tinggi

Alasan lain perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk mendapatkan skala ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi karena pengakuisisian perusahaan dapat memberikan teknologi dan produktivitas yang lebih terpadu, tambahan sumber pemasukan, hingga peningkatan sinergi dalam bisnis. Tak hanya itu, akuisisi perusahaan juga dapat mengurangi biaya operasional jika dilakukan dengan tepat.

3. Mengurangi Jumlah Pesaing

Alasan terakhir perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk mengurangi jumlah pesaing dalam industri yang digeluti. Jadi, kegiatan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki beragam imbas positif yang dapat meningkatkan kinerja bisnis hingga memperkecil persaingan industri.

Baca Juga: Mengenal Manfaat Ekuitas dan Praktiknya dalam Perkembangan Sebuah Bisnis

Sifat Akuisisi yang Dilakukan Perusahaan

loader

Pada dasarnya, akuisisi yang dilakukan perusahaan dapat bersifat ramah ataupun perselisihan. Perbedaan sifat akuisisi tersebut ditengarai oleh alasan perusahaan melakukan akuisisi pada perusahaan target.

Sifat pertama adalah ramah. Sifat ini terjadi saat perusahaan mengakuisisi perusahaan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan yang setara secara bersama. Dengan begitu, proses akuisisi terjadi dengan sedikit konflik dan lebih ke kondisi yang damai.

Sebaliknya, proses akuisisi berselisih terjadi dengan menunjukkan dominasi dari perusahaan pembeli. Karena alasan ini pula perusahaan pembeli harus lebih aktif membeli mayoritas saham dari perusahaan yang ingin diakuisisi. 

Bahkan, tak jarang ada sedikit kesan paksaan dalam proses pembelian saham tersebut agar perusahaan pembeli sukses mengambil alih perusahaan target tersebut. Jadi, kegiatan akuisisi perusahaan tidak selamanya berjalan mulus meski ada dana berlimpah ruah untuk menjadi modal. 

Masalah yang Sering Terjadi saat Proses Akuisisi

Selain adanya risiko terjadinya akuisisi dengan sifat berselisihan, terdapat beberapa masalah yang berpotensi terjadi. Masalah tersebut seringkali terjadi pada saat proses akuisisi sedang berlangsung.

1. Proses Integrasi yang Tidak Stabil

Masalah pertama yang sering muncul saat proses akuisisi adalah proses integrasi tidak stabil. Hal ini bisa dikarenakan integrasi budaya kerja yang berubah dari saat sebelum diakuisisi dengan pasca akuisisi terjadi.

2. Produktivitas yang Berkurang

Akuisisi perusahaan juga seringkali menimbulkan berkurangnya produktivitas perusahaan karena adanya selisih pada kekuasaan manajemen. Biaya akuisisi yang tidak sedikit pun membuat perusahaan harus rela memiliki jumlah utang yang lebih besar serta pengeluaran berisiko membuat kondisi keuangan tidak stabil.

3. Membuat Kondisi Keuangan Lemah

Terakhir, masalah yang mungkin terjadi adalah akuntansi yang melemahkan kondisi keuangan. Kebutuhan akan melakukan restrukturisasi perusahaan target adalah salah satu alasan mengapa akuisisi membuat kondisi keuangan perusahaan pembeli menjadi lebih lemah.

Hal yang Perlu Diperhatikan Pasca Melakukan Akuisisi Perusahaan

Dalam melakukan akuisisi perusahaan, fokus utama berada pada proses atau masa akuisisi berlangsung. Meski begitu, perusahaan yang mengakuisisi juga perlu memperhatikan beberapa hal saat proses akuisisi selesai dilakukan.

1. Meninjau Hubungan Bisnis

Hal pertama yang perlu dilakukan pasca melakukan akuisisi perusahaan adalah meninjau kembali hubungan bisnis yang ada. Hubungan bisnis ini tak hanya mencakupi faktor eksternal, namun juga internal, seperti integrasi antar karyawan dan pengalokasian sumber daya.

Kepemimpinan yang ditunjuk oleh perusahaan pengakuisisi juga perlu lebih proaktif menggandeng segala departemen dalam perusahaan. Hal ini mencakupi kegiatan komunikasi yang efektif, pemberian keputusan yang adil dan tepat sasaran, hingga memperkecil munculnya masalah dan biaya tambahan.

2. Melakukan Pembaharuan 

Bila perlu, perusahaan juga harus melakukan pembaharuan logistik dan juga integrasi teknologi. Dengan begitu, kinerja perusahaan dapat berjalan dengan lebih tepat dan target dari melakukan akuisisi dapat terpenuhi.

Baca Juga: Strategi Manajemen Pemasaran Tepat: Konsumen Terpikat, Bisnis Anda Maju Pesat

Akuisisi Perusahaan Lumrah dan Penting untuk Dilakukan Pegiat Bisnis

Ditengah terpaan persaingan bisnis yang semakin ketat, tak sedikit perusahaan besar yang melakukan akuisisi pada perusahaan lain. Dengan pertimbangan yang matang dan akurat, bukan tidak mungkin perusahaan pengambil alih akan mendapatkan keuntungan bisnis yang besar. 

Untuk itu, lumrah hukumnya dalam dunia bisnis perusahaan yang diakuisisi oleh perusahaan lain yang lebih besar.