Tahapan dan Tips Investasi untuk Keluarga Muda

Keuangan saat kamu lajang dan sudah berkeluarga pasti akan berbeda. Dari segi pemenuhannya, yang sebelumnya sendiri, kini harus terbagi untuk pasangan dan anak.

Meski setelah berkeluarga, kebutuhan sehari-hari semakin banyak, tetapi investasi tetap wajib dilakukan. Tentunya dari uang bulanan.

Tujuan investasi pun berbeda-beda. Saat single, tujuan investasi untuk jalan-jalan, menikah, naik haji. Jika sudah keluarga, tujuan investasi buat beli rumah, dana pendidikan anak, pensiun, dan lainnya.

Kalau kamu yang sudah menikah ingin investasi, berikut tahapan dalam merencanakan investasi keluarga.

Baca Juga: Ikuti 7 Cara Mengatur Keuangan ala Raditya Dika Biar Kamu Gak Miskin Pas Tua

Bingung cari tabungan terbaik? Cermati solusinya!

Bandingkan Tabungan Terbaik Sekarang!  

Tahapan Pertama 

loader Memprioritaskan untuk Kebutuhan Pokok dan Rutin

Pada tahap pertama, kamu perlu memilah uang berdasarkan kebutuhan keluarga dalam sebulan. Ada beberapa jenis kebutuhan yang wajib dialokasikan pada tahap ini, di antaranya:

  1. Biaya Kebutuhan Sehari-hari

    Mulai dari anggaran untuk belanja bahan pangan pokok, bayar tagihan air, listrik, telepon, dan internet. Membayar cicilan utang sampai biaya SPP anak.

    Prioritaskan uang untuk kebutuhan rutin tersebut. Jangan sampai ada yang terlupa, agar biaya rutin ini terpenuhi. Idealnya 30 - 40% dari gaji atau penghasilan.

  2. Tabungan Dana Darurat

    Ini penting, menyisihkan uang untuk dana darurat. Jadi kalau tiba-tiba butuh uang tunai, dalam kondisi mendesak, belum gajian, dana darurat bisa menjadi penyelamat.

    Sisihkan minimal 10% dari gajimu untuk tabungan dana darurat. Simpan dana darurat di rekening tabungan terpisah. Biar tidak diganggu gugat atau diutak-atik.

    Porsi dana darurat yang ideal bagi yang sudah berkeluarga, memiliki lebih dari 2 anak sekitar 6-12 bulan pengeluaran.

  3. Tabungan atau Asuransi Pendidikan Anak

    Jika sudah menikah, kamu harus mulai berpikir tentang anak, terutama masa depannya. Walaupun belum dikaruniai anak, tak ada salahnya mempersiapkan biaya pendidikan anak sedari dini.

    Sisihkan sekitar 10% dari gaji untuk tabungan pendidikan anak ataupun asuransi pendidikan. Pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan finansialmu.

  4. Simpanan Pensiun

    Ini yang sering diabaikan, mempersiapkan dana pensiun. Kamu dan pasangan juga harus memikirkan masa tua.

    Pastinya kamu tidak ingin bergantung pada anak setelah dewasa nanti. Oleh sebab itu, perlu menyisihkan uang sebagai simpanan pensiun. Simpanan pensiun ini dapat kamu tempatkan di DPLK maupun tabungan pensiun.

  5. Membayar Premi Asuransi

    Namanya sudah berkeluarga, bukan hanya dirimu yang harus dicover asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa, pasangan dan anak-anak pun demikian.

    Bila sudah punya BPJS Kesehatan dari kantor, kamu bisa melengkapinya dengan asuransi kesehatan swasta. Yang akan menjamin biaya perawatan dan pengobatan penyakit yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan

Baca Juga: Asuransi Jiwa: Pengertian, Manfaat, Jenis, Syarat Pengajuan, dan Tips Memilihnya

Tahap Kedua

loader
Investasikan ke Instrumen yang Sesuai Kebutuhanmu

Setelah kebutuhan utama dianggarkan, rencana keuangan selanjutnya adalah berinvestasi. Investasi di sini tergantung tujuanmu.

Sisihkan sekitar 10% dari gaji untuk investasi. Bisa ditempatkan pada Surat Utang Negara atau obligasi, investasi saham, reksadana, peer to peer lending, deposito, emas, maupun investasi properti, seperti tanah, rumah, dan lainnya.

Selain mempertimbangkan tujuan investasi, kamu juga harus mengenali karakteristikmu. Apakah kamu tipe orang yang takut atau cari aman, ataupun berani mengambil risiko.

Yang harus kamu ingat, imbal hasil investasi berbanding lurus dengan risikonya. Jika instrumen investasi punya risiko tinggi, pasti imbal hasilnya atau keuntungannya besar, seperti saham dan sebaliknya.

Baca Juga: Hindari 7 Pola Pikir Ini agar Keuangan Makmur

Tahap Ketiga 

loader Menggunakan Hasil Investasi untuk Hal Produktif

Tahap ketiga adalah bagaimana kamu menggunakan hasil dari investasi. Keuntungan yang kamu dapatkan dari kegiatan investasi, harus diputar lagi untuk kegiatan produktif, seperti membuka usaha atau diversifikasi investasi ke produk lain.

Misalnya kamu cuan besar dari saham, hasilnya kamu gunakan lagi untuk membeli reksadana atau emas. Dengan demikian, kamu dapat meminimalisir kerugian bila suatu saat harga saham sedang anjlok.

Bisa juga hasil dari investasi untuk modal usaha, sehingga dapat memberi keuntungan lagi untuk mewujudkan tujuan investasimu.

Tips Sukses Berinvestasi bagi Keluarga Muda

  1. Cek Kondisi Keuangan 

    Kondisi keuanganmu akan sangat menentukan kesuksesan investasi yang kamu lakukan di dalam keluarga barumu. Hal ini tentu terkait dengan kemampuan finansial dan juga ketersediaan modal untuk memulai investasi tersebut.

    Kamu dan pasangan perlu melihat secara detail kondisi keuangan keluarga, termasuk anggaran belanja bulanan yang harus disiapkan di dalam keuangan tersebut. Jika dana investasi masih minim, maka kamu bisa mengutak-atik anggaran keuangan dan melakukan penghematan di sana. 

    Kamu dan pasangan mungkin saja memiliki berbagai kebiasaan yang cukup menguras uang, misalnya hobi dan juga aktivitas di akhir pekan. Kamu bisa mulai menata semua ini, sehingga pengeluaran untuk kebutuhan yang bersifat tidak wajib bisa dipangkas. 

    Meski modal tidak selalu menjadi patokan utama dalam melakukan investasi, namun hal ini juga tak kalah pentingnya. Saat memiliki modal yang memadai, maka kamu akan lebih leluasa untuk memilih instrumen dan melakukan diversifikasi di dalam investasi yang akan kamu lakukan.

  2. Hitung Nilai Hutang

    Jangan lupa untuk mengecek kondisi hutang yang kamu miliki di dalam keuangan. Apakah nilainya besar atau justru kamu dan pasangan tidak memiliki hutang sama sekali. Semakin kecil atau minim nilai hutang, maka kondisi keuanganmu tentu akan semakin aman. Hal ini juga mengindikasikan jika keuanganmu akan lebih siap untuk segera memulai aktivitas investasi. 

    Namun, jika kamu dan pasangan masih memiliki hutang, maka segera hitung dan lihatlah jumlah keseluruhan hutang tersebut. 

    Idealnya nilai hutang tidak boleh lebih dari 30% total penghasilan rumah tanggamu. Jika lebih besar, maka kondisi keuangan tentu sudah tidak sehat. Hitung semua hutangmu dan mulailah rencanakan pelunasannya secara bertahap. Alokasikan sejumlah dana tetap setiap bulannya, agar hutang ini segera bisa terlunasi.

  3. Kenali dan Pahami dengan Baik Instrumen Investasi

    Jika kedua langkah di atas sudah kamu lakukan dengan baik, maka kondisi keuangan tentu sudah siap untuk memulai investasi.

    Namun meski begitu, hindari untuk berinvestasi dengan terburu-buru. Sangat penting untuk mengenal dan mempelajari secara detail instrumen investasi terlebih dahulu. Pengetahuan yang memadai terkait investasi, akan sangat membantumu dalam mengelola investasi tersebut di masa yang akan datang.

    Mulailah pelajari instrumen investasi yang kamu anggap tepat dan sesuai dengan kondisi keuanganmu. Pastikan kamu mempelajari setiap instrumen ini secara detail, termasuk risiko dan potensi keuntungan yang terdapat di dalamya. Jika sudah mengenal dan memahaminya, maka kamu akan lebih siap untuk memulai kesuksesan dalam berinvestasi.

Diskusikan Bersama Pasangan

Jika sudah berumah tangga dan ingin investasi, diskusikan bersama pasanganmu. Sebab investasi membutuhkan komitmen dari kedua belah pihak agar berjalan dengan lancar, termasuk dalam pengalokasian bujet untuk investasi. 

Bila salah satu pihak tidak setuju, maka tujuan investasi maupun keuanganmu tidak akan pernah tercapai. Yang ada malah menimbulkan pertengkaran maupun masalah keuangan dalam rumah tangga dan berujung perceraian. Tidak mau kan seperti itu?

Baca Juga: Instrumen Investasi – Jenis dan Tips Investasi