5 Kebiasaan Buruk yang Mengganggu Keuangan Kamu

Sebanyak apapun penghasilan yang kamu dapatkan setiap bulan, rasanya percuma kalau kamu punya kebiasan buruk dalam mengelola keuangan. Bukannya makin makmur, justru malah membuat kondisi keuanganmu terpuruk.

Kebiasaan buruk sepertihalnya tidak bisa mengatur uang, terlalu boros atau bahkan terlalu hemat bisa jadi tak hanya berefek di masa sekarang, tapi juga di masa depan.

Bahkan, parahnya lagi gaya hidup yang terkait keuangan, apabila tak sehat maka akan menciptakan suatu kebiasaan yang sulit diubah. Pada akhirnya, jumlah penghasilan bersih alias gaji bulanan kamu bisa jadi numpang lewat saja, bahkan parahnya lagi bisa-bisa pusing karena banyak utang online menumpuk.

Bayangkan jika kamu sudah hidup berumah tangga dan mempunyai tanggung jawab kepada pasangan dan anak, tapi masih memiliki kebiasan buruk, misalnya tak bisa mengelola keuangan? 

Entah kamu masih single atau sudah berkeluarga, yang namanya kebiasaan buruk itu jangan dipelihara dan harus kamu hentikan. Sebab kebiasaan buruk keuangan bisa merugikan dirimu, masa depanmu bahkan semua anggota keluargamu.

Jangan sampai kamu terjebak dalam jeratan hutang yang tak ada habisnya. Gali lubang tutup lubang, belanja impulsif, tak punya dana darurat, tak ada tabungan dan investasi.

Ingat ya, belum terlambat untuk berubah. Kamu bisa merubah kebiasaan keuangan yang buruk dan mengubahnya menjadi lebih baik. 

Catat, berikut 5 kebiasaan buruk yang berpotensi merusak keuanganmu dan solusinya dari Cermati.com untuk kamu.

1. Belanja Berlebihan

loader

Ilustrasi belanja berlebihan bikin keuangan boncos

Percaya atau tidak, dorongan berbelanja banyak dipengaruhi oleh emosi sesaat. Misalnya, di zaman sekarang ini semua orang punya hobi belanja online. Coba cek deh berapa banyak barang yang sudah kamu taruh di keranjang check out? 

Padahal kalau di review ulang, tidak semua barang-barang tersebut kamu butuhkan. Apalagi ketika kamu melihat barang favorit lagi sale dan harganya jadi lebih murah, rasanya sayang untuk tak segera membelinya.

Pahami bahwa berbelanja karena terdorong hal yang tidak rasional, tanpa mempertimbangkan kebutuhan, bisa membuat keuanganmu berantakan.

Solusinya:

Apabila saat ini kamu cenderung impulsif saat belanja, apapun itu. Tenangkan dirimu dulu. Pelan-pelan, kamu harus berusaha mengatasinya.

Solusi yang bisa kamu coba adalah belajar menahan diri untuk tidak sering-sering melihat e-commerce atau cek sosial media yang isinya racun-racun belanja.

Upayakan untuk berpikir 3 kali atau lebih ketika akan membeli barang baru. Tanyakan apakah kamu butuh atau sekadar ingin saja. Lalu coba juga untuk tidak membeli barang diskon selama beberapa waktu. Gimana, kamu sanggup mencobanya?  

Baca Juga: Utang Lama Belum Lunas, Sudah Nambah Utang Baru. Boleh Gak Ya?

2. Tidak Pernah Membuat Rencana Keuangan

loader

 Ilustrasi Selalu Membuat Rencana Keuangan 

Kamu tak akan pernah bisa menciptakan keuangan yang sehat dan mempertahankan keamanan finansial jika tidak membuat rencana keuangan dan disiplin dengan rencana tersebut. Ingat ya, rencana keuangan dibuat untuk mempermudah kita melihat seberapa banyak arus pengeluaran terhadap pemasukan dalam kehidupan sehari-hari.

Artinya, dengan membuat rencana keuangan, kamu juga akan mudah mengatur pos-pos pengeluaran dan mengetahui kemana saja uangmu lari alias dibelanjakan selama ini. Bahkan kamu juga bisa melakukan penyesuaian seperti mengubah pos-pos pengeluran tersebut untuk alokasi hal penting seperti tabungan, dana darurat dan investasi.

Solusi:

Sebagai langkah awal, mulailah dengan cara sederhana yaitu mencatat setiap pengeluaran yang sudah dibuat di awal pas setelah gajian. Usahakan untuk komunikasi hal ini dengan pasangan kamu supaya kalian berdua sama-sama belajar mengelola keuangan.

Contoh: Membuat rencana keuangan mengelola gaji bulanan Rp3 juta. Status sudah menikah dan punya 1 anak. Tinggal bersama orang tua, sudah memiliki kendaraan (mobil/motor) dan tidak memiliki utang. 

Pos Pengeluaran
Nominal

Tabungan

Rp 300.000

Dana Darurat

Rp 150.000

Zakat / Sedekah

Rp 100.000

Tagihan Rumah (Listrik, air dan internet)

Rp 400.000

Kebutuhan Rumah Tangga (perlengkapan mandi, dapur dan lainnya)

Rp 350.000

Kebutuhan Anak

Rp 400.000

Makanan per Minggu (@200.000 x 4 minggu)

Rp 800.000

Transport

Rp 300.000

Tabungan Hiburan/Liburan

Rp 200.000

Jumlah

Rp 3.000.000

3. Terlalu Bergantung dengan Kartu Kredit atau PayLater

loader

Hindari menggunakan kartu kredit dan paylater berlebihan  

Kartu kredit dan paylater hadir untuk mempermudah transaksi keuangan dan apabila kamu bijak menggunakannya, kamu bisa mendapatkan manfaat baiknya.

Tentu, kamu harus paham bahwa kartu kredit dan payleter itu sama dengan 'utang', yang wajib kamu bayar di kemudian hari. Apabila kamu telat bayar, tentu saja ada denda yang tidak murah. Oleh sebab itu, kamu harus sadar janganlah menggantungkan semua kebutuhan keuangan dengan kartu kredit dan paylater. Sebab itu sama artinya dengan menambah utang dan utang di hidupmu. 

Solusi:

Bijaklah gunakan kartu kredit dan paylater. Lunasi semua utang-utang yang ada. Upayakan jangan menambah utang baru apabila utang lama belum lunas. Ingat ya, ada denda yang tidak murah belum lagi kalau sampai gagal bayar cicilan kartu kredit atau paylater, catatan skor kredit di bank bisa buruk. 

Baca Juga: Kecanduan PayLater Bisa jadi Bencana, Begini Cara Atasinya

4. Gaya Hidup Tinggi Tidak Sesuai Pendapatan

loader

Ilustrasi banyak pengeluaran akibat gaya hidup tinggi 

Gaya hidup zaman now memang bisa menghabiskan banyak sekali uang. Apalagi jika harus ke tempat-tempat mewah untuk makan atau sekedar nongkrong di kafe kekinian. Belum lagi barang-barang yang dipakai harus branded alias bermerk yang tentu tidak murah.  

Apakah kamu termasuk orang yang selama ini gemar bergaya hidup mewah? tapi bujet alias gaji masih pas-pasan. Tentu pusing bukan main untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup seperti itu. 

Solusinya:

Gaya hidup tinggi sebetulnya sah-sah saja, asalkan penghasilan kamu juga tinggi dan kamu mampu mencukupinya. Tapi, jika harus berhutang dimana-mana, tentu itu jadi kebiasaan buruk.

Ubahlah kebiasaan buruk dengan perlahan-lahan. Bersyukurlah dengan hidupmu dan apa yang sudah kamu miliki. Tata kembali keuanganmu. Mulai rencanakan masa depanmu dengan baik, misalnya, mulai menabung untuk dana darurat, dan mulai investasi.

Daripada hidup mewah untuk konten atau untuk sekadar pamer ke orang lain tapi keuangan kamu kacau, lebih baik kamu hidup sederhana dan punya banyak uang di tabungan dan investasi.

Baca Juga: Mau Mulai Investasi, Pilih Reksadana, Deposito, atau Sukuk Ritel?

5. Terlalu Mengutamakan 'Kegemaran' Pribadi

loader

'Kegemaran' pribadi yang menjadi kebiasaan buruk antara lain minum alkohol, merokok dan berjudi. Hal itu akan membuat kamu menghabiskan banyak uang. Rasanya kamu harus mencoba untuk berhenti dari kebiasaan tersebut apalagi hal buruk bisa mempengaruhi kesehatan juga.

Solusinya:

Pelan-pelan saja, pahami pentingnya hidup sehat untuk masa depanmu. Kurangi merokok, minum alkohol dan lainnya. Mulai hidup sehat, makan sehat dan banyak minum air putih.

Sayangi dirimu dan uangmu. Sebagai contoh, bila kamu menghabiskan uang sebanyak Rp15 ribu setiap hari untuk membeli rokok. Berarti sudah mengeluarkan Rp450 ribu sebulan. Padahal uang tersebut bisa kamu manfaatkan untuk beli asuransi kesehatan atau asuransi jiwa untuk perlindunan diri dan keluargamu. 

Ubah Kebiasaan Buruk, Sayangi Dirimu dari Sekarang!

Banyak akibat buruk yang bisa ditimbulkan akibat melakukan kebiasaan buruk yang bisa membuat keuangan kacau. Kalau tidak mau merasakannya, berhentilah melakukan kebiasaan itu dan ubah dengan melakukan hal-hal baik. Efeknya, bukan hanya hidup kamu yang akan lebih bahagia, tapi keuangan dan masa depan juga semakin sehat.

Baca Juga: Tips Mencari Asuransi Kesehatan Terbaik untuk Orang Tua