Bagaimana Membuat Rencana Keuangan dengan Gaji UMP?

Merencanakan keuangan terdengar mudah. Penghasilan atau gaji yang diterima tinggal dibagi-bagi saja sesuai kebutuhan atau pengeluaran.

Faktanya tidak seperti itu. Tidak asal membagi tanpa perhitungan yang jelas. Kalau cara merencanakan keuangan macam di atas, bisa kacau balau.

Apalagi buat kamu yang bergaji upah minimum (UMP/UMR). Jika tanpa perencanaan yang matang, gaji serasa tidak cukup untuk membiayai kebutuhan atau pengeluaran.

Berikut cara merencanakan keuangan untuk karyawan gaji upah minimum atau UMP.

Baca Juga: 7 Tagihan Bulanan yang Wajib Dibayar Meski Sedang Bokek

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

6 Tips Merencanakan Keuangan dengan gaji UMP

loader Merencanakan keuangan 

1. Dimulai sejak dini

Merencanakan keuangan mau level karyawan gaji UMP ataupun bos yang penghasilannya triple digit sebetulnya sama saja. Semakin cepat dimulai, semakin baik karena perencanaan keuangan sudah dilakukan sejak dini.

Sewaktu seorang karyawan pensiun, maka tidak akan menerima gaji lagi. Kecuali bagi mereka yang tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Jadi, sedari dini harus mulai memikirkan rencana pengeluaran masa kini dan masa depan yang mesti dibiayai dari gaji sekarang.

2. Mengalokasikan gaji untuk investasi 

Investasi adalah kegiatan penanaman modal ke sebuah instrumen investasi. Apakah itu investasi emas, saham, reksadana, fintech p2p lending, atau lainnya.

Investasi sangat penting untuk mewujudkan tujuan keuangan. Misalnya dana pensiun, membeli kontrakan sebagai passive income saat pensiun nanti, dan tujuan keuangan lainnya.  

Hasil investasi akan maksimal apabila dilakukan jangka panjang, yakni lebih dari lima tahun. Besar kecilnya investasi disesuaikan dengan gaji yang diterima setiap bulan. Alokasi idealnya sekitar 10% dari gaji.

Jika gajimu Rp 4,2 juta per bulan (UMP DKI Jakarta), maka sisihkan sekitar Rp 420 ribu per bulan untuk investasi. Dengan uang sebesar itu, kamu dapat investasi reksadana, menabung emas, investasi di P2P Lending, maupun investasi saham.

Baca Juga: 6 Jebakan Cicilan 0% Kartu Kredit

3. Diversifikasi investasi

Mengingat investasi ada risikonya, disarankan untuk melakukan diversifikasi. Jadi, investasi tidak di satu instrumen saja. Misalnya sudah investasi di reksadana saham. Maka perlu investasi di instrumen lain yang minim risiko, seperti menabung saham.

Dengan demikian, instrumen satu sama lain dapat saling menopang. Contoh bila kondisi ekonomi sedang kurang baik, IHSG trennya melemah, maka reksadana saham kamu pasti akan terpengaruh.

Namun menabung emas lebih stabil. Kalaupun harga emas naik atau turun, tidak akan terlalu drastis. Jadi, kamu tetap bisa untung dengan langkah diversifikasi investasi.

loader
Mengatur keuangan gaji UMP

4. Menyiapkan dana pendidikan anak

Persiapan dana pendidikan untuk anak juga penting, terutama bagi yang sudah menikah dan punya anak. Biaya pendidikan naik sekitar 10%-20% setiap tahun. 

Jika tidak dipersiapkan sejak dini, kamu akan kewalahan menghadapi kenaikan biaya pendidikan anak tersebut. Misanya uang SPP anak SD tahun ini sekitar Rp 200 ribu per bulan, maka kenaikannya sekitar Rp 220 ribu-240 ribu per bulan di tahun depan.  

Itu baru tingkat SD. Sudah tingkat SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi, biaya pendidikan bakal semakin mahal. Belum lagi kalau kamu memiliki anak lebih dari satu, pastinya persiapan dana pendidikan semakin berat.

Untuk dana pendidikan ini, kamu juga bisa mengalokasikan sekitar 10% dari gaji per bulan. Contoh, jika kamu menyisihkan Rp 420 ribu per bulan di reksadana saham dengan return yang diharapkan 16% per tahun selama 15 tahun, maka hasil investasi untuk keperluan biaya pendidikan kuliah anak sebesar Rp 314 jutaan.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Bikin Kamu Sulit Menambah Penghasilan

5. Dana darurat, bayar utang, dan kebutuhan rutin

Dari gaji Rp 4,2 juta per bulan sudah teralokasikan Rp 840 ribu untuk investasi dan biaya pendidikan anak. Taruhlah itu gaji bersih setelah dipotong iuran BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan pajak penghasilan (PPh).

Kamu juga harus menyisihkan 10% atau Rp 420 ribu untuk dana darurat. Dana darurat sangat penting ketika dalam kondisi gawat, seperti sakit, kecelakaan, atau lainnya.

Jadi, sisa gaji Rp 2,94 juta. Inilah yang kamu pakai untuk kebutuhan sehari-hari 40% atau Rp 1,68 juta dan membayar cicilan utang 30% atau Rp 1,26 juta.

Disiplin Merencanakan Keuangan 

Namanya uang, kalau tidak dikelola sebaik mungkin pasti cepat habis. Untuk itu, penting untuk disiplin dalam praktik mengatur keuangan.

Tujuannya, selain keuangan saat ini tetap stabil atau sehat dengan gaji UMP, kamu juga dapat meraih masa depan finansial yang lebih baik.

Tentu saja, perencanaan keuangan tersebut harus dibarengi dengan gaya hidup hemat agar tercapai semua tujuan keuangan yang dicita-citakan.

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Beli Rumah KPR?