Buat Kamu Calon Investor Andal, Kenalan Dulu Yuk sama Apa Itu Pasar Saham

Akhir-akhir ini, dunia investasi di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kondisi ekonomi yang tengah terkendala karena pandemi, dan banyaknya ulasan mengenai investasi di beragam dunia maya memancing tak sedikit masyarakat untuk terjun ke dunia tersebut. Bahkan, sampai kuartal terakhir tahun 2020 lalu, jumlah investor di dalam negeri mengalami peningkatan hingga 56 persen.

Sayangnya, sebagian investor baru hanya berinvestasi karena rasa takut ketinggalan atau fear of missing out. Alhasil, mereka terjun ke dunia investasi tanpa memiliki ilmu yang cukup sehingga imbal balik yang didapatkan menjadi tak maksimal. Memang, adanya produk investasi reksa dana membuat banyak orang mampu berinvestasi tanpa perlu melakukan analisis fundamental maupun analisis teknikal. 

Meski begitu, tetap diperlukan sejumlah pengetahuan mendasar mengenai investasi agar tak seperti berjalan dengan menutup mata. Salah satu hal yang wajib diketahui oleh seorang investor adalah pasar saham. Secara singkat, pengertian pasar saham adalah tempat para investor bisa terhubung dan melakukan transaksi perdagangan saham milik perusahaan publik.

Memahami mengenai apa itu pasar saham menjadi ilmu paling mendasar dalam dunia investasi. Untuk itu, penjelasan berikut ini dapat membantu kamu memahaminya.

Baca Juga: Imbas Corona di Pasar Saham, Cek Deretan Saham yang Potensi Cuan Terus

Pengertian Pasar Saham dan Dasar Pemahaman yang Wajib Diketahui

loader

Pengertian Pasar Saham

Sebagai seorang investor, kamu tentu harus memahami dulu apa pengertian pasar saham. Pasar saham adalah tempat di mana investor dapat terhubung untuk bertransaksi dan berjual beli saham dari perusahaan yang sudah go public. Aktivitas perdagangan saham tersebut bisa dilakukan dari dalam bursa ataupun dari luar bursa saham. 

Selayaknya kegiatan keuangan pada umumnya, kegiatan perdagangan dan transaksi di pasar saham diatur oleh regulasi yang ditentukan oleh Pemerintah. Acuan terhadap regulasi aktivitas di pasar saham salah satunya adalah UU No. 8 Tahun 1995 mengenai Pasar Modal. UU ini berisikan tentang aturan dan juga ketentuan atas kegiatan pasar modal. 

Apa Perbedaan Pasar Saham dengan Bursa Efek?

Meski sudah mengetahui pengertian dasarnya, tak sedikit orang yang masih keliru memahami apa itu pasar saham. Beberapa orang bahkan beranggapan bahwa pasar saham dan bursa efek, seperti, BEI atau Bursa Efek Indonesia, adalah hal yang sama. Padahal, kalau dipahami betul, pasar saham adalah salah satu bagian bursa efek. 

Yang dimaksud dengan bursa efek sendiri merupakan pihak penyelenggara dan penyedia sistem maupun sarana untuk mempertemukan tawaran jual dan juga beli efek dari banyak pihak lain. Tujuannya tidak lain adalah untuk memperdagangkan efek antara pihak-pihak tersebut. 

Sementara itu, efek merupakan surat berharga. Yang dimaksud dengan efek ini meliputi surat berharga komersial, pengakuan utang, obligasi, saham, tanda bukti utang, kontrak berjangka atas efek, unit penyertaan investasi kolektif, hingga setiap derivatif efek. 

Dalam kata lain, pada bursa efek, investor tidak hanya dapat membeli maupun menjual saham. Melainkan, investor juga bisa menjual ataupun membeli obligasi atau surat berharga. Melalui bursa efek pula investor mampu mendapatkan informasi terkait penawaran maupun permintaan suatu saham tertentu.

Perusahaan Sekuritas Memfasilitasi Perdagangan Saham Investor Perorangan 

Tak sedikit investor pemula yang membayangkan pasar saham selayaknya pasar secara umum, yakni, para investor bertemu untuk melakukan aktivitas transaksi saham. Padahal, hal tersebut tidaklah benar.

Agar bisa bertransaksi saham, kamu perlu mendapatkan SID yang menjadi tanda sebagai investor perorangan yang difasilitasi oleh perusahaan sekuritas untuk menjual atau membeli saham. Masing-masing perusahaan sekuritas ini menyediakan sebuah aplikasi untuk online trading pada mereka yang telah mendaftarkan diri untuk mendapatkan SID. Pada aplikasi tersebut, setiap pemilik SID bisa membeli saham maupun menjual saham miliknya. 

Transaksi saham hanya bisa dilakukan saat jam perdagangannya telah dimulai. Di BEI, jadwal perdagangan saham adalah sebagai berikut:

  • Senin – Kamis jam 9.00 sampai jam 12.00, dan jam 13.30 sampai 15.50
  • Jumat jam 9.00 sampai 11.30, dan jam 14.00 sampai 15.50

Baca Juga: Harga Saham Anjlok? Investor Tak Perlu Panik, Ini 6 Tips Hadapi Saham Turun

Lihat Indeks Harga Saham untuk Pahami Pasar Saham

Bagi kamu yang sudah terjun ke dunia investasi pasti paham jika harga saham selalu mengalami fluktuasi dan bergerak dengan tidak menentu. Kadangkala, harga per lembar saham dapat naik, namun, di lain waktu, harga per lembarnya kembali turun. begitupun sebaliknya.

Perubahan atau fluktuasi harga saham tersebut tergambarkan pada sebuah indeks harga saham. Yang dimaksud dengan indeks harga saham adalah ukuran atau indikator untuk mengukur perubahan dari harga sebuah pasar saham maupun sebagian pasar. 

Saat indeks tersebut bergerak naik, artinya mayoritas saham yang termasuk dalam indeks tersebut juga bergerak naik. Pun sebaliknya, saat indeks harga sahamnya menurun, artinya kebanyakan harga saham pada indeks tersebut juga bergerak turun. 

Dalam pasar saham di Indonesia, terdapat berbagai indeks yang bisa digunakan investor sebagai pedoman berinvestasi. Beberapa di antaranya adalah: 

  • Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG: Digunakan untuk mengukur pergerakan seluruh saham BEI.
  • Indeks LQ45: Digunakan untuk mengukur perubahan harga 45 saham tertentu yang memiliki likuiditas tinggi, fundamental positif, dan kapitalisasi pasar yang besar. 
  • Indeks IDX30: Digunakan untuk mengukur perubahan harga 30 saham dengan likuiditas tinggi, ditunjang oleh fundamental yang positif, dan kapitalisasi pasar yang besar.
  • Indeks IDX80: Digunakan untuk mengukur perubahan harga 80 saham dengan likuiditas tinggi, ditunjang oleh fundamental yang positif, dan kapitalisasi pasar yang besar.
  • IDXV30: Digunakan untuk mengukur perubahan harga 30 saham dengan valuasi harga rendah dan likuiditas serta finansial yang baik.
  • IDXG30: Digunakan untuk mengukur perubahan 30 saham dengan tren pertumbuhan net atau laba bersih serta pendapatan relatif pada harga beserta likuiditas transaksi dan finansial yang baik.

Sebenarnya, masih ada banyak lagi indeks yang dapat dijadikan sebagai acuan melihat perkembangan dan pertumbuhan pasar saham selain daftar indeks di atas. Beberapa contoh indeks lainnya adalah JII, Indeks PEFINDO25, dan Kompas100.

Istilah Trading dalam Pasar Saham

Dalam pasar saham, dikenal pula istilah trading di samping investasi saham. Jika investasi saham adalah aktivitas jangka panjang, trading saham ini memiliki sifat jangka pendek. Bukannya investor, pelaku trading saham ini dikenal dengan sebutan trader. 

Trading saham dipraktikkan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin dalam kurun waktu sesingkat mungkin. Sebagian trader melakukan perdagangan saham secara aktif dalam kurun waktu harian. Beberapa lainnya membeli saham secara aktif, menahannya selama satu bulan, baru kemudian menjualnya kembali.

Berbeda dengan investor, trader lebih mementingkan analisis teknikal ketimbang analisis fundamental. Alasannya karena sejumlah indikator teknikal, seperti moving average dan stochastic diperlukan untuk mengambil keputusan kapan waktu yang tepat membeli saham atau menjualnya. Beberapa informasi dari perusahaan sekuritas, semisal, riset saham, laporan analisis, hingga charting tools pun diperlukan dalam pengambilan keputusan trading ini.

Analisis Fundamental vs Analisis Teknikal 

Melalui proses analisis, investor dapat mengetahui saham apa yang baik untuk dibeli. Terdapat dua jenis analisis yang wajib dipahami oleh investor, yakni:

Analisis Fundamental

Analisis Teknikal

Metode untuk menentukan kelayakan suatu saham untuk dibeli dengan mempertimbangkan faktor ekonomi serta kondisi keuangan perusahaannya. 

Menurut Benjamin Graham, mentor Warren Buffet sekaligus penulis buku berjudul The Intelligent Investor, menekankan pentingnya melakukan analisis fundamental saat berinvestasi. Pada bukunya tersebut, Benjamin Graham menjelaskan sejumlah faktor yang perlu dilihat saat melakukan analisis tersebut, di antaranya: 

  • Sektor perusahaan .
  • Revenue atau pendapatan yang diperoleh.
  • Utang milik perusahaan.
  • Current ratio.
  • EPS atau earning per share.
  • Pembayaran dividen.
  • Rasio price to earning.

Metode yang menentukan saham manakah yang harganya berpotensi naik maupun turun dengan membaca statistik aktivitas perdagangan. 

Sejumlah indikator yang cukup populer dipakai saat analisis teknikal, meliputi:

  • Trend, terdiri dari indikator parabolic SAR, moving average, hingga moving average convergence divergence atau MACD.
  • Momentum, terdiri dari indikator stochastics, relative strength index atau RSI, juga indeks commodity channel. 
  • Volatility, terdiri dari penggunaan indikator envelopes, bollinger bands, average true range, indikator volatility channels, projection oscillator, dan volatility chaikin. 
  • Volume, terdiri dari indikator chaikin money flow, demand index, force index, ease of movement, dan volume on balance. 

Kedua analisis tersebut bisa digunakan secara bersamaan maupun sendiri-sendiri.

Selalu Cari Informasi Lain Selain Pasar Saham demi Jaminan Kesuksesan Investasi

Itulah sekilas informasi tentang apa itu pasar saham yang wajib diketahui oleh semua investor. Selain itu, masih ada banyak informasi dan pengetahuan lain tentang investasi yang perlu kamu cari tahu, terutama mengenai teori dan praktiknya. Dengan begitu, peluang meraih kesuksesan dari berinvestasi lebih tinggi kamu dapatkan.

Baca Juga: Saham Blue Chips: Saham Incaran yang Menguntungkan