Cara Hemat Belanja Perlengkapan Si Kecil Tanpa Merasa Bersalah

Belanja perlengkapan untuk si kecil memang mengasyikkan. Hampir semua produk yang dibuat khusus untuk bayi didesain menarik, sehingga tidak jarang para ibu memiliki keinginan untuk memborong produk-produk tersebut.

Seringkali, tujuan untuk membeli produk sesuai kebutuhan akan kalah dengan keinginan untuk membeli barang lain yang sebenarnya tidak perlu, hanya karena tampilannya yang menarik atau menggemaskan.

Belum lagi ketika ada diskon atau promo. Biasanya, para ibu akan berpikir “wah, beli deh mumpung lagi diskon!” Sehingga kadang membeli sesuatu yang sebenarnya tidak perlu hanya karena mumpung sedang ada diskon.

Anak akan tumbuh besar, sehingga kebutuhannya juga akan terus berubah. Untuk menghindari mubazir, tentu orangtua harus memiliki perkiraan keperluan apa saja yang harus terpenuhi berikut jumlahnya, sesuai dengan tahap pertumbuhan sang anak. 

Nah, agar kebutuhan anak tetap terpenuhi tetapi juga bisa sekalian berhemat, berikut tips bagi Anda yang mau hemat belanja perlengkapan si kecil seperti dikutip dari Cermati.com.

loader

Ilustrasi Belanja Pakaian Anak

Buat Skala Prioritas Sebelum Berbelanja

Pastikan untuk membuat daftar kebutuhan bayi sesuai tingkat kepetingan dan juga perkiraan jumlahnya. Paling utama tentunya bayi membutuhkan pakaian seperti baju, celana, popok, bedong, sarung tangan, dan kaos kaki.

Karena pakaian untuk bayi baru lahir hanya akan muat hingga bayi berusia maksimal tiga bulan, beli saja secukupnya dan cuci dengan rutin agar bayi tidak sampai kehabisan pakaian.

Selain pakaian, bayi juga membutuhkan perlengkapan mandi seperti bak, sabun, sampo. Minyak telon, pelembab, juga diperlukan saat bayi selesai mandi.

Tisu basah juga diperlukan membersihkan kulit bayi yang sensitif terutama saat mengganti popok, dan pengoleskan krim anti ruam juga diperlukan agar tidak terjadi iritasi. Lalu, botol susu dan alat untuk mensterilkannya juga bisa masuk dalam daftar.

Menyusui bayi melalui botol dinilai cukup praktis ketika ibu memiliki jadwal yang padat, keadaan tidak memungkinkan untuk menyusui secara langsung, atau sedang tidak berada di dekat sang anak. Selain itu, jika dirawat dengan baik tentunya bisa bertahan lebih lama, dan dapat dimanfaatkan kembali jika memiliki rencana untuk memiliki anak lagi.

Supaya tidak terlalu banyak pengeluaran di awal, kebutuhan pendukung lain seperti sepatu dan stroller bisa dipenuhi setelah kebutuhan utama tercukupi. Setelah memasukkan daftar produk yang diperlukan, perkirakan pula jumlahnya.

Kemudian, coba perkirakan berapa bujet yang harus tersedia untuk kebutuhan tersebut. Dengan banyaknya toko online, tentu tidak sulit untuk mencari harga dari produk yang dibutuhkan, sehingga perkiraan anggaran dapat dibuat dengan baik.

Saat Berbelanja, Fokuskan Hanya pada Kebutuhan

Dijual dengan desain yang lucu, tentunya para ibu sering membeli kebutuhan bayi mereka lebih dari yang dibutuhkan karena suka dengan tampilannya. Bahkan, kadang barang yang sebenarnya tidak diperlukan pun akhirnya ikut terbeli. 

Di sinilah skala prioritas yang sudah dibuat berperan penting. Fokuskan hanya untuk membeli kebutuhan dalam jumlah yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri dari membeli produk-produk yang kurang diperlukan. 

Jika mulai tergoda untuk membeli produk di luar daftar, pikirkan baik-baik apakah produk tersebut akan sangat berguna atau tidak. Jika berguna tetapi tidak mendesak, maka rencanakan untuk membeli produk tersebut pada kesempatan selanjutnya.

Baca Juga: Siapkan Asuransi Kesehatan untuk Bayi Anda Sejak Dini

Manfaatkan Diskon dengan Baik

Jangan melewatkan diskon untuk keperluan bayi yang dapat dipakai untuk jangka panjang, atau yang umumnya memiliki harga yang cukup mahal seperti stroller. Mengapa penting? 

Diskon atau potongan harga tentunya tidak diberikan dalam setiap hari. Umumnya, diskon diberikan pada momen-momen tertentu saja. 

Namun, untuk produk diskon yang memiliki masa kadaluwarsa seperti sabun, baby oil, dan tisu basah, lebih baik untuk mengecek tanggal kadaluwarsanya sebelum membeli, karena tidak menutup kemungkinan diskon diberikan karena produk tersebut sudah dekat dengan masa kadaluwarsanya. 

Jika produk-produk dalam skala prioritas mendapat diskon sehingga pengeluaran lebih kecil dari bujet yang disiapkan, sisa dari uang belanja tersebut bisa disimpan untuk kebutuhan belanja berikutnya, atau dialokasikan untuk kebutuhan lain yang lebih penting, seperti listrik dan bahan makanan.