Diare: Gejala, Penyebab, Diagnosis dan Cara Mengobatinya

Lingkungan yang kotor dan kurangnya menjaga kebersihan diri bisa menjadi penyebab dari berbagai macam penyakit. Terutama jika kamu adalah seorang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan tidak menerapkan gaya hidup sehat dan bersih. Maka kesempatan kamu terserang berbagai macam penyakit akan semakin besar.

Salah satu penyakit yang sering menyerang karena lingkungan dan kebiasaan yang kurang bersih adalah diare. Diare merupakan gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar encer 3 kali atau lebih dalam sehari.

Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang diare, seperti:

  • Jarang mencuci tangan setelah ke toilet.
  • Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.
  • Jarang membersihkan dapur dan toilet.
  • Sumber air yang tidak bersih.
  • Makan makanan sisa yang sudah dingin.
  • Tidak mencuci tangan dengan sabun.

Umumnya, diare tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, diare yang tidak kunjung membaik atau memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, jika tidak ditangani dengan tepat.

Baca Juga:  Bantu Cegah Kehamilan, Ini Manfaat, Kelebihan, dan Harga Pil KB

Jenis – Jenis Penyakit Diare yang Harus Diketahui

Ada 3 jenis diare yang bisa terjadi, yaitu akut, kronis dan persisten.

Diare biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari (diare akut). Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis  dan persisten)

Diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari merupakan pertanda dari masalah yang lebih serius. Diare kronis yang berlangsung minimal 4 minggu bisa menjadi gejala penyakit kronis. Gejala pada diare kronis bisa berlangsung terus-menerus atau datang dan pergi.

Berikut penjelasan selengkapnya:

Diare akut

Diare kronis

Diare persisten

Diare akut adalah diare yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama tiga hari hingga seminggu.

Kebanyakan orang mengalami mencret jangka pendek akibat infeksi bakteri atau virus pada saluran cerna. Kuman berasal makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Diare akut terbagi lagi menjadi dua jenis sebagai berikut:

  • Acute watery diarrhea, ditandai dengan feses cair yang berlangsung selama beberapa hari, kebanyakan disebabkan oleh infeksi norovirus atau rotavirus.
  • Acute bloody diarrhea atau disentri, ditandai dengan feses yang berdarah dan berlendir. Penyebabnya adalah infeksi bakteri E. histolytica atau S. bacillus.

Diare kronis adalah diare yang dapat berlangsung selama empat minggu atau lebih. Gejalanya sudah ada dalam waktu yang lama dan berkembang secara perlahan.

Kondisi ini kurang umum dan biasanya disebabkan oleh kondisi medis, alergi, obat-obatan, atau infeksi kronis.

Gangguan pencernaan yang bisa menyebabkan mencret kronis termasuk sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Crohn, atau kolitis ulseratif.

Diare persisten adalah buang-buang air yang berlangsung lebih dari dua minggu, tapi tidak lebih dari empat minggu. Durasi buang-buang air lebih lama daripada diare akut, tapi lebih singkat dibandingkan diare kronis.

Jenis diare ini terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Diare osmotik yang terjadi ketika makanan di usus tidak dapat diserap dengan baik sehingga cairan berlebih terbuang bersama feses, serta
  • Diare sekretori yang terjadi akibat adanya gangguan sistem pembuangan pada usus kecil atau usus besar dalam menyerap elektrolit.

Gejala Diare yang Harus Diketahui

loader

Gejala diare bervariasi. Namun, gejala yang paling sering dialami oleh penderita diare adalah:

  • Perut mulas.
  • Sulit menahan buang air besar.
  • Lemas.
  • Demam
  • Kulit terasa kering.
  • Feses lembek dan cair.
  • Nyeri dan kram perut.
  • Mual dan muntah.
  • Nyeri kepala.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Haus terus-menerus.
  • Dehidrasi.
  • Darah pada feses.

Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan.

Selain gejala, ada beberapa komplikasi yang disebakan oleh diare yaitu:

  • Sepsis, infeksi berat yang bisa menyebar ke organ lain.
  • Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh anak.
  • Ketidakseimbangan elektrolit karena elektrolit ikut terbuang bersama air yang keluar saat diare, yang dapat ditandai dengan lemas, lumpuh, hingga kejang.
  • Kulit di sekitar anus mengalami iritasi karena pH tinja yang asam.

Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai diare. Pada anak-anak, diare dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa mengeluarkan air mata.

Baca Juga: Bantu Atasi Sembelit, Kenali Apa Itu Bisacodyl, Manfaat, Dosis Pakai, dan Efek Sampingnya

Penyebab Seseorang Terserang Penyakit Diare

Penyebab diare bisa bermacam-macam an kadang pemicu pastinya tidak diketahui. Namun, kebanyakan orang mengalami penyakit ini karena infeksi bakteri akibat mengonsumsi makanan yang tidak steril atau telah terkontaminasi.

Beberapa penyebab umum lainnya meliputi:

  • Infeksi virus, seperti rotavirus, adenovirus, norovirus, dan astrovirus,
  • Intoleransi, sensitivitas yang tinggi, atau alergi terhadap makanan tertentu,
  • Efek samping obat tertentu seperti antibiotik, antasida, atau obat antidepresan,
  • Penyakit radang usus atau penyakit celiac.
  • Penyakit yang mempengaruhi lambung, usus kecil, atau usus besar, seperti penyakit Crohn.
  • Terlalu banyak makan makanan manis sehingga perut tidak bisa mencerna gula dengan baik.
  • Bakteri dari makanan atau air yang terkontaminasi.
  • Parasit, yang merupakan organisme kecil yang ditemukan dalam makanan atau air yang terkontaminasi.
  • Masalah dengan fungsi usus besar, seperti sindrom iritasi usus besar.

Beberapa orang juga mengalami diare setelah operasi perut, karena terkadang operasi dapat menyebabkan makanan bergerak melalui sistem pencernaan dengan lebih cepat. Dan diare parah atau jangka panjang pada anak mungkin disebabkan oleh penyakit yang serius.

Diagnosa Diare dan Kapan Harus Berobat Langsung ke Dokter jika Mengalaminya

loader

Dokter akan mendiagnosis diare dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Gejala yang dirasakan.
  • Seberapa sering buang air besar.
  • Makanan sebelum buang-buang air yang dikonsumsi.
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
  • Ada atau tidaknya gejala selain sakit perut yang dialami.
  • Pemeriksaan sampel feses di laboratorium untuk mengidentifikasi infeksi yang terjadi pada pengidap.
  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui penyebab diare.
  • Pemeriksaan tambahan, seperti sigmoidoskopi dan kolonoskopi jika terdapat dugaan penyakit yang lebih serius.

Jadi kapan waktu yang tepat untuk mengobati diare langsung ke Dokter?

Langsung periksakan dirimu ke Dokter apabila mengalami hal-hal berikut ini:

  • Mencret tidak sembuh walaupun sudah diberi perawatan di rumah.
  • Mencret mengganggu kegiatan sehari-hari atau tidur malam.
  • Mengalami demam di atas 39 derajat Celsius.
  • Sering haus dan bibir tampak kering.
  • Tubuh terasa lemas walaupun tidak melakukan aktivitas yang berat dan tidak merasa sakit dan melewati jam makan.

Memang ada jenis diare yang bisa ditangani sendiri tanpa harus ke dokter. Namun jika kamu mengalami hal di atas, jangan menunda dan segera konsultasi dan obati ke dokter secara langsung untuk pencegahan gejala diare yang lebih parah lagi.

Baca Juga: Segala Hal Penting Seputar Gigi Susu pada Anak

Cara Mengobati Diare Tanpa ke Dokter atau sebagai Penanganan Pertama

loader

Ada diare ringan yang bisa diatasi tanpa harus berobat langsung ke dokter. Berikut beberapa cara mengobati diare dengan gejala ringan tanpa harus kedokter, atau bisa juga dijadikan langkah darurat pertama sebelum berobat langsung ke dokter jika gejala yang dirasa sudah cukup parah:

  • Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral maupun melalui intravena.
  • Pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri.
  • Konsumsi makanan lunak, suplemen probiotik, dan obat antidiare yang bisa didapatkan di apotek, juga disarankan untuk mempercepat pemulihan diare.
  • Untuk kondisi yang lebih serius bisa berikan obat berikut:
    • Obat antibiotik
    • Obat pereda nyeri
    • Obat yang dapat memperlambat gerakan usus

Perlu diperhatikan dalam mengonsumsi obat-obat yang dibutuhkan ketika menderita diare adalah saat minum atau menggunakan obat diare, kamu harus mematuhi aturan pakainya. Minumlah obat mencret sesuai petunjuk yang direkomendasikan pada kemasan obat.

Jangan berasumsi bahwa lebih banyak obat akan bekerja lebih baik atau lebih cepat. Minum obat yang dengan jumlah berlebih dapat menimbulkan efek samping tertentu.

Jika meminum obat yang diresepkan dokter, tanyakan pada dokter apakah boleh meminum lebih dari satu merek atau jenis obat pereda buang air besar. Kemungkinan keduanya memiliki bahan aktif serupa sehingga bisa menyebabkan overdosis obat.

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

Dalam mencegah terserang penyakit diare ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan setiap hari yaitu:

  • Menjaga kebersihan diri dan makanan
  • Selalu mencuci bahan makanan yang akan dimasak dan dikonsumsi.
  • Selalu pastikan memasak makanan dan air sampai matang.
  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar kamu.
  • Rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
  • Perhatikan kandungan makanan yang bisa menyebabkan alergi.
  • Sering mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan makanan sehat lainnya.
  • Mengonsumsi vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh setiap hari.

Selain diare, pencegahan di atas juga bisa mencegah dari penyakit lainnya seperti tipes, usus buntu dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan.

Baca Juga: Vaksin Anjing, Segala Hal Penting tentang Jenis, Harga, dan Manfaatnya