Ketahui Investasi di Pasar Modal, Cara Kaya Sambil Tidur

Ingin kaya raya, pakai cara yang pasti-pasti saja biar dikira tetangga, kamu memelihara "babi ngepet". Cuma di rumah, tapi duitnya banyak.

Memangnya bisa? Pasti bisa. Salah satunya dengan investasi di pasar modal. Ini namanya kerja cerdas. Kerja dari rumah, malah bisa sambil tidur, kamu dapat mencetak uang. Duit dengan sendirinya mengalir ke rekening.

Seperti kata Lo Kheng Hong, investor saham kawakan yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia. “Harta karun kekayaan terbesar yang ada di dunia, adanya di pasar modal. Bukan di bawah laut. Nilainya nyata dan transparan. Sangat disayangkan bila ada orang yang tidak mengenal pasar modal.”

Pantas saja, pasar modal Indonesia kini didominasi anak muda, termasuk milenial. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), dari 3,53 juta investor pasar modal per November 2020, lebih dari 70 persennya ada di rentang usia hingga 40 tahun.

Bagaimana tertarik terjun jadi investor pasar modal Indonesia? Cermati.com akan mengulas pengertian pasar modal Indonesia dan produk apa saja yang ditawarkan?

Baca Juga: 8 Artis Ini Makin Tajir Berkat Investasi Saham

Apa itu Pasar Modal?

Dari laman resmi BEI, pasar modal adalah sarana bertemunya perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah yang membutuhkan dana dari masyarakat untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja, dan lainnya dengan masyarakat yang ingin investasikan uang mereka.

Guna meraup dana segar, perusahaan atau institusi dapat menerbitkan saham atau surat utang. Selanjutnya masyarakat atau investor membeli instrumen tersebut di pasar modal, sehingga bisa mendanai kebutuhan mereka.

Produk Investasi di Pasar Modal

Pasar modal Indonesia memperdagangkan saham, obligasi atau surat utang, reksadana, serta bentuk lain, seperti waran dan produk derivatif (turunan) lain dari efek.

Pasar modal merupakan tempat berinvestasi jangka panjang. Jangka waktunya lebih dari satu tahun untuk memperoleh imbal hasil atau keuntungan maksimal.

  • Saham

Saham adalah salah satu instrumen pasar modal yang banyak diminati investor. Bagaimana tidak? Investasi saham menawarkan keuntungan menarik.

Selain itu, dengan membeli saham perusahaan, kamu menjadi pemilik perusahaan tersebut. Bisa dapat dividen dan berhak ikut Rapat Umum Pemegang Saham.

Lo Kheng Hong pernah membagi tips investasi saham anti gagal yang bisa mendatangkan cuan besar, salah satunya adalah tidur. Ketika kamu sudah memiliki saham perusahaan yang hebat, langkah terbaik adalah ‘tidur.’

Tidur di sini maksudnya adalah tidak bertindak apapun. Saham disimpan saja dalam jangka panjang. Dengan tidur, kamu memberi kesempatan saham bagus untuk bertumbuh.

“Tidur adalah jalan untuk meraih kekayaan. Investor yang bijak dapat menghasilkan uang ketika dia tidur. Kalau kerja keras (diutak atik), justru akan terpancing untuk menjual saham,” sarannya.

  • Obligasi

Obligasi adalah surat utang jangka menengah dan panjang yang dapat diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak penerbit untuk membayar imbalan, berupa bunga (kupon) pada periode tertentu. Kemudian melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan kepada pemegang obligasi tersebut.

Obligasi merupakan salah satu investasi berpendapatan tetap. Tujuannya untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang sama, dibandingkan saham.

Obligasi diterbitkan dan dijual dengan tujuan mendapatkan dana segar dari investor. Surat utang ini dapat diterbitkan oleh perusahaan atau korporasi maupun negara atau pemerintah.

  • Reksadana

Berdasarkan Undang-undang (UU) Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27, reksadana adalah suatu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI) yang sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Reksadana memiliki dua kelebihan, yakni pertama, bisa dijadikan investasi awal bagi investor newbie atau mereka yang kurang paham soal investasi. Kedua adalah cocok untuk mereka yang tidak punya waktu mengurus atau menghitung risiko atas investasinya.

Sebab, ada manajer investasi yang bertugas mengelola dana dan melaporkannya secara periodik kepada investor. Reksadana juga dapat menjadi alternatif investasi bagi kamu yang modalnya kecil.

Jenis reksadana ada empat, yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan investor pemula pasar modal:

1. Kredibilitas sekuritas dan manajer investasi

Ingin investasi saham maupun reksadana, kamu perlu menggunakan jasa perusahaan sekuritas dan manajer investasi. Sekuritas ini semacam broker atau pialang. Sekuritas dan MI sama-sama harus memiliki izin dari OJK.

Oleh karenanya, sebelum menginvestasikan uangmu, cek dulu perizinan serta kredibilitas perusahaan sekuritas dan MI. Apakah resmi terdaftar dan diawasi OJK atau tidak.

Waspada dengan perusahaan sekuritas atau MI abal-abal. Telusuri pula rekam jejak perusahaan-perusahaan tersebut di masa lalu maupun sekarang. Cek kinerjanya lewat portofolio hasil investasi yang pernah dan sedang dikelola.

2. Mulai dari modal kecil

Siapa bilang investasi di pasar modal hanya untuk sultan atau horang kaya yang punya modal puluhan sampai ratusan juta rupiah? Pasar modal terbuka bagi semua kalangan, termasuk kamu yang gajinya pas-pasan.

Namanya newbie, mulai saja dengan modal kecil dulu. Ini juga untuk meminimalisir kerugian bila sewaktu-waktu portofolio investasimu jeblok. Investasi instrumen pasar modal bisa dimulai dari modal Rp 100 ribu. Bahkan investasi reksadana online lebih murah. Dimulai dari Rp 10 ribu saja.

3. Jangan terburu nafsu

Jika pengetahuanmu masih nol atau terbatas, mengelola risiko juga belum berpengalaman, lebih baik slow but sure dulu. Jangan langsung bar-bar, terburu nafsu mau cuan.

Kelola investasi dengan sabar. Belajar analisis fundamental dan teknikal, serta cara mengatasi risiko yang muncul. Jika jam terbang sudah lumayan, ilmu sudah matang, kamu bisa lebih agresif dalam investasi untuk memperoleh keuntungan besar.

Baca Juga: Jangan Barbar, Begini Cara Tepat Memilih Reksadana Terbaik