Mau Jual Reksadana? Ini Waktu yang Paling Tepat

Saat kepepet butuh uang tunai segera, tetapi nihil dana darurat atau tabungan, salah satu solusinya adalah menarik dana investasi. Ini dapat dilakukan untuk menghindari utang.

Di sinilah pentingnya investasi pada instrumen yang mudah dicairkan. Selain emas maupun deposito, reksadana sangat gampang dijual lagi ketika mendesak perlu dana segar.

Reksadana adalah instrumen investasi yang dapat ditarik dananya atau dijual kapan saja. Tidak ada denda atau penalti. Namun tidak asal main jual reksadana.

Perlu pertimbangan maupun strategi sehingga menjual reksadana di waktu yang tepat. Berikut waktu yang tepat menjual reksadana:

Baca Juga: Bingung Memilih Investasi? Pahami Dulu Bedanya Reksadana Syariah dan Konvensional

1. Pengelolaan reksadana berubah

Reksadana adalah suatu instrumen investasi, di mana pengelolaan dananya dipercayakan pada Manajer Investasi (MI) yang sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebelum memulai investasi reksadana, kamu pasti akan membaca prospektus reksadana dan fund fact sheet. Prospektus reksadana adalah informasi detail tentang sebuah produk reksadana. Sedangkan fund fact sheet adalah laporan bulanan berisi kinerja produk reksadana.

Kedua dokumen ini meyakinkan kamu untuk investasi di sebuah produk reksadana. Namun ternyata terjadi perubahan di tengah jalan.

Misalnya, reksadana saham yang investasinya ditempatkan pada saham. Sebelumnya, pengelolaan dana oleh manajer investasi dialokasikan ke saham-saham consumer goods. Tetapi melihat perkembangan situasi dan kondisi perekonomian terkini, harga komoditas mulai naik, sehingga manajer investasi akan mengalihkan pengelolaannya ke saham komoditas.

Apabila perubahan tersebut sesuai dengan yang kamu inginkan, investasi reksadana saham bisa lanjut dengan menambah dana atau top up investasi. Namun jika itu bukan yang diharapkan, kamu dapat mengambil keputusan menjual reksadana tersebut.

2. Kinerja reksadana longsor terus

Diperhatikan kinerja reksadana pilihanmu tidak membuahkan hasil. Malah terlihat turun terus dari waktu ke waktu, sehingga modal terkikis habis karena menderita kerugian.

Saat kinerja reksadana tidak memiliki prospek kenaikan, bahkan setelah kamu melakukan analisis, bisa dijadikan pertimbangan untuk menjualnya. Tidak perlu bertahan dan menyimpan uang untuk produk yang tidak memberi keuntungan.

Selanjutnya, menempatkan uang hasil penjualan reksadana ke produk reksadana lain yang berpotensi memberi cuan. Sebab seseorang melakukan investasi dengan tujuan mengembangkan atau melipatgandakan uang, bukan menangguk rugi berkepanjangan.

3. Beralih ke instrumen investasi lain

Kamu memilih reksadana karena investasi ini dinilai aman. Namun seiring berjalannya waktu, kamu belajar mengenai instrumen investasi selain reksadana.

Nyali pun lebih berani karena ingin menikmati untung lebih besar. Walhasil, ingin berpindah ke lain hati. Investasi di instrumen lain.

Namun karena keterbatasan modal, tidak ada anggaran untuk diversifikasi investasi. Cara yang bisa kamu lakukan adalah menjual reksadana dan mengalihkannya ke instrumen yang kamu inginkan dengan harapan dapat mencapai tujuan tersebut. 

Waktu yang Tepat Menjual Reksadana

Kalau mau cepat menjual atau mencairkan reksadana waktu yang paling tepat adalah pada hari kerja sebelum pukul 13.00 WIB. Ini sudah ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bila investor menjual reksadana sebelum pukul 13.00 WIB, maka akan diproses di hari yang sama. Tetapi bila transaksi dilakukan setelah pukul 13.00, maka akan diproses keesokan harinya.

Setelah order transaksi penjualan diproses, uang kamu tidak langsung masuk rekening. Perlu waktu untuk ditransfer.

Pembayaran dana hasil penjualan oleh Manajer Investasi harus dilakukan segera mungkin. Paling lambat 7 hari kerja bursa sejak transaksi penjualan berhasil (tidak termasuk hari libur, Sabtu dan Minggu).

Biasanya, dana akan ditransfer ke rekening bank atas nama investor sekitar 2-3 hari kerja sejak transaksi penjualan berhasil. Pencairan reksadana bisa cepat atau lama tergantung beberapa faktor. Di antaranya:

• Ketersediaan kas dalam alokasi aset dari masing-masing produk reksadana

• Pencairan reksadana secara bersamaan oleh banyak investor, sehingga menyebabkan proses pencairan lebih lama

• Investor mencairkan dana dalam nominal yang besar.

Baca Juga: Exchange Traded Fund ETF, Investasi Kekinian yang Lebih Murah dari Harga Skincare