Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial dalam Mengelola Uang

Mengelola finansial tidak semudah yang dibayangkan. Sudah hidup hemat sekalipun, keuangan masih bisa terguncang apalagi kalau tidak hemat. Berbagai cara terbaik digunakan untuk menjaga finansial agar tetap stabil, tapi kebanyakan orang memilih cara paling simpel untuk mengelola keuangan.

Hal inilah yang terjadi pada generasi milenial dan generasi Z sekarang. Meski keduanya memiliki beberapa kesamaan dalam mengelola keuangan, ternyata ada juga beberapa hal yang membedakannya. Apa saja kira-kira?

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

1. Memilih lembaga pendidikan yang terjangkau di kantong

loader

Perbedaan pertama terletak pada lembaga pendidikan yang generasi milenial dan Z pilih. Jika milenial mengutamakan kualitas lembaga pendidikan, generasi Z adalah kebalikannya. Mereka memilih sekolah yang biayanya jauh lebih murah, jadi tidak menguras banyak uang.

Generasi Z sepertinya tidak rela kalau uangnya habis hanya untuk sekolah. Mereka lebih suka kalau sebagian uangnya digunakan untuk membangun bisnis, mengasah minat maupun bakat karena ini juga bisa jadi modal untuk mencari pundi-pundi uang. 

2. Gaya menabung

loader

Gaya hidup generasi Z jauh lebih tinggi daripada milenial, makanya keduanya punya gaya menabung yang berbeda. Generasi Z lebih boros karena ada banyak kebutuhan yang harus mereka penuhi. Tak heran kalau jumlah tabungannya lebih sedikit daripada generasi milenial.

Untungnya, generasi Z sudah lebih melek investasi, jadi mereka bisa memperoleh uang masuk tambahan untuk meningkatkan total pendapatan bulanan. Dari sinilah mereka bisa mengisi celengan atau rekening tabungannya untuk menjamin masa tuanya.

Baca Juga: Pasangan Cuek Soal Keuangan Jangka Panjang? Lakukan 5 Tips Rencana Keuangan Berikut!

3. Cenderung menghindari utang

loader

Meskipun gaya hidupnya tinggi, generasi Z bukan tipikal yang suka menimbun utang. Mereka lebih suka mengalokasikan pendapatannya secara teliti agar semua kebutuhannya terpenuhi, termasuk untuk hedon dan belanja. Jadi, mereka tidak perlu berhutang sedikit pun untuk bertahan hidup dan mempertahankan gengsi di masyarakat.

Berbeda dari generasi milenial yang menjadikan utang sebagai alat untuk menciptakan peluang baru, yaitu membuka bisnis guna meningkatkan pendapatan. Urusan bunga belakangan, yang penting cicilan lancar dan bisnis bisa berjalan dengan sukses.

4. Membeli barang yang harganya terjangkau

loader

Gaya hidup memang tinggi, tapi untuk urusan belanja barang, generasi Z tidak mau terkesan impulsif. Mereka berusaha untuk mencari harga yang lebih murah dengan kualitas yang sama, sehingga uangnya bisa dialokasikan untuk nongkrong, makan siang di luar bersama teman-teman, atau traveling. Apalagi sekarang sudah bisa belanja online dan harganya jauh lebih murah daripada belanja di toko.

Sedangkan generasi milenial masih lebih mementingkan merek suatu barang. Kualitas juga diperhatikan, tapi merek itu sering dijadikan simbol untuk menunjukkan status ekonominya di masyarakat. Tak heran kalau gaya berpakaian para milenial terkesan lebih fancy dibandingkan generasi Z.

5. Membayar secara tunai

loader

Berhubung karena generasi Z tidak suka menimbun utang, jadi segala sesuatunya dibayar secara tunai. Makan di kafe mahal, belanja, hingga belanja kebutuhan bulanan pun dibayar cash. Kalau ada cashback saja baru menggunakan alat pembayaran lain, seperti e-wallet atau kartu debit.

Bagi generasi Z, lebih baik menunda keinginan untuk membeli barang daripada harus berhutang. Berbeda dari generasi milenial yang kalau suka, pasti langsung dibeli walaupun harus bayar pakai kartu kredit.

Baca Juga: 6 Ide Menabung Jangka Pendek yang Bisa Kamu Coba

6. Diskon adalah segalanya

loader

Kedua generasi, yaitu Z dan milenial sama-sama menyukai diskon. Bedanya generasi Z lebih realistis terhadap kondisi keuangan dan melihat manfaat yang didapat dari barang yang akan dibelinya. Jadi, mereka lebih hati-hati saat memanfaatkan diskon yang bank atau pusat perbelanjaan tawarkan.

Sedangkan generasi milenial tampak kurang peduli karena diskon sering dijadikan sebagai momen aji mumpung untuk mengurangi kas keluar. Mereka bahkan rela memangkas beberapa pos pengeluaran demi membeli barang yang saat ini tidak dibutuhkan. Bagi millennial, barang tersebut adalah investasi karena bisa dipakai di kemudian hari.

7. Menginginkan produk yang lebih bervariasi

loader

Daripada beli barang mahal, lebih baik beli barang murah, tapi bisa dapat banyak. Kira-kira seperti itulah prinsip belanja generasi Z karena mereka tidak rela kalau uangnya habis untuk mendapatkan satu produk saja. Beberapa dari mereka bahkan rela menunggu sampai barang yang diinginkan diskon, setelah itu baru dibeli.

Wajar saja kalau barang-barang yang generasi Z miliki lebih banyak dan bervariasi dibandingkan generasi milenial sebagai pendahulunya. Dengan produk yang lebih bervariatif, mereka bisa menciptakan gaya yang lebih banyak, jadi tidak kelihatan mati gaya.

Olah Finansial dengan Cara Terbaik Menurut Versimu

Meskipun generasi Z dan milenial punya gaya olah finansial yang berbeda, tapi tidak semua finansial mengelola keuangan sesuai generasinya. Para milenial bisa saja menerapkan cara kelola finansial ala generasi Z, dan sebaliknya. Yang terpenting adalah temukan cara olah finansial terbaik menurut versimu, dan jangan terpaku pada cara orang lain karena tiap orang punya daftar kebutuhan dan gaya hidup yang berbeda.

Baca Juga: Tips Utak Atik Gaji Biar Bisa Investasi