Kenali Apa Itu Saham, Jenis, dan Informasi Jam Bursa Saham dalam Dunia Investasi

Di dalam dunia investasi, saham merupakan salah satu instrumen investasi yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Investasi saham kembali menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia pada tahun 2025. Berdasarkan Statistik Pasar Modal Indonesia 2025 dari Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor ritel terus meningkat pesat, dengan dominasi generasi milenial dan Gen Z yang kini menguasai lebih dari 60% total investor aktif. Kemudahan akses digital, peningkatan literasi finansial, serta kehadiran aplikasi investasi yang user-friendly membuat saham semakin diminati.

Saham merupakan instrumen investasi yang menawarkan potensi keuntungan tinggi, baik dari kenaikan harga (capital gain) maupun pembagian dividen. Namun, seperti halnya instrumen investasi lain, saham juga memiliki risiko yang perlu dipahami dengan baik.

Nah, untuk kamu yang masih kurang paham tentang apa itu saham, bagaimana cara kerjanya, dan jenis-jenisnya, pada artikel kali ini cermati.com akan membahas lebih lanjut supaya para Sobat Cermat bisa lebih paham nih. Yuk simak pembahasannya berikut ini.

Apa Itu Saham?

Saham adalah bukti atau surat penyertaan modal atau kepemilikan atas suatu usaha (Badan Usaha, Perseroan Terbatas, Perusahaan), di mana tiap 1 lembar saham menunjukan 1 suara kepemilikan.

Jika kamu memiliki saham, maka kamu bisa juga disebut sebagai owner atau pemilik perusahaan, tergantung seberapa besar porsi kepemilikan saham yang dimiliki. Wujud saham adalah selembar kertas yang dikeluarkan oleh perusahaan dan menyatakan bahwa pemilik kertas yang namanya tercantum dalam surat tersebut adalah pemilik perusahaan sesuai dengan berapa persen atau berapa besar porsi penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Saham diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia melalui perusahaan sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh OJK. Investor dapat membeli saham pada harga tertentu dan menjualnya kembali ketika harga naik untuk mendapatkan capital gain. Selain itu, beberapa emiten juga rutin membagikan dividen sebagai bentuk pembagian laba kepada pemegang saham. 

Jika perusahaan tersebut sehat, maka saham akan punya nilai jual yang tinggi karena bisa menghasilkan laba yang besar. Di sinilah daya tarik investasi dalam bentuk saham, baik dalam porsi kepemilikan kecil atau besar menjadi penting untuk dipahami.

Di dalam pasar modal, jika memiliki 1 lembar saham, maka kamu berhak untuk mendapatkan:

  • Pembagian Dividen.
  • Mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
  • Pembagian Saham Bonus.
  • Rights Issue, dan sebagainya.

Jenis-Jenis Saham

Kategori

Jenis Saham

Keterangan

Berdasarkan Hak Kepemilikan

Saham Atas Nama

Kepemilikan tercatat atas nama individu atau institusi tertentu.

 

Saham Atas Unjuk

Dapat dipindahtangankan tanpa pencatatan nama pemilik. (Kini jarang digunakan)

Berdasarkan Kapitalisasi Pasar

Large Cap (Blue Chip)

Perusahaan besar, stabil, dan rutin membagikan dividen (contoh: BBCA, BBRI, TLKM).

 

Mid Cap

Perusahaan menengah dengan potensi pertumbuhan tinggi.

 

Small Cap

Perusahaan kecil dengan risiko tinggi namun potensi besar.

Berdasarkan Kinerja dan Potensi

Growth Stock

Fokus pada pertumbuhan laba dan ekspansi bisnis (contoh: GOTO, ARTO, MDKA).

 

Income Stock

Rutin memberikan dividen (contoh: UNVR, HMSP).

 

Speculative Stock

Fluktuatif, cocok untuk investor berisiko tinggi.

 

Cyclical / Counter-Cyclical

Dipengaruhi siklus ekonomi (contoh: otomotif, properti).

Kategori Baru 2025

ESG Stock (Environmental, Social, Governance)

Saham dengan praktik keberlanjutan tinggi, terdaftar di indeks IDX ESG Leaders.

Waktu Penyelesaian Transaksi Bursa dalam Pasar Modal

Di dalam pasar modal, terdapat waktu tertentu di mana transaksi bursa bisa selesai dilakukan berdasarkan jenis segmen pasarnya masing-masing.

Segmen Pasar Waktu Penyelesaian Transaksi
Pasar Reguler Hari bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+2)
Pasar Tunai Hari bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0)
Pasar Negosiasi Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa Jual dengan Anggota Bursa Beli

Jam Kerja Bursa Saham

loader

Jam Kerja Bursa Saham

Hari Bursa: Ditetapkan setiap hari kecuali hari libur, libur nasional, libur keagamaan, atau libur yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berikut jadwal dan jam kerja bursa efek di Indonesia secara umum:

Jam Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler

Keterangan Waktu Jadwal & Jam (Senin s.d. Kamis) Jadwal & Jam (Jumat)
Pre Opening Pukul 08.45 - 08.59 WIB Pukul 08.45 - 08.59 WIB
Sesi I Pukul 09.00 - 12.00 WIB Pukul 09.00 - 11.30 WIB
Sesi II Pukul 13.30 - 15.49 WIB Pukul 14.00 - 15.49 WIB
Pre Closing Pukul 15.50 - 16.00 WIB Pukul 15.50 - 16.00 WIB
Random Closing Pukul 15.58 - 16.00 WIB Pukul 15.58 - 16.00 WIB
Pasca Penutupan Pukul 16.01 - 16.15 WIB Pukul 16.01 - 16.15 WIB

Closing Harga ditentukan jam 15.00 WIB, selanjutnya ada waktu 15 menit untuk melakukan transaksi beli maupun jual hanya di harga closing.

Keterangan Istilah:

  • Pre Opening: Proses pembentukan harga pembukaan saham yang dimulai sebelum sesi perdagangan dimulai.
  • Pre Closing: Proses pembentukan harga penutupan saham setelah sesi perdagangan selesai/ditutup.
  • Sesi: Jam transaksi pasar saham untuk jual beli.

Jam Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Tunai

Keterangan Waktu Jadwal & Jam (Senin s.d. Kamis) Jadwal & Jam (Jumat)
Sesi I Pukul 09.00 - 12.00 WIB Pukul 09.00 - 11.30 WIB

Jam Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi

Keterangan Waktu Jadwal & Jam (Senin s.d. Kamis) Jadwal & Jam (Jumat)
Sesi I Pukul 09.00 - 12.00 WIB Pukul 09.00 - 11.30 WIB
Sesi II Pukul 13.30 - 16.30 WIB Pukul 14.00 - 16.30 WIB

Jam Perdagangan Derivatif - Kontrak Berjangka

Keterangan Waktu Jadwal & Jam (Senin s.d. Kamis) Jadwal & Jam (Jumat)
Sesi I Pukul 08.45 - 12.00 WIB Pukul 08.45 - 11.30 WIB
Sesi II Pukul 13.30 - 16.15 WIB Pukul 14.00 - 16.15 WIB

Fraksi Harga Saham dalam Pasar Modal

Ada 5 Golongan fraksi saham yang sudah diatur Bursa Efek Indonesia (BEI):

  1. Fraksi Rp1 untuk harga per saham kurang dari Rp200,-.
  2. Fraksi Rp2 untuk harga per saham Rp200-Rp500,-.
  3. Fraksi Rp5 untuk harga per saham Rp500-Rp2.000,-.
  4. Fraksi Rp10 untuk harga per saham Rp2.000-Rp5.000,-.
  5. Fraksi Rp25 untuk harga per saham lebih dari Rp5.000,-.

Nah, jika saham terlihat berfluktuasi dengan harga tinggi dan menembus batas atas atau bawah, sistem bursa akan menolak 'order' secara otomatis dengan batas yang ditetapkan oleh BEI. Hal inilah yang dinamakan auto rejection.

Batasan Auto Rejection dalam Pasar Modal

Berikut batasan auto rejection yang berlaku saat ini sesuai Keputusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020

No Harga Acuan Auto Rejection Atas Auto Rejection Bawah Batasan Volume per Order
1 Rp50,- s.d Rp200,- >35% <Rp50,- atau <7% >50.000 lot atau 5% dari jumlah efek tercatat (mana yang lebih kecil)
2 Rp200,- s.d Rp5.000,- >35% <7%
3 Rp5.000,- >20% <7%
  • Batas Minimal Harga untuk Saham Perusahaan yang terdaftar di Papan Utama dan Pengembangan adalah Rp50,-.
  • Batas Minimal Harga untuk Saham Perusahaan yang terdaftar di Papan Akselerasi adalah Rp1,-.
  • Khusus saham yang IPO atau baru listing, di hari pertama perdagangannya di Bursa Efek Indonesia, batasannya sebesar 2 (dua) kali dari persentase auto rejection.

*Batasan auto rejection ini dapat berubah sewaktu-waktu

Tren Pasar Saham Tahun 2025

Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi pasar modal Indonesia. Sejumlah tren baru muncul seiring perubahan ekonomi global dan kebijakan nasional.

1. Dominasi Sektor Tumbuh Cepat

Sektor yang mencatat kinerja terbaik di 2025 meliputi:

  • Energi dan Tambang Hijau: ADRO, INCO, MBMA, dan ANTM mencatatkan pertumbuhan laba seiring dorongan transisi energi bersih.

  • Keuangan Digital: ARTO, BBRI, dan BBCA memperluas layanan berbasis AI dan digital banking.

  • Konsumsi dan Ritel: AMRT, MYOR, dan UNVR tumbuh stabil berkat daya beli masyarakat yang meningkat.

  • Telekomunikasi dan Infrastruktur Digital: TLKM, TOWR, dan MTEL berperan besar dalam perluasan jaringan 5G dan data center.

2. Investor Ritel Mendominasi

Data BEI menunjukkan bahwa lebih dari 55% volume transaksi saham pada 2025 berasal dari investor individu, terutama melalui platform sekuritas digital seperti Ajaib, Bibit, dan IndoPremier.

3. Fokus pada ESG Investing

Investor global semakin memperhatikan keberlanjutan. BEI mencatat peningkatan kapitalisasi saham-saham indeks IDX ESG Leaders hingga 20% dibanding tahun sebelumnya.

4. Penerapan Regulasi Baru OJK

Mulai Maret 2025, OJK menerbitkan POJK No. 22/2025 tentang Perlindungan Investor dan Transparansi Emiten Digital, yang mewajibkan setiap sekuritas meningkatkan sistem keamanan siber.

Cara Memulai Investasi Saham di Tahun 2025

Untuk memulai investasi saham, langkah-langkahnya kini jauh lebih mudah:

  1. Pilih Sekuritas Terdaftar di OJK
    Pastikan aplikasi atau perusahaan sekuritas memiliki izin resmi.
    🔗 Cek daftar di situs resmi OJK: www.ojk.go.id

  2. Buka Rekening Efek dan RDN Digital
    Proses e-KYC kini dilakukan 100% online melalui aplikasi.

  3. Deposit Awal Terjangkau
    Banyak sekuritas menetapkan minimal dana awal mulai dari Rp100.000.

  4. Pilih Saham Sesuai Tujuan dan Profil Risiko
    Gunakan analisis fundamental (kinerja keuangan) dan teknikal (grafik harga).

  5. Gunakan Fitur Analisis Otomatis dan Auto-Invest
    Banyak platform kini menyediakan rekomendasi saham berbasis AI.

Risiko Investasi Saham dan Cara Mengelolanya

Berikut risiko utama yang wajib diwaspadai investor di era digital:

Jenis Risiko Penjelasan Cara Mengelola
Risiko Pasar Harga saham bisa turun akibat kondisi ekonomi makro. Diversifikasi portofolio di berbagai sektor.
Risiko Likuiditas Sulit menjual saham karena volume transaksi rendah. Fokus pada saham dengan likuiditas tinggi (IDX30).
Risiko Emiten Kinerja perusahaan menurun atau gagal bayar dividen. Cek laporan keuangan dan corporate action terbaru.
Risiko Teknologi Kebocoran data atau penipuan digital. Gunakan platform resmi terdaftar OJK dan aktifkan 2FA.

Mau mulai investasi saham?

Investasi Saham di Cermati Sekarang!  

Pahami dan Jeli Melihat Peluang dalam Investasi Saham

Untuk para Sobat Cermat, dalam investasi saham kita harus tetap jeli melihat peluang dan memahami segala aspek supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika kamu jeli melihat peluang, aksi korporasi sebuah perusahaan publik juga bisa menguntukan lho. Jangan lupa hindari perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi yang merugikan para investor retail, seperti reverse stock.

Untuk pilihan saham yang tepat, terutama saham-saham yang berada di dalam reksadana, kamu juga dapat mengintip isi portofolio perusahaan tersebut. Apakah dalam portfolio tersebut, ada perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi seperti tender offer, membagi dividen dengan yield yang tinggi, dan sebagainya. Dengan jeli melihat peluang dan cerdas berinvestasi, kamu pasti akan mendapat imbal hasil tinggi. Semoga bermanfaat.