Kesehatan Mental: Tantangan untuk Terbuka dan Menghindari Self-Diagnose

Di tengah hiruk pikuk kesibukan hidup yang tampaknya tiada henti, kesehatan mental adalah benang penting dalam menjalani setiap aspek kehidupan kita. Saat masyarakat tampaknya lebih menghargai produktivitas di atas segalanya, kesehatan mental dan jiwa sering kali tidak diutamakan. Topik tentang kesehatan mental sangat jarang sekali dibicarakan secara lantang dan terkadang diabaikan begitu saja. Secara keseluruhan, ini sangat mempengaruhi pikiran, emosi, hubungan, dan kesejahteraan kita pada akhirnya. 

Kesehatan mental mempengaruhi kita semua, secara langsung atau tidak langsung, maka sudah saatnya kita menyadari betapa pentingnya hal ini. Kesalahpahaman umum yang telah terbangun tentang gangguan mental tentu menghambat jalan kita untuk mulai leluasa membicarakan itu. Maka dari sini, secara bersama-sama kita meruntuhkan stigma tersebut dan mulai belajar bagaimana mendukung diri sendiri dan orang lain untuk menuju kesejahteraan emosional.

Melalui artikel ini, kami bertujuan untuk tak hanya memberikan pengertian dasar tentang kesehatan mental, namun juga membantu para pembaca agar dapat lebih sadar akan kesehatan mental masing-masing, namun tidak mendiagnosa diri sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk tidak hanya menjadi sekadar renungan saja, tetapi ingin menjadi batu loncatan bersama untuk mulai bergerak memprioritaskan kesehatan mental, mendengar satu sama lain, dan memulihkan.

Bukan Rahasia yang Harus Dipendam

loader

Keadaan mental kita mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain, pekerjaan kita, kesehatan fisik kita, sampai kemampuan kita untuk menemukan makna dan kegembiraan dalam hidup. Namun, terlepas dari pentingnya hal ini, kesehatan mental masih diselimuti oleh stigma, kesalahpahaman, dan pengabaian. Ingin mengetahui kesehatan mental diri sendiri bukan lah hal yang memalukan, dan gangguan kejiwaan bukan lah hal yang harus disembunyikan.

Seperti bagian lain dari pengalaman manusia, masalah kesehatan mental bukanlah hal yang memalukan. Sama seperti mengalami penyakit fisik, semua orang dapat menghadapi tantangan dalam kesehatan mental dan emosionalnya. Penting sekali untuk mengerti bahwa usaha dan perjuangan ini bukan tanda kelemahan atau kegagalan menjadi manusia.

Faktanya, keputusan untuk mengakui dan mengatasi gangguan kejiwaan pada diri seseorang membutuhkan keberanian dan kekuatan yang besar. Hal ini mencerminkan tekad seseorang untuk mencari bantuan, menghadapi tantangan, dan berupaya pulih.

Maka, perlu apresiasi dan dukungan besar pula kepada orang-orang yang telah berani mengambil keputusan tersebut. 

Stigma dan kesalahpahaman orang-orang akan gangguan kejiwaan dan masalah kesehatan mental lainnya dipupuk dari pemahaman yang sudah ketinggalan zaman, yang tentu saja hanya memperburuk masalah ini. Perlu adanya kesadaran bahwa masalah kesehatan mental adalah hal yang umum dan dapat diobati, sehingga dapat menghilangkan hambatan rasa malu dan aib yang bisa menghambat orang untuk mencari bantuan dan dukungan yang layak mereka dapatkan.

Dimulai dengan menyebarkan budaya kasih sayang, pengertian, dan penerimaan akan kesehatan mental, kita bisa menciptakan lingkungan yang aman bagi semua individu untuk berbagi pengalaman tanpa merasa takut akan dihakimi. Masalah kesehatan mental bukan cerminan karakter seseorang, tetapi sisi yang terbentuk dari perjalanan hidup seseorang, dan berhak mendapatkan empati dan perhatian yang sama seperti masalah kesehatan yang lainnya.

Baca Juga: Konsultasi Gratis Kesehatan Mental dengan BPJS Kesehatan, Bisa? Ini Caranya

Self-Diagnose yang Membuat Kita Semakin Tersesat

Kesadaran diri terhadap masalah kesehatan mental sangat penting bagi intervensi dini (pencegahan), mendapatkan penanganan yang efektif, dan mencari dukungan. Namun, mendiagnosis sendiri masalah kesehatan mental adalah upaya yang sangat berisiko. Sangat wajar jika seseorang mencari jawaban dan kejelasan atas pergulatan emosional yang mereka rasakan, namun jika menggunakan diagnosa sendiri sama saja dengan menjebak diri sendiri. 

Di zaman yang segala informasi dapat didapat melalui internet, tidak sedikit orang penasaran dan mencari tahu mengenai gejala kesehatan mental yang dialami, lebih memilih sumber artikel dari internet dibandingkan memeriksakan diri ke ahli psikologi yang terpercaya. Patut dimengerti bahwa berbagai risiko dapat terjadi bila kita mengambil keputusan sendiri tentang diagnosa kesehatan mental, tanpa penilaian yang akurat dan komprehensif.  

Self-diagnosis terhadap kesehatan mental diri kita adalah sebuah asumsi yang didasarkan pada pengetahuan sendiri atau informasi yang didapat secara mandiri. 

Segala hal yang merupakan asumsi dapat berbahaya jika belum dibuktikan secara kuat.

Risiko pertama dari self-diagnosis adalah dapat memperkeruh kesehatan mental. Asumsi yang telah dibangun terkadang membuat kita tersugesti bahwa hal tersebut benar adanya, dan memberikan kekhawatiran berlebih yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, ketika kita merasa gampang marah dan cepat berubah menjadi senang. Lalu, mencari tahu sendiri penyebab hal tersebut bisa terjadi melalui internet. 

Dari pencarian, kamu menemukan bahwa gejala tersebut biasa ditemukan pada orang-orang bipolar. Dari situ, kamu kemudian menyimpulkan sendiri bahwa kamu mengindikasikan penyakit bipolar. Akibatnya, perasaan khawatir dan cemas semakin menjadi karena mengira mengidap bipolar.

Risiko lainnya adalah self-diagnosis akan membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis. Dilansir dari halodoc.com, sebuah gangguan kejiwaan biasanya juga disertai oleh gangguan kejiwaan lainnya. Hal tersebut dapat terjadi karena hampir dua pertiga orang yang mengunjungi klinik rawat jalan dengan gangguan kecemasan atau anxiety juga mengalami depresi. 

Risiko terakhir dan yang paling berbahaya adalah ketika kamu mulai bertindak lebih jauh dari self-diagnosis dan mulai mengonsumsi obat-obatan yang dianggap akan membantu meredakan masalah kesehatan mental. Jika mengonsumsi sembarang obat atau menjalani metode pengobatan yang keliru tanpa adanya resep dan persetujuan dari dokter, tak hanya akan membahayakan, namun juga membuat kondisi kesehatan lebih parah. Itu sebabnya, datang ke dokter yang tepat dan mempercayai mereka untuk membuat diagnosis yang tepat.

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Pilih Jenis Perlindungan
Pilih Jenis Kelamin
Pilih Tanggal Lahir
Pilih Bulan Lahir
Pilih Tahun Lahir
Pilih Tipe Asuransi

Berbagai Macam Tes Kesehatan Mental yang Bisa Kamu Coba

loader

Kesadaran masyarakat era sekarang dengan kesehatan mental semakin terbantu dengan makin banyaknya jenis tes kesehatan mental yang dapat dilakukan dan dicoba oleh masyarakat agar menghindari tindakan self-diagnosis

Dilansir dari Orami.co.id, ada banyak macam dan jenis tes kesehatan mental, yang dilakukan baik secara offline maupun online

  1. Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory): merupakan tes kepribadian dan kesehatan mental yang cukup sering digunakan oleh masyarakat secara umum. Tujuannya untuk membantu psikolog dan psikiater mengetahui kondisi kesehatan mental pada seseorang. Ada 3 macam tes MMPI, yakni tes MMPI-2, tes MMPI-2-RF, dan tes MMPI-A.
  2. Tes Sehat Jiwa: merupakan tes kesehatan online yang terstandar dan sudah diakui oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kemenkes RI. Terdapat 3 tes, yakni CAGE untuk kecanduan alkohol, Reporting Questionnaire (SRQ 20) untuk gangguan mental, dan Geriatric Depression Scale (GDS 15) untuk skrining depresi pada usia lanjut.
  3. Airlangga Safe Space: merupakan situs tes kepribadian psikologi online yang dibuat oleh Universitas Airlangga, bertujuan untuk memberikan edukasi terkait kesehatan mental dan membantu mengetahui karakter, kepribadian, dan emosional seseorang.
  4. Lalui Bersama: merupakan kalkulator kesehatan mental yang dibentuk oleh kelompok Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang bisa dipakai oleh semua orang melalui website laluibersama.com. Kalkulator ini menggunakan metode DASS (Depression, Anxiety, dan Stress Scale) dan berisi total 21 pertanyaan yang ditujukan untuk pengguna tes. 

Nah, itu adalah beberapa dari macam tes kesehatan mental yang bisa kalian coba dan lakukan. Masih banyak lagi jenis tes yang dapat membantu kalian untuk mengatasi masalah kesehatan mental, namun selalu pastikan aman dilakukan dan terakreditasi.

Baca Juga: Metode Self Healing untuk Menjaga Kesehatan Mental, Ini Caranya

Konsultasi ke Psikolog atau Psikiater 

Jangan menjadikan tes psikologi online gratis sebuah acuan utama dalam mendiagnosis masalah kejiwaan kalian. Yang terpenting, selalu beri kesempatan kepada diri sendiri untuk lakukan konsultasi dengan psikolog dan psikiater yang telah ahli dalam menangani masalah mental seseorang, sehingga terhindar dari self-diagnosis yang bisa membahayakan diri sendiri.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua