Jadi Indikasi Saham Kurang Diminati, Ini Pengertian Undersubscribed dan Faktor Penyebabnya

Ketika baru pertama kali menawarkan sahamnya ke publik, hampir semua perusahaan pasti akan melakukan yang namanya IPO atau Initial Public Offering. Aksi korporasi ini tentu sudah tidak asing lagi dipahami oleh para pemilik modal dan investor, khususnya yang memilih saham sebagai instrumen investasinya. 

Tergantung dari performa penawaran perdana saham tersebut ke publik, perusahaan bisa mengalami kondisi yang disebut undersubscribed. Secara umum, undersubscribed adalah istilah yang biasa ditemui dan penting dipahami pada proses penawaran perdana saham atau IPO sebuah perusahaan. Istilah ini mengacu pada situasi di mana saham yang ditawarkan oleh perusahaan kurang diminati sehingga jumlah saham yang dibeli jauh di bawah jumlah saham yang ditawarkan. 

Lantas, apa dampak dari situasi saham undersubscribed ini bagi perusahaan dan juga investor? Benarkah kondisi ini menjadi indikasi saham kurang menjanjikan dan harus dihindari? Nah, jika kamu ingin memahami lebih jauh tentang apa itu undersubscribed dan berbagai hal penting seputarnya, simak penjelasan berikut ini. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Tentang Saham Undersubscribed

loader

Jadi, apa yang dimaksud dengan undersubscribed? Pada dasarnya, istilah undersubscribed atau bisa juga disebut underbooked mengacu pada situasi di mana permintaan dari saham pada saat IPO atau penawaran saham lainnya lebih rendah dibanding jumlah saham yang ditawarkan. 

Penawaran dengan tingkat permintaan yang lebih rendah sering kali disebabkan oleh harga saham yang terlampau tinggi dan tak sebanding dengan potensi atau nilai perusahaan. Di samping itu, kondisi ini juga bisa terjadi karena cara pemasaran sekuritas yang buruk sehingga tak sampai ke investor potensial untuk membelinya. 

Perlu diketahui, di masa penawaran saham perdana, perusahaan menawarkan sahamnya ke publik melalui jasa agen penjual dan penjamin emisi. Jika investor berminat untuk membeli saham tersebut, mereka bisa melakukan pemesanan dengan menghubungi pihak agen penjual atau penjamin emisi. Sesudah melakukan serangkaian prosedur dan tahapan yang diperlukan, investor bisa memesan saham sekaligus melakukan pembayaran. 

Nah, pada proses penawaran perdana tersebut, perusahaan melakukan sistem penjatahan atau allotment. Jadi, terdapat situasi tertentu di mana jatah saham yang ditawarkan pada periode tersebut tidak habis terjual pada investor dan memicu kondisi undersubscribed. Sebaliknya, jika ternyata minat investor untuk membeli saham tersebut lebih tinggi dibanding jumlah yang telah dijatahkan, kondisi yang terjadi adalah oversubscribed. 

Ketika terjadi kondisi undersubscribed, pihak penjamin emisi atau underwriter tidak mampu mendapatkan minat yang cukup pada penjualan saham perdana. Karena mungkin harga penawaran yang kurang menggiurkan pada saat IPO, pembeli biasanya hanya melakukan pembelian dengan jumlah yang terbatas saja. Penawaran harga yang tidak tepat tersebut biasanya disebabkan oleh perhitungan penjamin emisi yang kurang tepat terhadap indikasi minat dari investor terhadap saham yang ditawarkannya. 

Umumnya, tujuan dari penawaran saham publik adalah menjual saham di harga yang pas di mana seluruh saham bisa dijual ke investor. Dalam kata lain, penjamin emisi berusaha untuk menjual saham di masa penawaran perdana tanpa menimbulkan kondisi kekurangan atau kelebihan permintaan dari sekuritas. 

Jika tingkat permintaan terlalu rendah, pihak underwriter dan penerbit saham akan menurunkan harga agar lebih menarik untuk dibeli. Di sisi lain, jika tingkat permintaan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, harga saham bisa saja ditingkatkan atau menambah jumlah penawaran sahamnya. 

Untuk situasi di mana penawaran saham tidak mampu mencapai target pembelian yang telah ditentukan karena harganya terlalu tinggi, perusahaan penjamin emisi akan dihadapkan pada situasi saham tidak bisa terjual atau harus menjualnya di harga yang lebih rendah. Biasanya, hal ini akan memicu kerugian dan perusahaan penjamin emisi akan bertanggung jawab untuk memenuhi kekurangan pendanaan dari pihak penerbit saham yang menjadi kliennya. 

Baca Juga: Kenali Apa Itu Indeks Papan Akselerasi, Kriteria, dan Daftar Sahamnya

Hal yang Bisa Memicu Undersubscribed

Ketika underwriter atau penjamin emisi yakin jika mereka akan berhasil menjual seluruh saham yang ditawarkan saat IPO, mereka akan menutup masa penawaran tersebut. Lalu, mereka akan membeli seluruh saham dari perusahaan penerbit yang menjadi kliennya. Hal ini biasanya berlaku pada jenis penawaran yang dijamin atau guaranteed offering, dan pihak perusahaan penerbit saham akan membayar biaya underwriting sesuai kesepakatan.

Pihak penjamin emisi kemudian akan menjual saham tersebut kepada para investor sesuai dengan harga offering yang telah ditentukan. Kadang kala, ketika underwriter tidak bisa mendapatkan cukup investor untuk membeli saham di periode IPO, mereka terpaksa untuk membeli saham yang tak berhasil terjual ke publik, di mana kondisi ini bisa disebut sebagai “eating stock”.  

Meskipun penjamin emisi bisa mempengaruhi harga dasar dari sekuritas di masa penawaran perdana, mereka tidak bisa menjamin kelancaran aktivitas penjualan pada hari pertama dari proses IPO tersebut. Ketika pemilik modal mulai menjual saham di pasar sekunder, pasar bebas membuat tingkat penawaran dan pembelian menentukan harganya. Faktor tersebut juga bisa mempengaruhi harga penjualan perdana pada saat IPO. 

Penjamin emisi biasanya memantau pasar sekunder di mana sekuritasnya ditawarkan. Dalam kata lain, mereka sepakat untuk membeli atau menjual sekuritas dengan menggunakan modalnya sendiri dengan tujuan untuk melindungi harga sekuritas dari volatilitas yang ekstrem. 

Strategi untuk Menyikapi Saham Undersubscribed

loader

IPO saham yang tergolong undersubscribed dapat menjadi pertanda buruk yang menunjukkan jika ketertarikan investor pada perusahaan yang bersangkutan rendah. Tidak hanya itu, saham undersubscribed juga dapat disebabkan oleh pihak penerbit yang menetapkan harga offering yang terlampau tinggi dan membuat investor cenderung enggan untuk membelinya. 

Apabila peminat dari saham IPO lebih rendah dibanding perkiraan, penawaran dapat dibatalkan. Dikarenakan tak ada harga penawaran yang pasti di masa tersebut, pembeli umumnya membeli saham dengan jumlah terbatas. 

Langkah pembatalan tersebut memungkinkan pihak penjamin emisi untuk mengukur permintaan terhadap penawaran yang dikenal dengan istilah indikasi minat. Proses tersebut juga dilakukan agar menentukan apakah nilai yang diberikan sudah sesuai atau belum. 

Selayaknya yang kita ketahui, penawaran umum dilakukan dengan tujuan menjual saham di harga yang pas agar seluruh saham bisa terjual ke investor. Penyesuaian harga saham juga bertujuan agar pihak penerbit atau perusahaan bisa mendapatkan pendanaan yang optimal dari aksi korporasi tersebut. 

Apabila kondisi undersubscribed terjadi, penjamin emisi serta penerbit dapat menurunkan harganya. Dengan begitu, minat investor untuk membeli saham tersebut menjadi lebih tinggi. Jika strategi ini tidak diambil, ada banyak saham yang kemungkinan tak berhasil terjual sehingga membuat penjamin emisi perlu menjualnya diharga lebih rendah.

Jika masih tidak laku terjual, penjamin emisi bertanggung jawab untuk membelinya sendiri sesuai dengan kesepakatan dengan pihak penerbit. Hal tersebut tentu akan menimbulkan kerugian dan sebisa mungkin akan dihindari oleh pihak penjamin emisi atau underwriter. 

Baca Juga: Berisi Emiten Berskala Besar dan Rekam Jejak Panjang, Ini Pengertian Indeks Papan Utama Bursa Efek

Perbedaan Saham Undersubscribed dan Oversubscribed 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika perusahaan melakukan aksi korporasi IPO atau penawaran saham perdana, terdapat 2 kondisi yang mungkin terjadi, yaitu undersubscribed dan oversubscribed. Pada dasarnya, kedua kondisi tersebut ibarat 2 sisi koin yang berbeda dan saling berlainan.

Sesuai penjelasan di atas, undersubscribed adalah kondisi di mana jumlah permintaan saham di masa IPO lebih rendah dibanding jumlah penawarannya. Alhasil, ada beberapa saham yang tak laku terjual dan perlu disikapi dengan cara yang tepat untuk menyiasatinya, seperti menurunkan harga.

Di lain sisi, oversubscribed adalah kebalikan dari undersubscribed, di mana jumlah permintaan saham saat IPO lebih tinggi dibanding jumlah yang ditawarkan. Dalam kondisi ini, investor yang telah melakukan pemesanan berpotensi untuk tak mendapatkan saham yang telah dibelinya. 

Untuk kondisi oversubscribed, terdapat 2 kemungkinan situasi yang terjadi. Pertama, pihak penerbit akan mengeluarkan lebih banyak saham untuk memenuhi kuota permintaan, atau meningkatkan harga agar terjadi penyesuaian terhadap tingkat permintaan dari investor. Jika tidak ada penambahan kuota penawaran oleh pihak penerbit, investor yang tak kebagian saham akan mendapatkan kembali modalnya secara penuh sehingga tidak akan dirugikan. 

Memahami Kondisi Undersubscribed Bisa Membantumu Ambil Keputusan Investasi

Pada dasarnya, undersubscribed atau underbooked adalah situasi di mana tingkat permintaan dari sebuah sekuritas atau saham tidak mencapai jumlah penawaran yang tersedia. Kondisi tersebut bisa menjadi sinyal buruk karena menunjukkan rendahnya minat investor untuk menanam modal di perusahaan penerbitnya. Sehingga, dengan memahami istilah ini, kamu bisa lebih mudah mengambil keputusan investasi yang tepat dan menyikapinya dengan akurat. 

Baca Juga: Jadi Langkah Praktis Dapatkan Modal, Ini Pengertian Private Placement dan Sederet Dampaknya