Anak Mudah Emosi saat Puasa Ramadan? Coba 5 Tips Ini untuk Mengatasinya!

Puasa Ramadan merupakan salah satu kewajiban umat beragama Islam. Berpuasa di bulan Ramadan berarti menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan yang tidak baik atau nafsu.

Namun sering kali pada saat berpuasa, emosi adalah salah satu hal yang cukup sulit ditangani. Perasaan emosi ini bisa dialami oleh siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak.

Ada banyak faktor penyebab mengapa emosi anak-anak sangat cepat mengalami perubahan. Contohnya karena faktor lingkungan atau faktor dalam diri anak itu sendiri. Sebagai orang tua, kamu harus bisa mengajarkan anak-anak bagaimana menahan emosi ketika sedang berpuasa.

1. Ajarkan Ikhlas dan Saling Memaafkan untuk Masalah yang Kecil

loader

Dari kecil, anak sudah mulai mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Mereka mengamati tingkah laku kedua orang tua dan mengimplementasikan ke kehidupan sehari-hari dalam proses meniru. 

Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan mereka hal-hal yang baik, terutama saat berpuasa. Contohnya jangan mempermasalahkan masalah kecil menjadi hal yang lebih besar.

Sebagai orang tua, kamu harus bisa menjelaskan kepada anak-anak bahwa tidak semua masalah harus dibesarkan. Ajari mereka menahan diri dan emosi saat berpuasa dengan tidak perlu mempermasalahkan hal kecil yang dialami. 

Jangan lupa juga untuk mengajarkan mereka memaafkan dan ikhlas, karena jika tidak diajarkan akan menjadi dendam pribadi.

2. Lakukan Hal yang Tepat ketika Anak Sudah Terpancing Emosi

Apabila anak sudah tersulut emosi, segera lakukan penanganan yang tepat untuk meredakan emosinya. Gunakan teknik mengatur napas yang lebih efektif untuk membantu menenangkan emosi. 

Secara perlahan, atur napas anak dengan menyuruhnya menarik napas dalam dan tahan selama sepuluh detik. Kemudian buang dengan perlahan, lakukan berulang kali. Jika emosinya cukup sulit ditangani, coba tambah durasi menahan napas selama beberapa detik. 

Lalu praktikkan selama berulang kali hingga emosinya meredam dengan sendirinya. Teknik ini terbukti cukup efektif untuk menenangkan emosi anak ketika sedang menjalani puasa.

3. Jangan Melakukan Sesuatu yang Menyulut Emosi Anak Lagi

loader

Setelah anak tenang dan emosinya meredam, tips selanjutnya adalah jangan melakukan hal-hal yang membuat emosinya muncul lagi. Jangan membahas atau menanyai sesuatu yang sebelumnya membuat anak tersulut emosinya.

Hindari perbuatan yang menyudutkan anak atas kesalahan mereka, apalagi berkomentar yang tidak menyenangkan hati. Biarkan anak tenang dan kembali ke aktivitas biasanya agar mereka melupakan masalah yang membuatnya emosi. 

Hal tersebut bisa berdampak baik bagi anak karena mereka akan terhindar dari berbagai pikiran negatif hingga trauma. Selain itu, jadilah tempat paling nyaman bagi anak mencurahkan isi hatinya, hal ini akan membuat anak lebih terbuka.

4. Alihkan Perhatian agar Anak Lupa dengan Masalahnya

Cara sebelumnya memang cukup efektif untuk meredam emosi pada anak, tapi hanya untuk sementara saja. Untuk itu, lakukanlah sesuatu yang bisa membuat anak melupakan masalah yang menyulut emosinya. 

Ajak mereka melakukan sesuatu yang membuat hatinya senang dan mau beraktivitas seperti semula. Beberapa kegiatan bisa kamu lakukan seperti mengajak mereka bermain bersama, menonton film kesukaannya, hingga membacakan cerita favoritnya. 

Saat sedang berpuasa, cobalah ajak mereka menyiapkan menu buka puasa bersama. Dengan melakukan hal-hal kecil seperti di atas, perlahan anak akan memudarkan masalah di pikirannya dan fokus kembali ke aktivitas semula.

5. Mengedukasi Anak tentang Pentingnya Menahan Emosi saat Bulan Ramadan

loader

Tips yang paling pokok adalah memberikan mereka edukasi tentang pentingnya menahan emosi saat berpuasa di bulan Ramadan. Ingatkan mereka bahwa emosi dapat muncul sebagai godaan hawa nafsu, puasa tidak menjadi berkah apabila tidak dapat menahannya. 

Cara ini memang sulit diajarkan, maka dari itu gunakan imbalan sebagai hadiah atas pencapaian mereka dalam menahan emosi. Edukasi anak tentang momen sakral selama bulan Ramadan yang hanya terjadi satu kali dalam setahun. 

Yakinkan mereka bahwa menahan emosi adalah salah satu bentuk kewajiban selama berpuasa. Dengan begitu, perlahan mereka akan paham dan mencoba menahan emosinya secara mandiri.

Peran Para Orang Tua Sangat Penting

Menjadi orang tua yang memiliki peran besar terhadap anak memang cukup sulit untuk dilakukan. Mengajari anak tentang menahan emosi, mau saling memaafkan, ikhlas, dan sabar sejak dini pun harus dilakukan.

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan atas segala pencapaian mereka saat berhasil menahan emosi karena orang tua adalah contoh dan guru pertama bagi anak-anak.