Asam Mefenamat, Obat Pereda Nyeri dan Peradangan yang Wajib Dipahami Aturan Pakainya

Nyeri memang bisa disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan. Mulai dari sakit gigi, pusing, hingga haid menjadi beberapa kondisi tubuh yang seringkali menimbulkan rasa nyeri. Tak ayal banyak orang yang mencari obat untuk menyembuhkan atau setidaknya meredakan rasa nyeri akibat masalah kesehatan tersebut.

Jenis obat pereda nyeri pun cukup beragam dan dapat dengan mudah dibeli di apotek seluruh Indonesia. Beberapa yang paling umum digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah paracetamol dan juga ibuprofen. Namun, selain obat-obatan tersebut, ada pula obat asam mefenamat yang juga memiliki khasiat sama, yakni meredakan nyeri serta peradangan.

Tentunya, setiap jenis obat pereda nyeri tersebut memiliki kelebihan, kekurangan, serta aturan pakainya masing-masing. JIka digunakan dengan tanpa aturan atau anjuran dokter, bukan tidak mungkin obat tersebut tidak menyembuhkan, tapi malah memunculkan penyakit lain yang mungkin lebih membahayakan.

Sebagai salah satu obat pereda nyeri yang cukup sering dikonsumsi oleh orang dewasa di Indonesia, penggunaan asam mefenamat harus sesuai aturan dan dosis yang telah ditentukan. Nah, bagi Anda yang berencana untuk mengonsumsi asam mefenamat dengan tujuan medis, kenali cara penggunaan dan peringatannya terlebih dahulu berikut ini.

Deskripsi Obat Asam Mefenamat

loader

Asam mefenamat atau bisa juga disingkat asmef adalah obat dari golongan antiinflamasi nonsteroid. Artinya, asam mefenamat digunakan untuk meredakan peradangan, termasuk di dalamnya rasa nyeri dan juga demam. 

Dikategorikan sebagai obat resep, penggunaan obat ini harus selalu di bawah pengawasan dokter. Proses pembeliannya di apotek pun harus selalu memberikan resep yang diberikan oleh dokter terlebih dahulu. Barulah apoteker dapat memberikan obat tersebut sesuai kebutuhan pasien. 

Untuk penggunaan oleh ibu hamil, penelitian menemukan bahwa asmef memiliki risiko untuk memberikan efek samping kepada janin yang dikandung. Namun, studi lebih lanjut masih perlu dilakukan guna membuktikan kebenarannya. Dalam kata lain, asmef hanya bisa dikonsumsi oleh ibu hamil jika manfaat yang didapatkan lebih besar dari pada risiko efek samping pada janinnya.

Asam mefenamat juga dapat terserap ASI saat dikonsumsi. Jadi, bagi ibu yang masih harus menyusui bayinya, sebaiknya penggunaan obat ini dihentikan terlebih dahulu atau digunakan sesuai dengan anjuran dokter. Asmef dapat ditemukan dalam beberapa bentuk, yaitu tablet, sirup, dan juga kapsul. 

Baca Juga: Obat Paracetamol, Berikut Cara Pakai, Dosis dan Efek Sampingnya

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan Asam Mefenamat

Sama halnya dengan obat jenis lainnya, pengguna asam mefenamat harus memahami dulu hal yang dapat ditimbulkan oleh obat tersebut. 

  1. Hentikan Penggunaan Saat Sesak Napas dan BAB Berdarah

    Beberapa di antaranya adalah obat asam mefenamat harus dihentikan segera penggunaannya saat pasien mengalami sesak napas dan muntah darah maupun BAB berdarah. 

    Jika ada efek samping dan reaksi alergi yang terjadi, pengguna harus berhenti mengonsumsinya sementara waktu dan mengonsultasikannya dengan dokter. 

  2. Dalam Pantauan Dokter Bagi Ibu Hamil dan Penderita Penyakit Tertentu

    Selain itu, pastikan penggunaan obat asam mefenamat pada ibu hamil telah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Pada pasien yang pernah atau sedang menderita masalah pencernaan, kelainan darah, asma, gangguan hati, jantung, ginjal ataupun polip hidung, tanyakan dulu perihal keamanan mengonsumsi asam mefenamat.

    Hal yang sama juga harus dilakukan pada pasien yang menderita obesitas, hipertensi, diabetes, lupus, hipertensi, stroke, porfiria, epilepsi, ataupun mereka yang pernah melakukan operasi jantung. Beri tahukan pula segala obat yang sedang dikonsumsi kepada dokter saat akan menggunakan asam mefenamat agar dapat diketahui reaksi apa yang mungkin terjadi. 

Dosis Asam Mefenamat

Dosis asam mefenamat dibedakan pada 2 kelompok umur, yaitu:

  • Dewasa

    Untuk mengatasi rasa nyeri pada orang dewasa, obat asam mefenamat dapat dikonsumsi dengan dosis awal 500 mg dan dilanjutkan dengan dosis 250 mg per 6 jam dalam kurun waktu 7 hari. 

  • Anak-Anak

    Sedangkan untuk anak-anak usia 14 tahun, dosis pemakaiannya harus disesuaikan dengan anjuran dokter.

Obat asam mefenamat juga harus dikonsumsi setelah atau saat sedang makan guna meminimalisir munculnya efek samping. Penggunaan asmef juga hanya dilakukan dalam jangka pendek saja. Selama penggunaan, pasien juga disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan dengan dokter agar dapat dipantau reaksi tubuh terhadap obat tersebut.

Baca Juga: Kenali Manfaat Obat Ibuprofen dan Dosis Aman Pemakaiannya

Interaksi yang Mungkin Terjadi Saat Asam Mefenamat Dikonsumsi Bersamaan dengan Obat Lain  

Penggunaan asam mefenamat harus selalu disertai oleh resep dokter karena obat tersebut dapat menimbulkan interaksi dengan obat lainnya yang sedang dikonsumsi. Bisa jadi interaksi antar obat tersebut hanya berupa penurunan khasiat obat atau memberikan efek samping yang ringan saja. Namun, tidak menutup kemungkinan interaksi asam mefenamat dengan obat lainnya dapat sampai ke tahap membahayakan kesehatan.

Beberapa obat yang dapat bereaksi saat tercampur dengan komposisi asam mefenamat adalah:

  1. Obat darah tinggi, termasuk di dalamnya, ACE inhibitor, diuretik, obat golongan ARB, dan penghambat beta. 
  2. Obat lithium untuk mengatasi gangguan bipolar.
  3. Obat anti rematik. 
  4. Obat antasida.
  5. Obat pengencer darah seperti warfarin.
  6. Obat antidepresan dari golongan SSRI atau selective serotonin reuptake inhibitors, dan digoxin, obat yang sering digunakan untuk mengatasi gagal jantung.

Sebenarnya, masih ada banyak lagi interaksi yang mungkin muncul saat asam mefenamat dikonsumsi dengan obat lain. Oleh karena itu, agar penggunaan asam mefenamat tidak menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan, pastikan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter dengan memberitahu segala jenis obat yang sedang dikonsumsi saat ini. 

Potensi Efek Samping Akibat Penggunaan Asam Mefenamat

Asam mefenamat adalah obat yang penggunaannya harus sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter. Bukan tanpa alasan, resep dokter dibutuhkan pada penggunaannya karena obat tersebut dapat memberikan efek samping yang mungkin dapat membahayakan kondisi kesehatan pasien. 

Beberapa efek samping yang biasa dirasakan oleh pengguna asam mefenamat adalah:

  1. Nafsu makan yang hilang.
  2. Mual dan rasa ingin muntah.
  3. Sakit maag. 
  4. Gangguan pencernaan lain seperti diare dan lain sebagainya. 
  5. Kulit dari pasien yang baru saja mengonsumsi asam mefenamat juga dapat timbul ruam. 
  6. Rasa lelah dan kantuk. 
  7. Tidak jarang pula sakit kepala menyerang sebagai efek samping dari pemakaian asmef. 

Dalam beberapa kondisi, pemakai asam mefenamat juga akan mengalami tinnitus atau telinga berdenging dalam waktu yang lama maupun singkat. Jika efek samping yang dirasakan setelah menggunakan asam mefenamat meliputi masalah kesehatan di atas, maka obat tersebut masih aman untuk dikonsumsi.

Sebaliknya, jika ada efek samping lain yang dirasakan, hendaknya pasien segera melakukan pemeriksaan ke dokter atau rumah sakit dengan segera. Dengan begitu, dapat diketahui apakah efek samping tersebut adalah reaksi normal atau dapat membahayakan kesehatan pasien. 

Hanya Gunakan Asam Mefenamat Sesuai Anjuran agar Tidak Menimbulkan Masalah Kesehatan yang Lebih Serius

Tujuan utama seseorang mengonsumsi obat medis adalah untuk menyembuhkan atau meredakan gejala penyakit tertentu. Jika penggunaannya tidak sesuai dengan dosis yang ditentukan atau anjuran yang diberikan oleh dokter, bukan tidak mungkin penggunanya akan mengalami efek samping yang dapat membahayakan kesehatannya.

Belum lagi potensi interaksi asam mefenamat yang dapat menurunkan manfaat atau bahkan menimbulkan efek samping saat digunakan bersamaan dengan obat lain yang sedang dikonsumsi. Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi asam mefenamat, pastikan berkonsultasi dulu dengan dokter agar dapat diketahui apakah obat tersebut aman untuk dikonsumsi atau tidak. 

Baca Juga: Menyangka Pneumonia Sama dengan Corona? Inilah Perbedaan Hingga Gejala Pneumonia