Mau Beli Asuransi Penyakit Kritis, Pertimbangkan Hal Ini

Risiko kesehatan, seperti penyakit dapat menimpa siapapun dan kapanpun. Tidak ada yang akan pernah tahu datangnya.

Tugas kamu selain menjaga kesehatan, adalah menyediakan ‘payung.’ Payung ini adalah asuransi kesehatan yang dapat mengkover kerugian finansial akibat risiko kesehatan.

Terjangkit penyakit biasa saja, biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit mahal. Apalagi sampai mengidap penyakit kritis, seperti kanker, diabetes, stroke, jantung, gagal ginjal, dan lainnya.

Itulah penyakit-penyakit yang bisa membuat tabungan dan hartamu ludes tanpa asuransi penyakit kritis. Asuransi penyakit kritis adalah produk yang memberikan perlindungan kepada tertanggung yang mengidap suatu penyakit kritis.

Asuransi ini memberikan pertanggungan atau dana santunan cukup besar, ratusan juta hingga miliaran rupiah. Asuransi penyakit kritis membayar dana santunan 100% apabila tertanggung sudah mencapai kondisi kritis diderita sesuai ketentuan polis.

Berikut pertimbangan sebelum membeli asuransi penyakit kritis:

Baca Juga: Penyakit-Penyakit Dengan Biaya Pengobatan Termahal

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Pilih Jenis Perlindungan
Pilih Jenis Kelamin
Pilih Tanggal Lahir
Pilih Bulan Lahir
Pilih Tahun Lahir
Pilih Tipe Asuransi

loader
Asuransi penyakit kritis 

  • Riwayat kesehatan 

Jika ada anggota keluarga yang sedang atau pernah menderita penyakit kritis, kamu akan berisiko tinggi untuk mengalami penyakit serupa di masa mendatang. Misalnya diabetes, yang sering disebut penyakit turunan.

Oleh karena itu, periksakan kondisi kesehatan kamu. Dan ajukan asuransi penyakit kritis sebagai langkah proteksi jika di keluargamu memiliki riwayat penyakit kritis.

  • Gaya hidup yang dijalani

Gaya hidup kamu juga akan memengaruhi kondisi kesehatan di masa sekarang maupun mendatang. Jika kamu termasuk orang yang malas berolahraga, tidak senang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, serta sering begadang, kamu termasuk orang yang memiliki gaya hidup tidak sehat.

Pola hidup yang seperti ini akan rentan membuatmu sakit, termasuk menderita penyakit kritis. Selain mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, kamu juga bisa mengambil langkah antisipasi dengan membeli asuransi penyakit kritis. 

Baca Juga: Mengenal Asuransi Penyakit Kritis, Siapa Saja yang Perlu Memilikinya?

  • Kondisi keuangan

Kondisi keuangan yang memadai tidak menjamin kamu bakal sehat dan terhindar dari penyakit kritis. Begitu sudah kena, banyak uang pun percuma.

Pasti bakal habis untuk membiayai pengobatan di rumah sakit maupun hidup sehari-hari jika kamu tidak bisa lagi bekerja. Daripada menyiapkan biaya pengobatan rumah sakit di tabungan, lebih baik membeli asuransi penyakit kritis.

Asuransi penyakit kritis memberi uang pertanggungan atas risiko penyakit kritis yang mengancam jiwa. Santunan ini dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari karena tertanggung menderita kondisi kritis dan tidak bisa bekerja normal lagi.

Atau untuk mengkover biaya yang tidak ditanggung asuransi kesehatan, seperti biaya transplantasi, pengobatan di luar negeri, dan lainnya. Kamu dapat membeli asuransi penyakit kritis secara terpisah atau semacam tambahan alias perluasan dari asuransi kesehatan yang kamu sudah punya.

Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis Terbaik

  loader
Memilih asuransi penyakit kritis terbaik

Saat ini banyak produk asuransi penyakit kritis di pasaran. Berikut tips memilih asuransi penyakit kritis terbaik:

  • Perhatikan cakupan perlindungan

Cari produk asuransi penyakit kritis yang memberi cakupan perlindungan luas. Menanggung banyak jenis penyakit kritis. Pahami penyakit yang ditanggung dan tidak ditanggung asuransi tersebut.

  • Cari yang tidak ada masa tunggu atau masa tunggu sebentar

Cari tahu juga apakah manfaat perlindungan sudah bisa digunakan setelah membeli polis asuransi penyakit kritis atau ada masa tunggu. Kalau ada masa tunggunya berapa lama.

Pada asuransi penyakit kritis, masa tunggunya selama 90 hari, 30 hari sejak polis disetujui. Tetapi ada juga yang tidak. Jadi, penting untukmu memastikannya.  

Baca Juga: Gejala Diabetes, Ciri-Ciri Diabetes, Penyebab Diabetes, Serta Penanganan Penyakit Diabetes yang Perlu Kamu Tahu

  • Pilih produk yang memberi manfaat maksimal

Masa perlindungan berbeda setiap produk asuransi penyakit kritis, tergantung pada kebijakan perusahaan asuransi. Sebagian perusahaan asuransi memberikan perlindungan sampai usia maksimal 100 tahun, namun sebagian lainnya di bawah usia tersebut. 

Sementara itu, risiko kesehatan akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya usia. Jadi, pastikan memilih produk yang memberi manfaat maksimal.  

  • Masa bertahan hidup yang pendek

Pada asuransi penyakit kritis, selain ada masa tunggu, umumnya juga ada masa bertahan hidup sebelum santunan sakit kritis yang diklaim dapat cair. Masa bertahan hidup yang ditetapkan masing-masing perusahaan asuransi berbeda.

Ada yang 30 hari, 14 hari, 7 hari sejak dinyatakan menderita penyakit kritis. Tetapi ada pula perusahaan asuransi yang tidak mensyaratkan masa bertahan hidup.

Jika tertanggung meninggal karena penyakit kritis di saat masa bertahan hidup belum berakhir, maka polis tidak dapat diklaim. Pastikan kamu memilih produk yang masa bertahan hidupnya pendek, agar polis bisa segera berlaku. 

  • Kemudahan pembayaran premi sesuai keuangan

Namanya mengkover biaya besar, premi asuransi penyakit kritis biasanya lebih mahal ketimbang asuransi kesehatan. Itu karena dana santunan yang bisa tertanggung dapatkan cukup besar, ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Karena premi yang mahal ini, pilih produk yang memberi kemudahan pembayaran premi sesuai kondisi keuangan. Apakah itu per bulan, per tiga bulan, per 6 bulan atau tahunan. Jadi, pembayaran premi tidak menjadi beban keuangan.

Pilih Perusahaan Asuransi Penyakit Kritis Terpercaya

Jangan tergiur dengan manfaat besar, premi murah agar kamu tidak menjadi korban penipuan perusahaan asuransi kaleng-kaleng.

Pastikan membeli produk asuransi penyakit kritis di perusahaan yang punya kredibilitas baik, terdaftar dan berizin di OJK maupun asosiasi asuransi supaya uangmu tetap aman.

Baca Juga: Penyakit TBC: Apa Penyebab, Gejala, dan Pengobatan yang Tepat