Jamin Pungutan Pajak Investasi, Ini Maksud Backup Withholding yang Wajib Dipelajari Investor

Sebagai investor yang telah lama berkecimpung di dunia investasi, kamu tentu tidak asing dengan adanya pemungutan pajak saat menanam modal. Jenis pajak yang dibebankan pada kegiatan investasi pun beragam dan berbeda-beda di setiap negara. Salah satunya adalah backup withholding.

Sebenarnya, penerapan pajak withholding umum diberlakukan di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Tapi, bagaimana dengan backup withholding ini? Nah, untuk memahami lebih lanjut tentang backup withholding, termasuk cara kerja, subjek pemungutan, dan berbagai hal penting seputarnya, simak pembahasannya berikut ini. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Pengertian Backup Withholding

loader

Bagi yang belum tahu, withholding adalah jenis pajak yang biasa disebut sebagai sistem pemotongan pajak dari pihak ketiga. Sistem pemungutan pajak ini dilakukan pemerintah dengan memberi kepercayaan pada wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya. Caranya dengan memungut pajak dari investor oleh penyedia layanan investasi berdasarkan penghasilan yang sudah dibayarkan dan langsung menyerahkannya pada kas negara. 

Sementara untuk backup withholding adalah pajak yang dipungut pada pendapatan investasi ketika investor mencairkannya. Besaran beban pajak backup withholding ini telah ditentukan dengan nilai tertentu. Untuk pembayaran yang bukan subjek dari withholding, pembayar diharuskan untuk menahan tanggungan pajak tersebut. 

Penerapan backup withholding sendiri dilakukan untuk membantu agensi atau lembaga keuangan dalam mengumpulkan pajak ke pemerintah. Sehingga, lembaga tersebut mampu menerima pembayaran pajak yang ditagihkan pada mereka dari pendapatan investor. Subjek pendapatan yang menjadi beban pajak ini adalah bunga, dividen, dan pendapatan investasi lainnya

Pajak backup withholding mungkin akan diaplikasikan saat investor belum memenuhi aturan terkait TINs atau taxpayer identification numbers. Ketika investor menarik dan merealisasikan imbal hasil investasinya, nominal yang dimandatkan oleh pajak backup withholding akan dikirimkan ke pemerintah dan segera menyediakan tagihan pajak dengan nominal yang dibutuhkan. Hal ini juga bisa menjadikan investor memiliki arus kas jangka pendek yang lebih sedikit. 

Jadi, backup withholding mengacu pada dana yang disisihkan untuk kebutuhan pajak atas pendapatan investasi saat ditarik atau dicairkan oleh investor. Beban pajak ini digunakan oleh IRS atau Internal Revenue Service di Amerika Serikat untuk melancarkan proses pemungutan pajak penghasilan sebelum hilang karena digunakan oleh investor sebelum tiba waktu pembayaran berkas pajaknya. 

Cara Kerja Backup Withholding

Ketika berinvestasi, investor sering kali mendapatkan imbal hasil dari pembayaran bunga, dividen, dan distribusi aset yang telah mereka investasikan. Meski kategori pendapatan tersebut termasuk subjek pajak ketika diterima, tapi pajak yang ditagihkan pada pendapatan investasi tersebut hanya dilakukan sekali setahun, yakni saat tax season.

Karena hal tersebut, investor bisa saja membelanjakan dan menghabiskan seluruh pendapatan investasinya tersebut sebelum waktu bayar pajak tiba. Kondisi ini tentu bisa membebaskan mereka dari kewajiban membayar pajak, dan membuat pemerintah kesulitan untuk mengumpulkan tagihan tersebut. 

Sehingga, guna mengantisipasi risiko tersebut, pemerintah memutuskan untuk memberlakukan sistem backup withholding. Di mana, penagihan pajak ini dilakukan oleh institusi keuangan secara langsung ketika pendapatan investasi diperoleh investor. Investor yang menerima dividen setidaknya sejumlah 10 USD bisa menjadi subjek dari pajak backup withholding

Tapi, ada beberapa aturan yang membuat wajib pajak bisa terbebas dari jenis pajak ini. Contohnya ketika investor melaporkan nama dan SSN atau Social Security Number miliknya ke pihak pembayar pajak sesuai dokumen IRS dan tak ada pemberitahuan terkait kewajiban membayar backup withholding. Saat hal tersebut terjadi, bukan tidak mungkin investor akan dibebaskan dari tagihan pajak ini. 

Subjek Pembayaran Backup Withholding

loader

Lalu, apa saja jenis pembayaran yang biasanya menjadi subjek dari pajak backup withholding? Berikut adalah daftarnya.

  • Bunga
  • Dividen
  • Transfer pemerintah
  • Sewa
  • Royalti
  • Komisi
  • Patronage 
  • Pembayaran dari broker atas transaksi sekuritas

Di samping itu, mungkin ada beberapa jenis pembayaran lain yang termasuk sebagai subjek dari pajak ini menyesuaikan dengan aturan yang berlaku. 

Sanksi saat Tak Melaporkan Pendapatan Investasi

Wajib pajak juga mungkin bisa menjadi subjek backup withholding jika mereka tidak memberitahukan kode TIN yang tepat, atau tak melaporkan penerimaan dividen, bunga, atau pendapatan lain ke IRS. Jika investor tak memberikan kode TIN yang benar agar mendapatkan formulir pembayaran pajak ini, pembayar pajak atau lembaga penyedia investasi diharuskan untuk menahan tagihan pajak tersebut di angka 24 persen. 

Mereka juga mungkin diharuskan untuk menahan pajak di tingkat yang diberitahukan oleh IRS atas pendapatan investasi yang tak dilaporkan oleh investor. Di situasi tersebut, wajib pajak akan diberi pemberitahuan 4 kali dalam kurun waktu 120 hari guna memberitahukan pendapatan investasi dan membayarkan backup withholding. 

Lantas, bagaimana jika pihak perusahaan keuangan yang tidak melaporkan dividen atau pembayaran bunga dari investor? Terkait hal ini, IRS akan melakukan pemberitahuan sebanyak 4 kali melalui surat ke alamat rumah investor dalam kurun waktu 7 bulan. Akan tetapi, situasi ini bisa dibilang sangat jarang terjadi karena kebanyakan perusahaan broker telah memiliki fitur pelaporan otomatis pada sistemnya. 

Backup Withholding Adalah Cara untuk Cegah Kekurangan Pajak dari Pendapatan Investor

Pada intinya, backup withholding adalah cara yang dilakukan IRS untuk menghindari risiko kekurangan pajak dari keuntungan investasi yang diperoleh investor. Dengan jadwal pelaporan pajak yang dilakukan sekali setahun, risiko pendapatan investasi dibelanjakan oleh investor dan menghilangkan kewajiban membayar pajaknya terbilang tinggi.

Jadi, backup withholding diaplikasikan saat investor mencairkan pendapatan investasinya, entah itu dari bunga, dividen, atau sebagainya, agar risiko tersebut tak sampai terjadi.