Memahami Pengertian Baseline Serta Jenis, Manfaat, Contoh Penerapan dan Cara untuk Menetapkannya

Istilah baseline kerap menggaung di berbagai ranah, tak terkecuali di bidang bisnis dan usaha. Apakah itu? Sederhananya, sesuai arti harfiahnya, baseline ialah garis dasar yang digunakan sebagai titik awal dan referensi minimum untuk melakukan perbandingan dalam laju kemajuan perusahaan.

Sebagai variabel, baseline ini kerap digunakan sebagai panduan dan kerap menjadi fondasi untuk mengukur tingkat kemajuan, perkembangan, pertumbuhan dan kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan. Termasuk di dalam dunia bisnis dan usaha.

Baseline ini bisa berbentuk apapun. Namun sifatnya yang utama ialah peranannya yang berfungsi sebagai bahan rujukan untuk mengevaluasi, mengukur, melacak hingga membandingkan suatu hasil dengan hal lainnya.

Dalam menjalankan bisnis, misalnya, baseline berperan krusial karena merupakan titik pangkal atau starting point. Sehingga baseline dapat menjadi tolok ukur yang efektif untuk menilai kinerja perusahaan—apakah telah mencapai target atau belum.

Baca Juga: Jadikan Laporan Keuangan Lebih Akurat, Ini Pengertian Impairment Asset, Cara Hitung, dan Bedanya dengan Depresiasi

Lindungi karyawan dengan asuransi kesehatan agar bekerja lebih nyaman.

Beli Asuransi Kesehatan Karyawan Sekarang!  

Ulasan Mendalam Mengenai Baseline

loader

Baseline

Mengutip beberapa sumber dan pakar, baseline adalah titik acuan, pijakan dan fondasi yang tetap dan digunakan sebagai perbandingan dalam proses menganalisa bisnis, anggaran, laporan keuangan, data, hingga pengelolaan teknologi dan pelbagai ruang lingkup lainnya.

Penggunaan baseline selama ini telah dimanfaatkan oleh banyak kalangan, baik pemerintah dan juga perusahaan swasta, sebagai titik referensi dalam membandingkan dan menganalisa. Sehingga keberhasilan sebuah proyek atau produk dapat terukur berdasarkan baseline tersebut.

Baseline bisa mencakup angka dasar untuk dana biaya, penjualan, atau terdiri dari beberapa variabel lainnya. Sebuah produk atau proyek bisa jadi melebihi angka dasar atau juga gagal memenuhi angka dasar tersebut.

Dalam penganggaran, baseline ialah anggaran biaya yang disetujui. Baseline pada umumnya dirinci berdasarkan klasifikasi biaya dan periode biaya. Contoh baseline dalam penganggaran yaitu sewaktu perusahaan akan membuka gudang baru.

Baseline menjadi titik awal yang ditentukan ketika akan mengawali proyek. Artinya, baseline ialah rencana awal yang dibuat oleh pemangku kepentingan dalam menentukan hasil serta ekspektasi suatu proyek atau produk.

Memahami Jenis-Jenis Baseline

Baseline dalam penerapannya terbagi ke dalam beberapa jenis yaitu baseline usaha, baseline data, baseline anggaran dan baseline laporan keuangan. Mengutip situs Tensix, berikut penjelasan selengkapnya:

  1. Baseline Usaha

    Baseline Usaha berkaitan langsung dengan perkembangan dan laju pertumbuhan operasional usaha. Dan seperti diketahui, keberhasilan sebuah usaha atau bisnis seringkali diukur dan mengacu kepada baseline data, anggaran, serta laporan keuangannya.

  2. Baseline Data

    Jenis baseline ini merupakan indikator untuk melihat, menganalisa, mengevaluasi dan mengukur kinerja perusahaan. Baseline data biasanya digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

    Baseline Data akan menginput informasi serta data terkait hal-hal yang berhubungan dengan operasional perusahaan. Baseline data digunakan untuk membantu perusahaan memantau kinerja dan operasionalnya agar bisa menghasilkan dan menjadi lebih baik lagi.

  3. Baseline Anggaran

    Baseline Anggaran berfungsi dalam mengawasi serta menilai anggaran sebuah perusahaan. Di dalam penerapannya, baseline anggaran menjadi patokan untuk mendapatkan persetujuan perihal jumlah anggaran yang bisa dikucurkan oleh suatu perusahaan.

  4. Baseline Laporan Keuangan

    Baseline Laporan Keuangan juga biasa disebut dengan istilah analisis horizontal. Baseline ini berperan besar untuk membandingkan data keuangan dalam suatu jangka waktu atau periode tertentu. 

    Baseline yang satu ini bertujuan untuk menandai laporan keuangan sejak awal hingga ke berbagai periode berikutnya. Dengan acuan Baseline Laporan Keuangan, sejauh mana progress dan pertumbuhan perusahaan bisa ditinjau dan dianalisa—apakah semakin maju dan berkembang, atau justru mengalami kemunduran serta penurunan.

Apa Saja Kelebihan dan Manfaat Menggunakan Baseline?

Baseline sebagai starting point dapat membantu menetapkan target keberhasilan serta tujuan pencapaian, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut kelebihan dan manfaat dalam penggunaan baseline:

  1. Baseline membantu perusahaan menetapkan tujuannya dengan lebih jelas, terarah, metodis, terukur, efektif dan efisien,
  2. Baseline membantu kinerja karyawan agar dapat lebih fokus mencapai target dan tujuan yang telah ditentukan,
  3. Perkembangan dan progress perusahaan dapat dicatat ke dalam laporan untuk kemudian diperiksa dan dievaluasi sesuai baseline agar dapat menjadi lebih baik lagi,
  4. Baseline membantu melihat dan meninjau performa perusahaan dalam kurun waktu tertentu, perubahan apa saja yang terjadi, apakah ada peningkatan atau justru kemerosotan dsb,
  5. Baseline membantu proses pengelolaan anggaran perusahaan dengan lebih tepat, serta mencegah terjadinya penyimpangan, kebocoran, ataupun penyelewengan dana,
  6. Baseline memudahkan perusahaan untuk membandingkan kinerja operasional, prestasi dan pencapaiannya dengan para kompetitor atau pesaing lainnya di bidang yang sama,
  7. Baseline memberikan gambaran yang gamblang mengenai jadwal proyek, sehingga kinerja tim bisa sesuai jalur dan sesuai ekspektasi,
  8. Setiap kemajuan bisa dilaporkan dengan lebih akurat,
  9. Baseline sebagai rekam jejak atau track record dari hasil dan performa, sehingga bisa mengukur dan membandingkan agar terus maju sesuai perkembangan zaman.

Baseline sangat bermanfaat dalam membantu perusahaan untuk stay on track—tidak melenceng, tersesat, menjadi tak menentu atau hilang arah. Sebaliknya, baseline membantu perusahaan dan seluruh tim untuk tetap berkonsentrasi serta berkomitmen dalam mempertahankan konsistensinya dalam mencapai target yang telah ditentukan di titik awal.

Baca Juga: Mengenal Capture Data dan Perannya dalam Dunia Digital

Contoh Penerapan Baseline dalam Penganggaran dan Laporan Keuangan

Baseline memang bermanfaat dalam berbagai desk, namun sangat lumrah digunakan dalam penganggaran serta laporan keuangan. Sebagai contoh penerapannya, sebuah perusahaan hendak melacak kinerja tiap lini produk. Caranya dengan memilih satu tahun sebagai dasar ukur dan perbandingan. 

Kemudian mereka mengukur semua tahun berikutnya berdasarkan satu tahun tersebut. Untuk mengukur dan menganalisanya, digunakanlah data pendapatan dan laporan pengeluaran yang tersedia untuk menilai apakah produk tersebut terbilang sukses dan menguntungkan, atau tidak.

Adapun baseline dalam analisa laporan keuangan seringkali disebut dengan istilah analisis horizontal. Contoh penerapannya, baseline ini digunakan untuk membandingkan informasi riwayat keuangan perusahaan selama kurun waktu tertentu, misalnya bulanan, triwulan atau tahunan.

Periode awal dalam analisa ini akan dianggap sebagai periode baseline. Kemudian semua periode selanjutnya akan diukur sebagai persentase dari baseline tersebut. Sehingga perioder yang mempunyai income dalam jumlah yang sama seperti baseline akan disebut mempunyai pendapatan 100%.

Sementara itu, baseline dalam penganggaran umumnya diketahui sebagai biaya dasar dari suatu kinerja proyek, misalnya. Baseline menjadi biaya anggaran yang disepakati dalam pengerjaan suatu proyek. Dan biasanya, baseline ini dirinci sesuai kategori biaya serta periode jangka waktunya. 

Misalkan, sebuah perusahaan akan membuka gudang baru. Baseline biayanya telah ditentukan yakni sebesar Rp100.000.000 per bulan selama sepuluh bulan. Jika biaya bulanan ternyata melebihi Rp100.000.000 per bulan, maka itu merupakan lampu merah bagi analis anggaran. Dan ini berarti operasional perusahaan telah melenceng dari baseline.

Meski begitu, biaya proyek biasanya berfluktuasi dari angka dasar mengingat ada pengeluaran tak terduga. Dengan begitu, perusahaan dapat kembali menghitung dan merancang ulang hal-hal yang diperlukan. Biaya baseline pun dapat diperbarui dalam rangka mencerminkan biaya proyek yang riil.

Bagaimana Cara Menetapkan Baseline?

loader

Menetapkan Baseline untuk Bisnis

Karena baseline merupakan titik pijakan yang dijadikan acuan untuk menganalisis, maka ada beberapa hal yang diperlukan untuk menetapkannya:

  1. Identifikasi Terlebih Dahulu Indikator Kinerja Perusahaan

    Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum penetapan baseline ialah mengidentifikasi indikator kinerja perusahaan. Apa saja tujuan, target serta prinsip dan nilai perusahaan? 

    Apa saja visi dan misi serta goal yang menjadi penentu signifikan dari identitas perusahaan? Kemudian tentukan juga target, prestasi dan pencapaian apa saja yang ingin dicapai oleh perusahaan. Tentukan pula tenggat waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

  2. Kumpulkan Data

    Data yang dikumpulkan dapat membantu untuk mengetahui tingkat operasional kerja perusahaan. Semakin banyak dan beragam data yang terkumpul, akan semakin akurat pula pengukuran dan evaluasi rata-rata tingkat operasional serta kinerja perusahaan yang dianalisa berdasarkan baseline atau landasan awalnya.

  3. Tentukan Sampel Data

    Saat merancang baseline, penentuan sampel data beserta jumlahnya akan membantu perusahaan untuk mengukur diri. Kuncinya terletak pada jumlah sampel data yang tepat, spesifik dan signifikan. 

    Pasalnya, jika sampel data diambil terlalu banyak, maka baseline pun akan menjadi terlalu melebar dan semakin luas. Kelak, hal ini bisa menimbulkan ketidakakuratan dalam penilaian operasional dan kinerja perusahaan. 

  4. Tentukan Nilai Rata-rata kinerja

    Setelah data, informasi serta sampel data sudah cukup terkumpul, maka tahap berikutnya ialah menentukan nilai rata-rata kinerja dan operasional perusahaan. Hasil dari nilai rata-rata ini bisa mencerminkan kinerja perusahaan. 

    Sehingga hal ini dapat digunakan sebagai pembanding apabila terjadi perubahan ke depannya. Salah satunya seperti jumlah produksi, jumlah karyawan, hingga strategi marketing dan seterusnya.

  5. Tetapkan Baseline Perusahaan Berdasarkan Seluruh Variabel Tersebut

    Dalam tahap ini, baseline perusahaan tinggal ditetapkan berdasarkan seluruh perhitungan dan pertimbangan dari langkah sebelumnya. Sewaktu perusahaan semakin berkembang, ingatlah untuk melakukan perbandingan kinerja perusahaan saat ini dengan periode-periode sebelumnya melalui baseline

    Dengan begitu, perusahaan pun bisa mengetahui dan mengevaluasi apa saja yang ternyata efektif dan efisien bagi kelangsungannya, serta mana yang tidak bagus untuk dipertahankan.

Perbaikan dan Improvement Jadi Lebih Mudah Berkat Baseline

Demikianlah ulasan penjelasan mengenai baseline, apa saja jenisnya, kelebihan dan manfaat, contoh penerapannya hingga cara untuk menetapkannya. Sebagai kesimpulan penutup, baseline yang menjadi titik acuan ini dapat berupa angka yang masuk akal dan penentu untuk perbandingan. 

Baseline akan membantu mempermudah mengevaluasi perubahan beserta efeknya, melacak kemajuan proyek-proyek perbaikan atau improvisasi, hingga mengukur perbedaan dalam beberapa periode waktu.

Baca Juga: Apa Itu Redlining? Praktik Diskriminatif yang Buat Kalangan Tertentu Tak Bisa Mengakses Layanan Keuangan