Boros Bikin Boncos, Ini Cara Melawan Perilaku Konsumtif

Berhenti dari sikap boros, konsumtif, seperti keranjingan belanja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen dan tindakan nyata, bukan hanya omong doang (omdo).

Walaupun tekad sudah bulat, berusaha mengurangi sedikit demi sedikit, ada saja godaan di depan mata. Ujung-ujungnya, melawan kebiasaan konsumtif selalu gagal.

Berikut tips melawan kebiasaan konsumtif agar terbebas dari bokek di tengah bulan sampai terjerat utang.

Baca Juga: Hidup Itu Keras Kawan! Ini Tips Hemat buat Mahasiswa Rantau

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

loader
Gaya hidup konsumtif

1. Buat prioritas pengeluaran

Mulai sekarang, buat prioritas pengeluaran. Mana yang lebih penting, itulah yang harus lebih dulu dilakukan. Sama seperti saat jatuh sakit, kamu harus prioritaskan minum obat dan beristirahat daripada bekerja. 

Skala prioritas tidak hanya membantumu melawan sifat konsumtif, tapi juga memenuhi segala sesuatu yang menjadi kebutuhan utama.

Evaluasi segera daftar pengeluaran jika sudah terlanjur dibuat. Coret pengeluaran yang masuk dalam kategori keinginan. Pastikan kebutuhan pokok atau yang utama sudah terpenuhi terlebih dahulu.

2. Tidak ikut-ikutan

Motivasi seseorang ikut-ikutan biasanya karena gengsi. Siapa yang suka ikut-ikutan teman, dialah yang paling berpotensi tertular gaya hidup konsumtif. 

Kalau kamu termasuk, ayo berubah. Apabila level konsumtif sudah terlalu parah, maka menghilangkannya juga perlu effort lebih.

Hal ini sama seperti sakit parah yang lebih susah disembuhkan daripada sakit ringan. Belajarlah untuk menutup mata dari gaya hidup orang di luar sana agar kamu tidak terjerumus. 

loader
Evaluasi pengeluaran agar dapat membuat prioritas

3. Gunakan autodebet

Untuk mengatasi sifatmu yang konsumtif, aktifkan pembayaran menggunakan sistem autodebet. Ketika pembayaran jatuh tempo, maka uang yang ada di rekening gaji misalnya langsung terpotong otomatis untuk membayar cicilan utang atau tagihan.

Dengan sistem autodebet, tidak ada lagi alasan untuk membayar cicilan minimum atau telat bayar tagihan. Sebab, tagihan akan lunas dibayarkan saat jatuh tempo.

Untuk mengaktifkan sistem autodebet, kamu bisa kunjungi bank terdekat. Proses pengaktifan cukup cepat, jadi fiturnya bisa segera dinikmati sewaktu pendaftaran selesai dilakukan.

Baca Juga: Debt Snowball: Pengertian, Untung Rugi, dan Caranya

4. Beli yang berkualitas

Daripada beli murah kualitasnya kurang bagus, lebih baik beli yang mahal karena lebih terjamin dari segi kualitas. Barang berkualitas setidaknya dapat mengurangi jumlah pengeluaran.

Tahu kenapa? Karena kamu tidak perlu membeli barang yang sama untuk kesekian kalinya karena alasan cepat rusak. Barang tersebut hanya akan rusak kalau sering dipakai. Kalau jarang diipakai, barang biasanya lebih awet apalagi kalau kamu menyimpannya dengan benar.

5. Berhenti mengoleksi

Kebiasaanmu untuk mengoleksi suatu barang tanpa disadari menjadi awal mula kemunculan sifat konsumtif. Ketika kamu memutuskan untuk mengoleksi, uang yang dikeluarkan otomatis bertambah.

Sebab, barang yang dibeli bukan lagi satu atau dua, melainkan semuanya dengan tema yang sama. Mengoleksi memang dapat memberikan kepuasan tersendiri, tapi kamu perlu melakukannya dengan perhitungan.

Masih banyak barang yang bisa dibeli untuk membuatmu puas dan senang. Beli secukupnya agar pengeluaranmu bulan ini lebih sedikit daripada bulan lalu. Kamu bisa melatih diri secara perlahan agar hasilnya maksimal.

loader
Menahan diri dari godaan belanja

6. Tantang diri untuk tidak belanja

Kebanyakan orang mungkin sulit melakukannya, khususnya para shopaholic. Sebab, belanja menjadi medicine atau obat bagi untuk menghilangkan stres akibat kegundahan hidup.

Tapi, mau sampai kapan hidup konsumtif dipertahankan? Sesekali tantanglah dirimu untuk tidak belanja. Misalnya, tidak belanja pakaian baru selama satu bulan, jadi budget-nya bisa ditabung.

Ketika suatu saat kamu dilanda kesulitan finansial, kamu bisa menahan diri untuk tidak belanja dalam sementara waktu. Hal ini tidak membuatmu stres karena sebelumnya kamu sudah pernah melakukannya. 

Baca Juga: 6 Manfaat Paylater, Salah Satunya Bantu Jaga Cash Flow

7. Jauhkan rasa penasaran

Kamu cenderung melakukan hal-hal ceroboh saat penasaran terhadap suatu hal. Misalnya saat penasaran sama koleksi terbaru dari suatu brand, kamu cenderung mencari informasi tentang koleksi tersebut.

Ketika barang tersebut bagus, ujung-ujungnya pasti beli. Buang jauh rasa penasaran kalau akhirnya rasa ini menuntunmu untuk hidup konsumtif.

Lain halnya kalau rasa penasarannya demi dapat ilmu baru, kamu boleh alokasikan bujet khusus. Suatu cabang ilmu bila dikuasai dengan baik bisa mendatangkan pundi-pundi uang. Sama halnya seperti investasi. Kamu akan memanen apa yang pernah dituai.

8. Menambah tanggung jawab

Ketika tanggung jawab bertambah, sifat konsumtif akan terkikis dengan sendirinya. Misalnya, saat punya anak. Kamu otomatis mementingkan kebutuhan anak daripada diri sendiri. 

Tenang, di sini kamu tidak dipaksa untuk punya anak agar sifat konsumtif hilang. Namun, lebih melatih diri untuk ikut bertanggung jawab atas kehidupan orang lain, seperti adik atau keluarga intimu. 

Mencari Uang Itu Susah!

Sewaktu keinginan untuk belanja konsumtif muncul, ingat kalau mencari uang itu susah. Kamu harus bekerja puluhan jam untuk mendapatkan bayaran, itu juga sebatas UMR. Dengan demikian, kamu menjadi bijak untuk mengelola uang yang dimiliki.

Baca Juga: Bagaimana Membuat Rencana Keuangan dengan Gaji UMP?