Apa Itu Chargeback Kartu Kredit? Ketahui Kelebihan dan Kekurangannya
Kalau kamu pernah belanja online atau menggunakan kartu kredit dan menemukan transaksi yang terasa nggak sesuai, misalnya barang nggak sampai, dikenakan biaya dua kali, atau ternyata bukan kamu yang melakukan transaksi, nah mungkin kamu pernah dengar istilah chargeback kartu kredit. Fitur ini bisa dibilang sebagai penyelamat untuk kejadian tidak terduga seperti itu.
Namun ternyata chargeback juga punya kekurangan yang harus diperhatikan. Dalam artikel ini, Cermati akan membahas lebih jelas apa itu chargeback kartu kredit serta kelebihan dan kekurangannya.
Bingung cari kartu kredit terbaik? Cermati punya solusinya!
Apa Itu Chargeback Kartu Kredit?
Istilah chargeback secara umum bisa disebut sebagai pengembalian dana yang dilakukan oleh bank atau lembaga keuangan ketika pemilik kartu mengajukan ketidaksesuaian terhadap transaksi kartu kredit atau mereka anggap tidak sah, atau bermasalah.
Lebih mudahnya, saat kamu menggunakan kartu kredit dan muncul transaksi yang dirasa tidak dilakukan, barang yang dibeli tidak sesuai, atau terjadi kesalahan pengisian nominal transaksi, nasabah bisa meminta bank penerbit kartu untuk men-dispute transaksi tersebut. Pihak bank akan meminta bukti berupa invoice, bukti pengiriman, atau chat komunikasi dengan pihak merchant.
Jika disetujui, bank akan melakukan chargeback, yaitu menarik dana dari pihak merchant atau bank acquiring dan mengembalikannya ke kartumu. Jika tidak terbukti, bank bisa menolak atau nasabah bisa melakukan pengajuan ulang klaim dengan melengkapi bukti tambahan agar kasus bisa ditinjau kembali.
Kelebihan Fitur Chargeback
-
Perlindungan Konsumen
Fitur chargeback kartu kredit pada dasarnya digunakan untuk melindungi pengguna dari transaksi yang bermasalah. Bayangkan saja saat sudah bayar barang lewat kartu kredit, tapi barangnya nggak dikirim-kirim. Nah, saat itulah fitur chargeback ini digunakan. Bank bisa bantu mengembalikan uangmu dengan menarik dana dari pihak merchant. Jadi, nggak perlu panik kalau merasa “ditipu” atau barang tidak sampai.
-
Mendorong Merchant Lebih Bertanggung Jawab
Adanya chargeback membuat merchant lebih hati-hati dalam bertransaksi. Mereka harus memastikan pesanan dikirim sesuai kesepakatan, transaksi akurat, dan komunikasi dengan pelanggan jelas. Karena kalau tidak, dana bisa ditarik balik oleh bank, dan mereka bisa kena penalti dari penyedia pembayaran.
Bahkan merchant yang sering kena chargeback bisa kehilangan akses ke jaringan pembayaran besar seperti Visa atau Mastercard, lho. Jadi, sistem ini juga bikin transaksi jadi lebih sehat dan jujur.
-
Solusi Saat Terjadi Penipuan atau Kesalahan Teknis
Kalau kartu kreditmu dipakai orang lain tanpa izin atau merchant salah input nominal transaksi, chargeback bisa banget jadi solusi. Bank akan menyelidiki, dan jika terbukti transaksi tidak sah, dana bisa dikembalikan sepenuhnya. Sistem ini memang dirancang untuk mengurangi dampak fraud atau kesalahan transaksi yang bisa merugikan pengguna. Jadi, kalau ada yang tidak beres dari transaksimu, langsung ajukan chargeback aja, ya!
-
Belanja Online Jadi Lebih Aman
Salah satu kelebihan lain dari fitur ini adalah membuat lebih aman saat belanja online. Sebenarnya banyak orang yang ragu pakai kartu kredit untuk transaksi digital karena takut tertipu atau datanya disalahgunakan. Nah, dengan adanya fitur chargeback, nasabah jadi merasa lebih aman saat bertransaksi karena tahu dana bisa dikembalikan jika terjadi sesuatu.
Kekurangan Fitur Chargeback
-
Tidak Selalu Disetujui
Walaupun tujuannya baik, tidak semua pengajuan chargeback akan disetujui. Bank akan memeriksa dengan ketat bukti yang nasabah berikan, seperti struk transaksi, email atau chat dengan merchant, sampai bukti pengiriman. Kalau data kurang lengkap atau alasan tidak kuat, pengajuanmu bisa ditolak. Visa bahkan menegaskan bahwa chargeback “bukan hak mutlak,” tapi lebih ke mekanisme kebijakan jaringan kartu yang mengikuti syarat tertentu. Jadi, hasil akhirnya tergantung bukti dan proses investigasi bank.
-
Proses yang Lama dan Melelahkan
Mengajukan chargeback bukan perkara satu klik. Nasabah perlu menghubungi bank, mengisi formulir klaim, menyiapkan bukti, lalu menunggu proses investigasi, yang bisa makan waktu beberapa minggu, bahkan bulan. Bahkan ada juga proses investigasi yang memakan waktu hingga 45–90 hari tergantung kasusnya. Jadi, harus sabar jika mengajukan chargeback.
-
Risiko dan Dampak untuk Merchant
Kalau dilihat dari sisi merchant, chargeback memiliki dampak yang kurang baik. Mereka bukan hanya kehilangan dana dari transaksi yang ditarik, tapi juga bisa kena biaya tambahan dari bank atau penyedia layanan pembayaran. Kalau kasus chargeback terjadi berulang, mereka bisa kehilangan akses ke gateway pembayaran tertentu. Dampaknya, layanan ke pelanggan bisa terganggu, dan harga produk mungkin naik karena mereka harus menutup potensi kerugian.
-
Potensi Disalahgunakan oleh Konsumen
Fitur ini memang dibuat untuk melindungi nasabah, tetapi kadang malah bisa disalahgunakan oleh pembeli. Misalnya, seseorang sudah menerima barang tapi tetap mengajukan chargeback dengan alasan “tidak menerima pesanan.” Hal seperti ini disebut friendly fraud dan lumayan sering terjadi di e-commerce.
Jika hal ini terjadi, hubungan antara bank, konsumen, dan merchant bisa jadi rumit karena sistem perlindungan yang seharusnya adil malah dimanfaatkan secara salah. Oleh karena itu, bank harus melakukan investigasi
Apa Saja Kartu Kredit yang Menyediakan Fitur Chargeback?
Sebenarnya tidak semua kartu kredit secara jelas mempromosikan fitur chargeback. Namun karena chargeback adalah mekanisme yang disediakan oleh jaringan kartu (seperti Visa atau Mastercard) dan bank penerbit, maka secara umum kartu kredit yang diterbitkan oleh bank besar dan jaringan terpercaya dapat memiliki fitur ini. Tapi balik lagi tergantung bank penerbit dan syaratnya.
Jadi sebaiknya, saat memilih kartu kredit, tanyakan langsung ke bank penerbit apakah mereka menyediakan prosedur chargeback, apa saja syaratnya, dan seberapa mudah melakukan pengajuan.
Pastikan juga kartu tersebut berbasis jaringan yang memiliki mekanisme dispute/chargeback seperti Visa atau Mastercard (karena mekanisme ini sering bergantung pada jaringan). Simpan bukti transaksi, komunikasi chat dengan merchant, dan syarat & ketentuan kartu. Hal ini akan sangat dibutuhkan saat mengajukan chargeback.
Pada umumnya kartu kredit dari bank besar di Indonesia yang berafiliasi dengan Visa/Mastercard berada dalam ekosistem yang mendukung chargeback. Nasabah hanya perlu pastikan syarat dan prosedurnya.
Transaksi Jadi Lebih Tenang dan Aman
Fitur chargeback kartu kredit bisa menjadi perlindungan tambahan yang sangat berguna untuk kamu sebagai pengguna kartu kredit, terutama saat terjadi transaksi yang bermasalah, fraud, atau barang/jasa yang dijanjikan tidak terpenuhi.
Jadi, jika kamu ingin membuat kartu kredit atau sudah menggunakan satu, sebaiknya coba ditanyakan kepada bank penerbit tentang syarat dan ketentuan terkait dispute/chargeback. Saat suatu hari transaksi yang tidak terduga terjadi, kamu tahu bahwa kamu punya fitur yang bisa melindungi transaksi. Tidak perlu takut dan merasa was-was lagi saat menggunakan kartu kredit.